Pertanyaan buat Guru Honorer

Abdul Malik Sopyan menggambarkan derita komunikasi modern yang melelahkan, ketimpangan buruh perempuan dalam pusaran kapitalisme, dan kegelisahan guru honorer yang terjebak dalam kemiskinan serta ruang kelas yang kehilangan semangat.


4 Pesan WhatsApp Masuk

Kau melihat di ruang tengah rumahmu
handphone sibuk
menawarkan beragam nama kepedihan;
untuk menu sarapan dan makan malam.

Kau lelah membawa gembok di mulut,
kata-kata kotor mulai jadi tumor.



Melihat Buruh Perempuan

Sejak raja-raja tumbang,

negara kapitalis mekar,

sejak Adam Smith menghakimi tukang roti,

Rosa Luxemburg menggugat sebagai ibu
semenjak atlas dunia berubah menjadi wajahmu
maka berkobarlah revolusi, Louise.

Sampaikan warna merah dalam
taplak mejamu di dapur,

di bon-bon utangmu

dan di mesin-mesin produksi yang mengganti tenagamu
sebagai sakramen terakhir yang tidak melibatkan rasa sakit dan air mata.



Pertanyaan buat Guru Honorer

Di kelas kami adalah
sebongkah nisan,
Anak-anak berkata,

"Kami hanya ingin tidur sepanjang hari."

Kelas demikian murung.

Aduhai, Pak, Bu Guru
Mengapa tersesat di jalan becek kemiskinan?
Lahir di Karawang, 27 Juli 2000. Sekarang kesulitan lulus dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Related Post

No comments

Leave a Comment