Profil Singkat
Odon Monforts, cowok asal Purwadadi, Subang, kelahiran 24 Agustus 1993, menjadikan musik sebagai cara berbagi positive vibes. Berawal dari ajakan ugal-ugalan Syahwanris, sohibnya di Arusderas, Odon kini dikenal sebagai Divisi Lirik dan Gimmick (penulis lirik dan gitaris yang senang gimmick) band tersebut.
Dengan genre folk yang sederhana, Odon merasa lirik punya kekuatan besar dalam menyampaikan pesan. Musik bagi Odon juga jadi ruang refleksi, merespons lingkungan sekitar dan mengolahnya jadi lagu. Salah satu momen paling berkesan baginya adalah ketika seorang pedagang mengenalinya dari video klip lagu “Kalijati.”
Bagi Odon, interaksi saat manggung dan feedback fans—walau sesederhana dalam bentuk instastory lagu mereka—selalu memberi energi baru. Di luar panggung, humor menjadi kunci untuk menjaga hubungan akrab dengan pendengar.
Ke depan, Arusderas fokus menjaga semangat bermusik dan merilis album terbaru. Odon percaya, musik adalah perjalanan, dan setiap langkah kecil, termasuk kritik, justru memperkuat karya mereka. Mari simak wawancara Nyimpang dengan Odon Monforts di bawah ini.
Bisa ceritain sedikit soal diri lu kaya nama asli, tempat/tanggal lahir, bro?
Odon Monforts, itu syudah gue anggap sebagai nama aseli. Hehe, staycation di Bumi bagian Purwadadi, Subang. 24 Agustus 1993, muda dan bersahaja.
Gimana tuh awalnya perjalanan musik lu?
Jujurly, perjalanan gue dalam dunia musik karena dijerumuskan oleh Syahwanris. Tidak ada kenangan berkesan terkait dengan musik saat kecil, hanya sesekali mendengar musik koleksi kaset pita paman.
Siapa musisi yang paling berpengaruh di perjalanan bermusik lu?
Syudah pasti Syahwanris, rekan segrup dan guru gitar saya.
Dalam band ini, lu berperan sebagai apa?
Di Arusderas, jabatan gue sebagai Divisi Lirik dan Gimmick. Diprakarsai oleh ide ugal-ugalan Syahwanris mengajak saya untuk membuat band.
Apa yang menjadi motivasi lu untuk terjun ke dunia musik dan ikut atau membentuk band ini?
Motivasi gue, seperti lirik dalam lagu Silampukau, “Terkenal, terpandang dan banyak uang.”
Adakah momen tertentu yang menjadi titik balik atau alasan kuat buat lu untuk memutuskan terus-menerus dalam bermusik?
Momen ketika ada pedagang gurilem mengenal gue dari video klip lagu “Kalijati.”
Genre musik band ini apa, dan kenapa lu dan anggota band lainnya memilih genre tersebut?
Genre kami, Insyaallah Folk. Bukan kami yang memilih genre, tapi genre yang memilih kami berdasar pada skill di bawah batas Arusderas.
Apa yang menurut lu membuat genre ini istimewa atau unik dibandingkan genre musik lainnya?
Lebih kepada, genre ini sederhana. Cukup dengan gitar bolong ala kadarnya.
Apakah lu merasa genre ini bisa menyampaikan emosi atau pesan yang lu ingin bagikan ke pendengar? Kalau iya, apa yang biasanya ingin lu sampaikan dalam lagu-lagu?
Bisa, karena kami selalu percaya dengan kekuatan lirik, dan kami ingin menyampaikan positive vibes di lagu-lagu kami.
Apa tantangan terbesar yang pernah lu hadapi sebagai anggota band ini?
Tentu, membagi waktu antara main band dan ibadah adalah tantangan terbesar gue.
Gimana caranya lu menghadapi kritik atau tekanan dari luar yang berhubungan dengan band?
Kritik adalah bagian dari karya. Karya yang tidak ada kritik adalah karya yang tidak dirilis.
Apakah lu merasa dunia musik mengubah cara pandang lu terhadap kehidupan? Kalo iya, gimana caranya?
Jadi lebih peka terhadap lingkungan atau sekeliling, dengan mengubahnya menjadi lagu.
Apa momen paling berkesan atau menyenangkan yang pernah lu alami bersama band ini?
Momen berkesan, jadi banyak kenalan dan teman. Yang sebelumnya agak kesulitan dalam berinteraksi.
Adakah pengalaman yang membuat lu merasa down atau tantangan emosional yang pernah lu rasakan selama berada di band?
Tidak ada, karena kami menjalaninya dengan perasaan senang-senang.
Menurut lu, apa perbedaan utama antara keseruan ketika manggung dibandingkan dengan proses latihan atau rekaman?
Interaksi dengan banyak orang ketika manggung, itu yang tidak didapat di latihan atau rekaman.
Gimana tuh lu dan band biasanya berinteraksi dengan audience atau penggemar saat tampil maupun di luar panggung?
Humor adalah bagian terpenting dalam berinteraksi menurut kami. Hehe.
Apakah ada momen yang sangat berkesan dengan penggemar yang ngebikin lu lebih termotivasi?
Ketika ada orang memakai lagu kami di instastory-nya. Itu sudah menyenangkan kami. Apalagi ditambah mensyen akun instagram kami.
Gimana feedback dari penggemar mempengaruhi cara lu dalam berkarya atau memilih lagu?
Dalam berkarya, kami cenderung membuat apa yang diri sendiri suka dulu. Sisanya semesta yang bekerja. Anjay, Indieee.
Setelah menjalani perjalanan bersama band ini, kesan atau pelajaran hidup apa yang lu dapatkan?
Networking is everything.
Gimana peran band ini dalam pengembangan diri lu, baik secara musikal maupun secara personal?
Secara musikal, jadi lebih mengenal berbagai genre musik melalui band teman-teman yang lain. Secara personal, sebagai Divisi Lirik dan Gimmick, jadi ada alasan untuk lebih banyak membaca situasi, dan menuntut lebih kreatif urusan gimmick dan strategi.
Apa rencana lu dan band ini ke depannya? Ada tujuan tertentu yang ingin dicapai?
Rencananya adalah untuk tetap menjaga marwah bermusik kami, menjaga supaya api-api itu tetap menyala, dan tujuan terdekat adalah Released Album, doain. Hehe.
Aamiin, Bro. Semoga cepat tercapai.
Kalo ada pesan yang pengen lu sampaikan ke penggemar atau orang-orang yang mendukung lu, apa itu?
Tetaplah menjadi haters kami yang asyik nan berisik.