Ibu 1
aku baru saja mengerti, engkau telah mengalami
aku baru saja merasakan tetapi engkau telah berulang kali mengalaminya
aku masih mencoba berusaha untuk, sedang engkau telah melakukan banyak hal
aku baru semalam menahan kantuk untuk mendoakanmu
sedang rembulan telah begitu akrab dengan merdu suaramu
saking seringnya engkau mendoakan aku, Ibu
Ibu, doa-doamu betapa tak terhingga jumlahnya
untukku, anak-anakmu
Ibu, berbulan-bulan engkau mengandung aku
sehingga aku mendapatkan nikmatnya alam rahim
engkaulah yang melahirkanku
sehingga aku mendapatkan nikmatnya kehidupan
engkau yang menyusuiku
sehingga aku ada dan merasakan
begitu nikmatnya hidup ini
Ibu, adalah sebuah kesalahan apabila aku tak menjadikan engkau segala-galanya dalam kehidupan
sedangkan aku adalah segala-galanya bagimu
dan akan kutapaki jejak-jejakmu yang menuntunku ke surga, Ibu
Ibu 2
Temanku berkata.
“Enak, ya, jadi Kamu.
Sejak kecil aku membesarkan putriku,
setelah dewasa Kamu membawanya keluar dari rumah
menjadi memilikinya
dan sampai mengambil alih tanggungjawab atasnya.”
Demikian ia bercerita.
Temanku yang lain berkata.
“Enak betul jadi gadis itu.
aku yang mendidikmu sejak kecil
yang membiayaimu hingga tumbuh besar
namun setelah itu Kamu lebih memilih
untuk hidup sampai mati dengannya
daripada bersamaku.”
Demikian curahan hatinya.
Dan aku menjadi seperti anak kecil yang hujan-hujanan
perkataan mereka membuatku menggigil tapi seru
Dan temanku yang lainnya lagi berkata
Bahwa selama Kita menganggap seorang mertua itu adalah mertua
bukan sebagai Ibu Kita juga
maka selama itu ia adalah orang asing.
Pada perbincangan yang bergulir seperti mesin pemotong daging itu aku berkata
Bahwa aku adalah orang asing bagi yang membenciku
Dan seseorang yang mencintaiku adalah Ibu
Sebab ia tentu merawatku sebagaimana seorang Ibu
yang merawat anaknya di waktu kecil
Ibu adalah setiap orang yang mencintaiku
yang mewariskan jejak penuntunku ke surga
Ibu 3
Ibu adalah sumber
tempat Kita berawal dan bertumbuh
Ibu ibuku adalah bumi
tempat dimana semuanya terlahir dan tumbuh
Bumi pun mencintai
merawat Kita semuanya sejak awal hingga akhir
ia memeluk di kala Kita tertidur
ia menjaga di saat Kita bekerja
Bumi adalah si paling ibu
yang juga menyediakan surga
meski tak bertelapak kaki karena hanya punya muka
ia tetap mempunyai cita-cita yang mesti diperjuangkan
Bumi adalah si paling ibu
Apalagi Tuhan Yang Maha tunggal
Ibu 4
Ibu ada Empat
ia yang melahirkanmu dari rahimnya dan juga menyusuimu
ia siapa saja yang membimbing serta merawat dan melindungimu
ia bumi yang telah menjadi sumber pijakan kehidupan
Dia Tuhan Yang merupakan sumber dari segala sumber kehidupan
Ibu Kita tidak mungkin mati
dan surgamu di telapak kakinya tidak akan pernah hilang
Ibu Kita tidak pernah mati
dan cita-citanya abadi untuk terus Kita perjuangkan
Ibu Kita tidak pernah mati
dan surga di telapak kakinya tidak pernah berhenti untuk membahagiakan Kita
Cikampek, 10 Januari 2022