Perjalanan Jessica Puteri Wilhelmina membuktikan bahwa seni bisa menjadi ruang bercerita, bereksplorasi, dan membangun solidaritas.
Melukis sambil Bercerita ala Jessica Puteri Wilhelmina

Profil Singkat
Kenapa melukis? Buat Jessica Puteri Wilhelmina atau akrab disapa Jessica, kanvas bukan sekadar media gambar, tapi cara buat bercerita. Karya-karyanya banyak menyoroti isu keberagaman dan kehidupan perempuan.
Salah satunya, lukisan Negeri Khatulistiwa (2018), yang menggambarkan enam rumah ibadah berdampingan di bawah satu langit—sebuah harapan untuk Indonesia yang lebih rukun.
Selain itu, di Hari Perempuan Sedunia 2025 pada acara Ruampuan, Jessica menampilkan lukisannya yang berjudul Enjoying Carina Nebula yang terinspirasi dari hasil teleskop James Webb dan Bumi Manusia-nya Pramoedya Ananta Toer. Perpaduan antara astronomi dan sastra ini mencerminkan kecintaannya terhadap eksplorasi pengetahuan dan seni.
Lalu gimana perjalanan Jessica di dunia seni lukis? Apa suka-dukanya? Dan kenapa attitude itu sepenting skill dalam berkarya? Simak obrolan lengkapnya di wawancara berikut ini:
Halo, Kak Jessica, boleh cerita sedikit tentang diri Kakak?
Halo! Perkenalkan, saya Jessica Puteri Wilhelmina. Saya lahir di Jakarta dan besar di Bandung, tetapi Purwakarta adalah kampung halaman saya sejak kecil. Setiap Lebaran, saya selalu pulang ke sana untuk sungkem ke eyang putri dan kakung. Saya memiliki darah seni dari ayah, dan keluarga besar beliau berasal dari Purwakarta. Sejak 2,5 tahun lalu, saya memutuskan menetap di sini dan berkarya.
Karya pertama saya di Purwakarta adalah melukis untuk cover buku Meja Makan Keluarga: Kumpulan Cerpen karya Abdul Majid, yang diterbitkan oleh Pustakakipress-nya Nyimpang.
Perjalanan seni saya sendiri banyak singgah-singgahnya. Saya waktu itu kuliah S1 Akuntansi di Universitas Widyatama pada 2002, tetapi merasa jenuh karena kurang ada unsur seninya. Di saat yang bersamaan, saya memutuskan belajar modelling di OQ Modelling School.
Setelah lulus kuliah, saya sempat menekuni berbagai profesi, mulai dari banker, make-up artist, hingga perancang kebaya. Interaksi saya dengan banyak perempuan dalam berbagai profesi kemudian menjadi inspirasi utama dalam karya-karya saya yang mengangkat keberagaman.
Pada 2018, saya menampilkan karya Negeri Khatulistiwa, yang menggambarkan enam rumah ibadah dari enam agama di Indonesia yang berdiri berdampingan di bawah satu langit. Saya melukis ini di tengah maraknya isu SARA yang memicu perpecahan. Melalui karya tersebut, saya ingin menyampaikan harapan agar negeri ini tetap hidup rukun, aman, dan damai.
Kak Jessica sendiri sehari-harinya sibuk apa nih?
Saat ini, saya masih aktif berkarya dan menjadi perempuan di balik akun @rupapwk.
Sejak kapan dan kenapa Kakak tertarik dengan dunia seni lukis?
Sejak kecil, saya sudah hobi menggambar. Setelah dewasa, saya mulai kembali menekuni melukis pada 2016 dan mulai berpameran sejak 2017 hingga sekarang. Pameran terakhir saya adalah Art Jakarta 2024. Saya suka melukis karena bagi saya, kanvas adalah media untuk bercerita. Selain melukis, saya juga beberapa kali diminta membacakan puisi di pembukaan pameran, seperti saat Pameran Perempuan di Museum Basuki Abdullah, Jakarta, serta di Pendhapa Art Space, Yogyakarta.
Kalau inspirasi atau ide melukis biasanya datang dari mana?
Inspirasi bisa datang dari mana saja—dari apa yang saya lihat, rasakan, dan dengar.
Bagaimana suka-duka berkecimpung di dunia seni lukis?
Melukis mengajarkan saya untuk mengolah rasa, berkarya dari hati, dan jujur terhadap perasaan sendiri. Sejak menjadi pelukis, saya merasa lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Namun, di sisi lain, seni yang sangat erat kaitannya dengan emosi juga membuat saya lebih mudah mellow.
International Women’s Day (IWD) baru saja terlewati. Apa pendapat Kakak soal IWD?
Menurut saya, IWD adalah momen bagi perempuan untuk saling mendukung tanpa terkecuali. Saya percaya perubahan bisa dimulai dari solidaritas ini.
Oh iya, dengar-dengar Kakak ikut berkontribusi dalam momentum Ruampuan di Hari Perempuan Sedunia tahun ini. Bisa diceritakan tentang lukisan yang Kakak tampilkan?

Lukisan yang saya kontribusikan di Ruampuan ini berjudul Enjoying Carina Nebula—yang terinspirasi dari James Webb Space Telescope (JWST). Ini adalah teleskop luar angkasa pertama NASA yang diluncurkan pada Agustus 2022.
Saat itu, NASA merilis lima foto luar angkasa hasil jepretan JWST yang sangat jernih dan detail, salah satunya adalah Carina Nebula. NASA menyebut ini sebagai era baru dalam memahami semesta dengan segala misterinya.
Karena saya tertarik dengan astronomi, saya mencoba mengangkat fenomena ini dalam sebuah karya seni. Lukisan saya menampilkan sosok perempuan yang sedang duduk sambil memegang buku Bumi Manusia. Kebetulan, ini juga bertepatan dengan peringatan 100 tahun Pramoedya Ananta Toer. Saya sangat mengagumi karya beliau, sehingga ingin menggabungkan elemen sastra dan astronomi dalam satu karya.
Apa kesan yang Kakak dapat dari acara Ruampuan di Hari Perempuan Sedunia di Purwakarta?
Acaranya terasa hangat dan penuh kekeluargaan. Semua peserta pameran dilibatkan secara aktif, dan ada banyak diskusi kecil yang menarik. Saya menyebutnya sebagai pameran silaturahmi karena bukan sekadar ajang pamer karya, tetapi juga wadah untuk membangun koneksi yang lebih dalam antar peserta. Semoga dampaknya berkelanjutan setelah ini.
Apa pesan Kakak untuk para perempuan yang ingin berkarya di dunia seni berkaitan dengan Hari Perempuan Sedunia?
Jadilah diri sendiri, percaya diri, dan terus berusaha menjadi versi terbaik dari diri kalian. Saya juga ingin membagikan pesan dari mentor saya saat pertama kali terjun ke dunia seni lukis. Kata-kata ini masih saya pegang hingga sekarang:
“Jessica, jaga attitude di mana pun berada—baik di dunia nyata maupun di media sosial—karena itu sepaket dengan karyamu yang akan dibawa ke mana-mana.”
Selamat Hari Perempuan Sedunia untuk semua perempuan hebat di seluruh penjuru negeri!
Leave a Comment