Sebagai seorang yang memiliki pola hidup berantakan dan suka begadang, aku juga suka menonton anime One Piece. Selama 3 tahun terakhir, aku mengikuti serial anime ini. Bagiku, One Piece memiliki cerita yang radikal.
Malam itu, aku membuka gawai dan melihat potongan animasi One Piece yang memperlihatkan Zoro, Nami, Choper dan Sanji. Pada potongan animasi itu, Sanji menjadi pemimpin yang menunjukkan jalan untuk menyelamatkan Robin. Ia (Sanji) menunjukkan jalan kepada Nami, Choper dan Zoro. Sanji berlari duluan melewati tangga, kemudian diikuti oleh Nami dan Choper. Namun, Zoro malah tidak mengikuti arah langkah teman-temannya. Sampai-sampai Zoro dimarahi oleh Nami.
Kemudian dia menjawab, “Petunjukmu terlalu membingungkan!”
Setelah melihat potongan animasi itu, aku pun mamatikan gawai. Saat itu, waktu masih menunjukkan pukul 21:30, aku memutuskan untuk mengambil minuman botol di dalam kulkas.
Jarak kamarku ke dapur cukup dekat, hanya berjarak sekitar 5 meter. Aku berjalan dan mengambil minuman botolku. Selepas kubuka pintu kulkas, hanya ada beberapa minuman yang tersedia seperti, pispi, cula-cula dan ti fruit. Gak hanya, sih. Aku pernah menemukan seseorang yang di kulkasnya hanya ada bawang daun layu. Tapi dari ketiga ini, tentu saja minuman favoritku ti fruit. Aku pun mengambil minuman botol favoritku.
Ketika aku sedang berjalan dan menggenggam minuman botol, aku terpikir tentang cuplikan One Piece tadi.
“Kira-kira kenapa Zoro sering salah jalan ya?” pikirku.
Tiba-tiba setelah sampai kamar, diriku mencari kursi dan duduk merenung memikirkan pertanyaan tadi. Memang, sih. Aku kenal beberapa orang yang gak bisa baca maps dan selalu nyasar seperti Zoro, dan meskipun kemungkinannya itu adalah pembangunan karakter yang ditonjolkan oleh Oda untuk suatu maksud, otakku tak bisa berhenti berpikir, selalu mencari jawaban untuk pertanyaan ini.
Tiba-tiba kepalaku pusing, kerongkongan kering. Aku pun dengan spontan mengambil minuman botol yang ada di pinggirku.
Srutt bunyi tanganku mengambil botol terdengar pelan.
Aku pun langsung minum. Glek glek.
Setelah kerongkongan sudah basah dan bisa dipakai berselancar, aku pun mencoba untuk berpikir secara perlahan.
Sial! Kenapa aku baru sadar. Dasar, diriku terlalu payah. Masa baru kepikiran sekarang, sih! aku mengumpat kepada diri sendiri
Harusnya aku berpikir untuk mencocokkan kemalangan-kemalangan hidupku dengan apa yang dimaksud “Petunjuk yang membingungkan” kata Zoro.
Kasusnya hampir sama seperti UMKM. Begini, seorang pengusaha UMKM apalagi pemula -seperti aku, kerap bingung gimana caranya bikin market atau pasar. Giliran bertanya ke yang berpengalaman, jawabannya normatif seperti,
“Coba aja usaha dulu, coba gunakan strategi yang dirasa bisa membuat barangmu laku.”
Padahal, si pemula itu justru gak tau strategi yang mau dia pakai yang mana.
Atau, bisa aja sih UMKM mengajukan surat ke instansi tertentu. Contoh, anggaplah kuota pengembangan untuk UMKM itu sudah full. Tapi pihak instansi ingin menolak secara halus dan bertingkah seperti gebetan yang leha-leha kalau diajak jalan bareng. Di-over kesana kemari sampai habis ongkos dan ujung-ujungnya pengusaha UMKM males mengajukan dan gak jalan deh itu usaha.
“Petunjukmu terlalu membingungkan.” sangat relate dengan dua kejadian tersebut, kan.
Kalau Zoro ngurus UMKM, instansi bakal diteriakin “Petunjukmu terlalu membingungkan!” Gak, ya?
Tapi itulah untungnya Zoro bertualang di jalan bebas, gak di negeri Wakandaw. Jadi, kemungkinannya kenapa Zoro sering tersesat adalah karena jalan itu absurd. Kelihatan, tapi gak kelihatan. Gak kelihatan, tapi ada jalan. Mesikpun gak tau jalannya ke jurang atau ke tujuan. Makanya jalan itu absurd. Bisa juga, mungkin pikiranku ini yang absurd.
Intinya, kita harus mulai pandai membaca maps, memaknai arah, dan mawas diri supaya bisa sampai ke tujuan. Kan, hidup adalah perjalanan~