Sebagai media yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat, televisi Indonesia seharusnya memainkan peran yang lebih positif dan mendidik, tapi ya udah, lah. Televisi sekarang juga gak gitu banyak digandrungi. Wong sebagian orang udah pada pindah ke medsos, kok. Mayoritas orang sekarang udah bisa seharian gak nonton TV, asal megang hp. Abigail dapat penghargaan juga tahunya pada dari Twitter, kan? Heheh.
Udah lama juga saya gak nonton TV lokal. Bukan sombong, tapi TV Bapak saya dijual. Sedangkan kalau di Bandung, yang punya TV lebih sering main PS. Ya ada untungnya juga sih, meskipun jadi gak pernah nonton lagi Preman Pensiun, tapi setidaknya saya bisa mengurangi dosa saya yang sesekali anteng nontonin Silet atau Obsesi, kadang-kadang program Brownis juga deng.
Meskipun sampah, tapi kita harus selalu apresiasi dan support setiap program yang ditayangkan di televisi, setidaknya mereka masih menghasilkan uang daripada laman Instagram saya. Saya mau flashback beberapa acara televisi yang mungkin bisa jadi pengingat bahwa tayangan kita itu berkualitas, kok. Berkualitas buruk. Hehe:(
Melalui jurnalnya, Dian Arymami bilang memang gak heran kalau misalkan pada periode itu (sekitar 2000-an), televisi banyak menayangkan program yang ‘seolah-olah direkam melalui kamera tersembunyi. Ya contohnya Playboy Kabel ini, yang kalau dipikir-pikir ngapain juga ngecek kesetiaan pasangan. Giliran waktunya selingkuh kebuka mah ya kebuka aja padahal, dan gak usah sengaja diumpan gitu.
Tapi Dian bilang, emang wajar kok tahun segitu (bahkan mungkin sampai saat ini juga), karena voyeurisme (pengamatan diam-diam) lewat kamera tersembunyi hingga kini jadi daya tarik utama buat memuaskan rasa ingin tahu kita buat mengamati ranah privat orang lain. Dian juga mengutip Ann Patchet yang nulis kalau “It is a miraculous thing to be able to watch the person you love undetected.”
Ya memang asyik aja gitu ngelihat reaksi orang kalau gak di depan kita gimana. Ya kebanyakan manusia kan memang sekepo itu.
Selain Playboy Kabel, ada juga program Termehek-mehek, Ups Salah, Tolooooong!!!, Katakan Cinta, Katakan Putus, sampai program pinjam dulu seratus. Hm. Ya intinya begitu lah ya kualitas tim kreatif bidang pertelevisian Indonesia. Ya, contoh yang agak inovatif sedikit kita punya Reportase Investigasi misalnya. Tutorial membuat bakso ikan dari daging ikan sapu-sapu yang begitu dimakan langsung rajin melakukan pekerjaan domestik, atau membuat kikil dari kulit jaket dan sepatu. Itu kan sangat inovatif dan jauh lebih revolusioner ketimbang reality show yang cuma mengandalkan tema percintaan yang tidak bikin otak berkembang gitu ya. Hm meni si paling ingin otak berkembang cenah. Ya tapi emang iya, kan. Orang mah baru bisa bikin protein dari kecoa, dari benda yang hidup. Indonesia sudah bisa mengolah limbah pakaian jadi protein. Salute!
Tapi makin ke sini, televisi makin gak layak tonton. Belum lagi iklan mars partai, pentas gaya lenong yang banyak jatoh-jatohan di properti gabus, sampai acara pencitraan 86: Siap ke TKP, siap hapus jejak pembunuhan oleh komandan. Padahal, Indonesia bisa saja membuat acara pencitraan yang lebih realistis untuk polisi seperti percobaan membangunkan polisi tidur, gitu.
Lama meninggalkan TV, santer berita Abigail Manurung Meraih Penghargaan Jargon of The Year di Indonesia Trending Awards 2023. Beuh kata guel teh. Ya sudah, lah. harusnya kita kan sudah gak kaget sama yang kayak gitu. Duta Pancasila aja yang bilang lambang sila kelima Bebek Nungging, kok. Wulan Guritno juga wacananya jadi Duta Anti Judi Online, kan? Saya rasa kita harusnya sudah mulai gak ngasih perhatian lagi sama budaya sensasi, lah.
Untuk jajaran tim kreatif MNC TV, saya rasa ada beberapa jargon yang lebih layak masuk nominasi dan menang penghargaan, seperti:
- #MeToo
- #ReformasiDikorupsi
- #ClimateActionNow
- #FreePalestine
- #KasusKorupsiMobile8
- #HaryTanoeVSKejagung
- #BerasBansosRudyTanoe
- #NyalegSekeluarga
atau kalau mau yang lebih nyentil koalisi dari partai sebelah bisa masukkan jargon ini ke dalam nominasi:
- #ApaKabarLumpurLapindo
- #17TahunLumpurLapindo
- #UsutPelanggaranHAM1998
Itu sih ide aja, kalau gak mau ya udah, nanti Nyimpang bikin nominasi sendiri.