
Berlatar tahun 1999, You and Me and Me bercerita tentang kehidupan sepasang saudara kembar identik. Keduanya begitu akrab dan selalu berbagi apapun satu sama lain. Keduanya juga suka pake nipu dengan mengandalkan wajah kembar mereka. Misalnya nonton bioskop berdua pake satu tiket, makan all you can eat bergantian. Sampai suatu ketika muncullah seorang pria yang membuat keduanya jatuh cinta. Pertanyaanya adalah apakah cinta pria ini bisa mereka bagi juga?
Sebelum membahas lebih jauh mari kita berkenalan dulu dengan tokoh utama film ini, yaitu si Kembar.
Yang pertama adalah You. You ini punya ciri mata agak sayu, rambut yang sering diselipkan di belakang telinga dan agak feminim. Sedangkan Me memiliki mata cerlang, tahi lalat di pipi, dan sedikit tomboi.
Keduanya punya peraturan bahwa yang lahir duluan adalah adik (kalau gak salah You jadi kakaknya deh). Kemudian ada Mark, siswa blasteran yang disukai oleh kedua saudara kembar ini.
Apabila selama menonton kalian mengira film ini diperankan oleh aktris kembar sungguhan karena chemistry keduanya begitu cocok, maka selamat kamu kena prank. Faktanya adalah pemeran You dan Me hanyalah satu orang saja yakni Thitiya Jirapornsilp.
Dua sutradara yang menggarap film ini menggunakan efek Split Frame dan body doubel untuk menghadirkan citraan manusia kembar. Editannya terasa sangat mulus, sih.
Oh iya fakta lucunya justru yang beneran kembar adalah sutradaranya sendiri yakni Wanweaw Hongvivatana dan Weawwan Hongvivatana. Jadi apakah ini cerita berdasarkan pengalaman mereka berdua?
Kembali lagi membahas latar waktunya, nih. Jadi di tahun 1999 sempat ada rumor yang mengatakan bahwa dunia bakal segera kiamat di tahun itu juga.
Kayaknya tiap generasi emang ngerasa bahwa kiamat bakal terjadi di masanya. Nah, latar seperti ini tuh kalau dilihat dari segi unsur intrinsik film bukan ditempel asal-asalan tapi juga karena nyambung dengan konflik yang terjadi di antara You dan Me.
Konflik antara You an Me karena pria bernama Mark itu membuat hubungan keduanya merenggang. Dari yang tadinya keduanya terbuka cerita apa saja, jadi agak menutup diri. Dari yang tadinya kalau beli es krim dibagi dua bareng pun kini berbaginya malah sama si pria Mark.
Konflik cinta di sini tuh beneran khas remaja banget. Cemburu-cemburuan, cemberut-cemberutan, slek dikit juga.
Sebagai penonton kita juga dibuat tidak berpihak pada siapa pun di sini. Si Mark juga bukan cowok bajingan yang suka mempermainkan perempuan. Malahan si Mark inilah yang sempat ditipu oleh si kembar. Sebab suatu hari si kembar ini tukar identitas supaya bisa gantian pacaran sama si Mark, dan reaksi si Mark pas tau ya ngambek~
Selain konflik cinta masa remaja, konflik rumah tangga juga hadir di sini. Hubungan orang tua si kembar dalam kondisi hampir bercerai dan kedua orang tua mereka telah mengatur untuk berbagi hak asuh. Bagi keduanya yang selalu bersama sejak lahir, perpisahan karena perceraian terasa amat memilukan.
Film ini diproduksi oleh Rumah Produksi GDH. Bagi pecinta film Thailand tentu tahulah bahwa GDH adalah alamat yang tepat untuk film Thailand berkualitas unggul. Banyak film bagus yang sudah dibuat oleh rumah produksi ini diantaranya How to Make Million Before Grandma Dies, Bad Genius, Home for Rent, Oh My Girl, Not Friends, dan lainnya.
Di akhir film, ada adegan yang rasanya kalau dilihat oleh kita nih sebagai penonton film di Indonesia terasa sangat sinetron. Hampir jemu sih saya pas nontonnya sebab terasa dibawa ke tontonan masa kecil sinetron Bidadari-nya Marshanda. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, ya adegan begini yang emang paling cocok dengan jalinan konflik yang sudah dirajut sebelumnya.
Saya jamin ini tuh film bagus. Kamu pas nonton bakal merasa terenyuh, tersentuh, senyum-senyum sendiri, dan merefleksikan arti hubungan kita dengan orang-orang terdekat.
Akhir kata dari saya: Wabillahi Taufiq walhidayah – Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh!