Saya hampir gak pernah konsumsi konten horor, supranatural, paranormal, atau apapun itu jin dan hantu-hantuan sampai sekarang: malam Jumat di awal bulan Oktober 2024. Malam Jumat ini saya malah jadi nunggu-nunggu video terbaru channel YouTube Ghost Ranger Indonesia yang semenjak menonton mereka, hidup saya berubah.
Saya orang yang takut banget hantu. Maklum, sejak kecil tontonan saya Pocong Mumun, Si Manis Jembatan Ancol (versi Ade Juwita yang lejen banget itu), dan film-film Suzana. Beranjak dewasa, meskipun sudah ditempa beban hidup yang bikin suicidal thoughts muncul, saya tetap takut sama hantu. Sesimpel kalau ke kamar mandi tengah malam saya selalu minta temenin, dan gak berani bobo sendiri. Iya, separah itu takut sama hantu tapi giliran sama Tuhan kaya gak ada takut-takutnya.
Saya selalu berpikir hantu adalah sesuatu yang paling menyeramkan, lebih menyeramkan daripada mantan yang suka tiba-tiba datang bilang kangen. Heu. Saya gak pernah juga konsumsi tontonan semacam itu karena menurut saya gak masuk akal. Masa iya orang kesurupan adem-ayem dan mendadak tahu semua hal hanya melalui aksi berbicara dengan arwah. Bayangkan, kalau memang iya begitu: berapa banyak kasus-kasus selain pembunuhan yang bisa diselesaikan tanpa drama panjang negara dan penegak hukumnya. Sebut saja kasus kopi sianida, Munir, Marsinah, dan atau kasus-kasus lain gitu. Tapi, Ghost Ranger emang laennn!
Berbekal peralatan teknologi yang harganya bisa untuk ngerokok Marlboro Merah setahun, dua orang yang namanya Erik dan Dika ini aktif menelusuri keberadaan entitas lain di tempat-tempat terbengkalai. Random saja mereka. Tempat rekomendasian teman, netizen, atau followers mereka sekalipun. Mereka pakai banyak device untuk berkomunikasi dan memverifikasi entitas lain itu.
Erik, dengan segala pengetahuan dan pengalamannya terlihat keren menggunakan alat-alat canggih itu. Beda dengan saya yang pakai AI aja masih ancur-ancuran. Beberapa alat dioperasikannya seperti spirit box. Spirit box, yang cara kerjanya (buat saya yang gaptek ini) mirip seperti walkie-talkie yang bisa menangkap suara jin (atau hantu atau setan). Singkatnya, alat ini bisa bikin kita ngobrol sama mereka yang disebut ‘jin’ itu. Ini menarik, karena buat saya yang hampir tidak pernah melihat hantu, saya jadi paham bahwa Oh yang kaya gitu tuh bisa ngomong juga ya…
Itu untuk audionya. Untuk visualnya, Bang Erik (biar sok akrab) pakai juga aplikasi dan perangkat yang bisa mendeteksi jin melalui gelombang elektromagnetik, perubahan suhu, dan lain-lain. Intinya, kalau di salah satu device itu mendeteksi keberadaan makhluk lain, mereka ini langsung verifikasi pakai alat lain juga dan it works. Jauh lebih meyakinkan ketimbang video-video konten kerasukan (buat saya ya). Yang bikin saya kagum, di manapun mereka melakukan penelusuran, jin yang berbicara itu pakai bahasa daerah tempat itu, dan saya amazed yang kaya: Gimana mau disetting anjir?! ya bisa aja sih disetting tapi ngelihat dari video yang editnya malas-malasan (jatuhnya natural dan realistis parah), saya gak yakin mereka punya effort buat nyetting-nyetting.
Ditambah Dika, si sompral yang jago banget foto-foto hantu candid. Udah gitu, mereka ini live action. Jadi buat saya, gak mungkin ada celah ngedit foto. Apalagi prosesnya terekam langsung di kamera.
Dedemit Air dan Kematian Sepupu Saya
Ada sebuah kasus yang bikin saya ingat sama kematian sepupu saya. Kasus waktu Bang Erik dan Bang Dika ngunjungin pabrik terbengkalai dengan memunculkan sosok dedemit air. Wah, itu episode terparah sih. Bahaya laten itu!
FYI, saya diceritain sama keluarga besar. Waktu kecil sekitar umur 6 atau 7 tahun, almarhum sepupu saya ini pernah diculik “Kelong Wewe” 3 hari. Maklum, Karawang dulu masih sangat banyak kebun dan hutannya, ya. Sekitar tahun 80an lah. Kemudian, 3 hari menghilang, sepupu saya ini ketemu di tengah-tengah hutan dengan kondisi sudah hilang kesadaran, hilang kemampuan bicara dan berpikir seperti dia sebelumnya. Saya bingung mau menyebut apa, tapi orang-orang menyebutnya idi*t.
Puluhan tahun kemudian, saudara saya hanyut di sungai di dekat rumahnya (sungai besar). Hal itu jadi kasus besar di kota saya pada tahun tersebut. Tim SAR sudah dikerahkan, dan segala tempat hingga alirannya sudah disisir. Tapi kemunculannya masih nihil.
Beberapa hari kemudian, mayat sepupu saya mengambang di air. Dengan kondisi yang tentu sudah gak karuan. Waktu itu saya masih SMP dan saya gak lihat jenazahnya. Bahkan seumur hidupnya, saya juga gak pernah lihat dia. Yang jelas, banyak yang bilang kalau dia diambil dedemit air. Saya jadi berpikir, kalau iya sepupu saya memang meninggal karena diambil dedemit air, betapa menyedihkannya dia.
Bangsa Jin juga Punya Perasaan Ternyata
Satu video yang bikin saya menangys adalah ketika Ghost Ranger mendatangi rumah angker. Pas beraksi dengan alat-alat canggihnya, mereka berhasil komunikasi sama satu sosok ‘diduga’ pocong. Sedihnya, yang pocong ini ungkapkan selalu “Saya tunggu dia.” “Dia tinggalkan saya.” anjir bisa-bisanya gue nangys gara-gara pocong piaraan ditinggalin.
Ceritanya, itu rumah pernah dipakai usaha tempat makan, lalu dikontrakkin. Dikontrakkin ke semacam ‘dukun’ gitu, dan akhirnya si dukun ini tiba-tiba pindah dan entah ke mana. Semenjak ditinggalin, itu pocong suka nampakkin ke warga sekitar yang ngelewat, dan tau kenapa?
Pocongnya suka nampakkin diri ke orang yang lewat karena dia selalu mikir itu ‘tuannya’. Di sini deraslah air mata saya. Saya membayangkan Hachiko, si anjing yang selalu nungguin tuannya. Sedih banget gak, sih? Pocongnya bahkan gak tahu kalau majikannya sekarang pindah ke mana. Padahal kalau dipikiran kita mah, ya.
“Lah kan lu pocong. Lu kan makhluk ghaib. Ya kali gak bisa ngikutin tuan lu atau nyari-nyari informasi gitu. Orang lu mau ke mana-mana bebas kan? Tembok aja tembus.”
Tapi gimana kalau selama ini dia juga hidup di dunia seperti kita? yang kalau gak makan dia lapar, yang kalau gak punya kekuatan dia gak bisa jalan. Gimana kalau dunia mereka lebih jahat daripada dunia kita? Gimana kalau di dunia mereka berlaku juga hal-hal semacam miskin-kaya, privilege good-looking dan enggak, diskriminasi, dan lain-lain.
Dunia Bukan cuma Punya Kita
Saya pernah dengar kalau jin (atau hantu atau setan) suka tempat yang kotor-kotor. Tapi ada satu video Ghost Ranger Indonesia yang nunjukkin kalau hantu juga go green anjir! Please, deh. Manusia gak usah fitnah-fitnah jin suka tempat yang kotor-kotor, lah. Di sebuah penelusuran, Bang Erik dan Bang Dika nunjukkin kalau bangsa ‘mereka’ marah dan suka nampakin diri karena manusianya ngeyel. Kebun itu bukan tempat buang sampah! Jadi gak usah deh buang-buang sampah sembarangan kalau gak ingin dinampakin setan. Kan katanya hidup jangan saling ganggu. Lah setannya diem aja malah manusianya ganggu. Giliran diusik misuh-misuh:(
Iya, bisa jadi mereka suka tempat yang lembab, tapi gak berarti kita bisa mikir kalau dunia ini cuma punya kita. Tetap cintai kebersihan, karena setan juga ogah rumahnya dijadiin tempat sampah mah. Iya kita punya kemampuan nyentuh dan ngambil sampah, mereka kan enggak. Lagian sampah-sampah kita, masa mau ngerugiin mereka juga. Ini dengar ya, jangan lagi kalian kencing dan buang sampah sembarangan!
Kesimpulan dan Pelajaran yang Bisa Saya Ambil
Jujur, saya gak rajin-rajin amat ibadah. Kadang kalau lagi ngerasa hidup saya kaya taik banget juga saya sering nyeleneh “Ya Tuhan, lu tuh ada beneran kaga sih?!” sering juga mikir kalau Tuhan tuh cuma akal-akalan dan bikinan manusia aja biar dunia gak chaos-chaos banget. Tapi lewat video-video Ghost Ranger Indonesia, minimal saya jadi sadar lah kalau banyak kok hal yang saya gak tahu.
One day, kalau saya lagi capek sama hidup dan kepikir buat bundir, saya jadi mikir
“Astaga, kalau nanti aku gak punya kemampuan buat sebat lagi gimana, ya? Bersihin sampah yang dibuang makhluk lain aja aku gak bisa, apalagi nyebat?!”
Saya tidak bisa membayangkan bangsa mereka yang gak punya kemampuan seperti kita, yang hidupnya kesepian, yang terus-terusan dianggap gak ada, udah gitu katanya hidup mereka kan lama ya. Jadi bisa bayangin betapa bosan dan sedih kalau kesepian di waktu yang lama. Seperti pocong yang nunggu dijemput tuannya:(
Pokoknya, channel ini bikin saya lebih mawas diri daripada channel-channel keagamaan dan kesurupan lain. Tayangan mereka bikin saya menyelami kesedihan dan penderitaan makhluk lain, karena kan kadang gitu ya. Manusia suka ngerasa superior. Jangankan sama yang keliatan, deh. Sama hewan dan tumbuhan aja udah semena-mena itu manusia demi cuan dan pembangunan. Anjay. Sukak! Kalian wajib nonton, sih.
Subrek di sini biar nyambung ngobrol sama saya ke depannya karena saya bakal terus ngomongin mereka dan video-videonya.