
Bayangkan dirimu adalah orang tua, kamu memiliki anak yang sangat kamu cintai, lalu kamu merawatnya sebaik mungkin, memberi asupan makanan yang penuh gizi, memberi cinta, perhatian, dan kasih sayang. Meskipun ya tidak setiap hari sabar karena tentu saja pas ngeselkeun mah aya lah saeutik gegerendeng na jero hate.
Kamu masukkan ia ke sekolah dan di sekolah ia mendapat Makan Bergizi Gratis (MBG) dari penyelenggara negara. Sementara berita demi berita yang berseliweran di media mengabarkan bahwa banyak anak yang menyantap Makan Bergizi Gratis keracunan, kejang-kejang di IGD, dan yang lebih parah mungkin tak bisa juga dibayangkan.
Bagaimana perasaanmu? Cemas, khawatir, takut tentu saja.
Per September 2025, menurut Jaringan Pemantau Pendidikan Indoonesia (JPPI), tercatat sekitar 6.452 kasus keracunan akibat menu MBG yang tersebar di berbagai daerah. Kasus keracunan yang paling parah terjadi di Kabupaten Bandung Barat, lebih dari 1.300 siswa mengalami mual, muntah, sakit perut, dan kejang-kejang saat dibawa ke rumah sakit usai menyantap menu MBG. Atas peristiwa itu, pemerintah setempat pun menetapkan kejadian ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Pemerintah memang bereaksi cepat lewat kementrian pangan yang menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pengelola dapur yang menyiapkan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bermasalah. Namun ingatan masyarakat tentu tak mudah lupa saat Presiden Prabowo mengklaim keberhasilan MBG 99,9 persen dan jumlah keracunan hanya 0,005 persen. Pernyataan ini dengan jelas menganggap bahwa anak-anak yang keracunan tu hanyalah statistik, bukan nyawa yang berharga.
Bila dicermati ulang, sesungguhnya banyak kejanggalan pada proyek ambisius Prabowo ini. Meskipun niatannya bagus untuk meningkatkan gizi anak dan menurunkan angka stunting namun niat bagus saja tak cukup, tapi kami rasa implementasinya harus dikerjakan sebaik mungkin. Masih banyak hal kacau dari mulai perencanaan, transparansi hingga pelaksana yang inkompetensi.
Lagian, anggaplah Prabowo keceletot ngomongin MBG pas kampanye dan kagok edan saja mungkin begitu. Tapi, bukankah alangkah lebih baik jika mengakui bahwa program MBG tuh gak masuk akal sama sekali, ya?
Kita sorot saja secara langsung dari cara Badan Gizi Nasional (BGN) yang tidak menggunakan mekanisme tender dalam menentukan mitra yang menyiapkan makanan untuk anak-anak. Dengan mekanisme tender, maka secara alami BGN akan mendapatkan mitra terbaik, tanpa mekanisme tender, program ini rawan disusupi korupsi dan nepotisme. Ya atuh anjir pakai tender aja banyak yang bodong, kan?!
Sebagai bentuk aksi penolkan atas program MBG ini sejumlah ibu di Yogyakarta yang tergabung dalam gerakan Suara Ibu indonesia berkumpul di sisi timur bundaran UGM pada Jumat, 26 September 2025.
Mereka berkumpul sambil membawa peralatan masak seperti panci, wajan dan alat makan dan dipukul ramai-ramai. Tuntutan mereka jelas yaitu meminta penyelenggara negara untuk menghentikan program MBG karena telah berulangkali terjadi keracunan masal yang dialami para siswa setelah menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis.
Keracunan makanan bukan hanya satu-satunya soal mbg, ada banyak hal lainnya seperti mitra pengelola dapur yang mengaku tak dibayar karena dugaan penggelapan dana oleh yayasan yang menjadi perantara- yaitu Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN) di Jakarta Selatan- meski telah mengirim puluhan ribu makanan ke sekolah, temuan soal menu yang busuk, penyajian makanan ultraproses, potongan semangka yang lebih tipis dari kartu domino, hingga limbah makanan yang terbuang setiap hari.
Menu hiu pula! Alamak! Lagipula orang-orang di Sumatra atau di beberapa budaya Tiongkok, yang dimakan itu siripnya, bukan tok dagingnya. Sudah tak ramah lingkungan, bodoh kali BGN kita ini!
Lewat tulisan ini, ingin sekali Minpang sampaikan kepada Presiden Prabowo (berbicara dengan nada lembut) bahwa sebaiknya Anda segera memikirkan kembali program MBG ini atau kalau tidak ya hentikan saja. Masyarakat kita tentunya akan mengerti dengan semua kesulitan yang Anda lalui dalam mengurus MBG, sebelum korban berjatuhan lagi kecuali MBG memang kepanjangan dari Makan Bermasalah Gratis.