Salah satu kampanye yang saat ini gencar disuarakan adalah women support women. Membuat seluruh wanita saling mendukung tanpa melihat latar belakang dan membuat wanita berani bersuara. Dua hal tersebut merupakan sedikit dari banyak tujuan kampanye ini.
Namun kampanye ini masih belum sepenuhnya berhasil. Masih banyak wanita yang memfitnah, meremehkan, bahkan menjelekkan sesama wanita.
Salah satu contohnya pernah kualami sendiri. Di satu waktu, aku tengah merasa sakit perut akibat menstruasi. Saat itu aku sedang ada kegiatan dengan teman-temanku. Di pagi hari memang telah terasa sakit, namun masih dapat ditahan. Di pertengahan kegiatan. Aku merasa tak kuat lagi jika tetap ikut menyelesaikan kegiatan tersebut. Akhirnya, aku izin untuk pulang terlebih dahulu.
Namun salah satu teman perempuanku memberikan reaksi yang tidak mengenakkan. Ia berkata bahwa aku berlebihan dan terlalu lemah. Karena aku tidak dapat menahan rasa sakit tersebut. Ia pun berkata bahwa saat itu ia juga sedang menstruasi. Namun tetap dapat mengikuti kegiatan.
Sejujurnya, aku merasa tersinggung. Tapi, saat itu yang ada dipikiranku hanya cepat pulang dan berbaring di ranjang. Syukurnya, teman yang lain mengizinkanku untuk pulang terlebih dahulu. Akhirnya, aku pulang sembari menahan rasa sakit dan kesal.
Hal tesebut menjadi salah satu contoh kejadian yang menunjukan bahwa masih ada wanita yang tidak mendukung satu sama lain. Tidak semua wanita merasakan hal yang sama. Ada wanita yang merasa biasa saja saat awal menstruasi. Ada yang hanya merasa mood-nya berantakan . Namun, banyak juga yang merasa sangat kesakitan. Ada yang merasa pusing dan lemas, ada yang mual hingga muntah, yang hanya bisa diam dan tidak bisa beraktivitas. Bahkan ada yang sampai pingsan dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Pendeknya, banyak sekali wanita yang dituntut untuk tetap profesional. walaupun sebenarnya, ia sedang menahan rasa sakit yang tak terelakkan.
Terdapat contoh lain yang ditemukan di media sosial. Seorang wanita memiliki anak perempuan yang sakit. Karena sakitnya, anak tersebut mengalami keterlambatan dalam berpikir. Sehingga dia harus belajar semua dari awal. Meskipun begitu tubuhnya tetap tumbuh sesuai umurnya.
Sayangnya masih ada aja wanita lain yang berkomentar tidak mengenakkan. Wanita itu mengolok-olok sang anak. Ia membandingkan anak tersebut dengan anak normal yang umurnya lebih muda. Ia juga berkata bahwa sang ibu tidak mengajarkan anaknya dengan baik. Sehingga anak tersebut mengalami keterlambatan.
Tentunya hal ini tidak bisa diterima. Kondisi setiap anak berbeda. Terlebih jika seorang anak memiliki penyakit yang mempengaruhi pertumbuhannya. Sang ibu tentunya akan sakit hati jika membaca komentar tersebut. Seharusnya wanita tersebut memberikan dukungan. Jika tidak bisa pun, ia tidak perlu melihat dan berkomentar tentang hal tersebut.
Setiap wanita memilki kehidupan yang berbeda. Tidak sama. Satu wanita mengalami A. Belum tentu yang lain mengalami juga. Wanita lain mengalami B. belum tentu kita mengalami hal tersebut. Namun, karena kita adalah sesama wanita. Kita sebenarnya dapat merasakan perasaan yang sama. Hanya saja banyak yang tidak mau dan tidak peduli dengan itu.
Aku jadi berpikir, women support women ini betulan ada gak sih? Kalau iya, kenapa tidak berhasil? Kenapa masih banyak perseteruan tidak penting antar wanita? Kenapa tidak jadi hukum saja?
Meski begitu konsepp tetap terasa bagus walaupun belum ideal wujudnya. Akhirnya ya tidak ada pilihan. Kita musti memulai dari diri sendiri. Hal yang paling mudah. Berhenti menghina seseorang, terlebih yang hanya kita lihat di media sosial. Karena kita tidak mengenal mereka. Kita tidak tau apa yang mereka alami di kehidupan mereka. Berhenti membandingkan satu wanita dengan wanita lainnya, baik dari fisik maupun pekerjaan.
Lalu berhenti mengomentari gaya berpakaian wanita lain. Selama itu tidak menyalahi norma yang berlaku. Karena sejatinya, gaya berpakaian seseorang adalah hak perorangan.
Tanpa sadar kalimat yang keluar dari mulut kita bisa saja membunuh karakter seseorang. Menurut saya, perkataan wanita banyak yang lebih menyakitkan dibandingkan dengan pria. Wanita yang menerima perkataan tersebut dapat kehilangan rasa percaya dirinya. Menjadi takut dengan berbagai hal. Padahal di dalam hati terdalamnya, ia sangat ingin melakukan hal tersebut.
Meski tidak merasakan hal yang sama. Wanita seharusnya tetap melakukan konsep women support women. Yaitu, saling mendukung. Tidak peduli dengan latar belakangnya siapa. Namun, saat melakukan konsep ini. Tetap harus dilihat bagaimana situasinya. Jika hal yang dilakukan hal yang negatif. Terlebih jika menimbulkan dampak buruk bagi sekitar. Tentunya hal tersebut tidak bisa didukung. Namun tetap harus saling mengingatkan. Tanpa keluar kalimat hinaan.
Saat ini women support women kebanyakan hanya dijadikan sebuah teori dikehidupan nyata. Banyak wanita yang tidak merealisasikannya. Women support women seharusnya menjadi penyadar bagi tiap wanita untuk saling mendukung. Setiap wanita memiliki gaya tersendiri. Setiap wanita memiliki kelebihan serta kekurangan sendiri.
Setiap wanita memiliki cara sendiri untuk menjalani hidupnya. Untuk itu mari saling mendukung, mengingatkan, dan juga menghargai.