Tutorial Log In jadi Big Boss

Kalau rame lanjut part 2!

Belakangan ini kalau dipikir-pikir, para Milenial (bukan tuyul milenium) dan Gen Z lebih menyukai mejadi bos untuk dirinya sendiri ketimbang bekerja di perusahaan yang sudah stabil (secara umum). Katakanlah, mungkin ada orang yang betah jadi karyawan tetap di sebuah perusahaan. Tapi, ada juga yang lebih betah mengadu nasib buka coffee shop di Sindangkasih, Purwakarta. Xixi.

Namun apa saja sih yang perlu diketahui saat kamu ingin memulai usaha? Beberapa orang bilang bahwa yang terpenting adalah uang? Tapi apa iya uang sepenting itu untuk memulai usaha?

Bongkar satu persatu seru gitu gak, sih? Sini, Minpang bisikin!

Waktu

Untuk memulai semuanya, kamu tentu membutuhkan waktu seperti lagu beri sedikit waktuuuuu biar cinta datang karena telah terbiasa~ Jika aktivitas harianmu sudah cukup sibuk, ada baiknya jangan dulu nekat buat maksain memulai usaha, kenapa?

Kamu bakal memerlukan waktu untuk memikirkan usaha yang dijalani, bagaimana menjalankan agar usaha, gimana caranya biar usaha itu sesuai keinginan kamu, bakal sibuk sama laporan keuangan, cash incash out, kesesuaian usaha kamu, stock opname, dan lain sebagainya.

Modal

Ibaratnya lu punya duit, lu punya kuasa. Tapi buat gua enggak …

Beberapa orang mengurungkan niat untuk berusaha karena beranggapan modal itu berupa uang, tapi skill juga modal, tau!

Kamu tetap bisa memulai usaha tanpa uang jika kamu memiliki partner yang berduit, tapi dia butuh skill kamu, ya tinggal gaskeun weh!

Sehubungan dengan modal, ada beberapa pilihan yang bisa kamu terapkan. Gini, kalau kamu yang menjalankan usahanya, maka lebih baik kamu yang memiliki modal lebih banyak karena kamu akan fokus dan memiliki suara lebih banyak (alias kekwasaan lebih banyak) di dalam usaha tersebut.

Namun, jika kamu ingin memiliki passive income (which is kamu bertindak lebih seperti investor yang hanya nanam uang dan gak mau terlalu banyak ikut campur operasional usahamu), sebaiknya kamu menempatkan modal lebih sedikit, dan biarkan partnermu yang mikir gimana caranya balikin modal dan dapat cuan lebih banyak sehingga dia yang akan menjalankan dan mengatur semua usaha tersebut.

Alat Produksi

Untuk memulai usaha apapun, kamu memerlukan alat produksi. Alat produksi pemaknaannya luas banget, lho. Gak cuma alat produksi yang harus pake batu bara atau gas PGN. Contoh sederhananya aja, kalau kamu seorang photographer, atau content creator atau freelancer media social, alat produksinya ya tentu jha kamera atau handphone. Alat produksi ini juga perlu diperhitungkan sebagai modal yang akan dimasukkan kedalam komponen usaha kamu.

Analisa Pasar

Setelah memiliki waktu, modal, dan alat produksi, kamu memerlukan sebuah analisa sehubungan target pasar yang akan kamu tuju, sehingga produk yang kamu hasilkan tepat sasaran. Pciw!

Misalnya, kamu punya target pasar di rentang usia 18-30 tahun, kamu perlu mikirin cara apa yang bisa bikin produk kamu terjual dengan cepat. Sudah pasti tidak dengan strategi marketing door-to-door, kan?

Ya tentu jha, selain kurang efektif, coba kamu lihat aja zaman sekarang, apa-apa online apa-apa online. Ya, kan? Ya intinya kamu analisis lah, ya.

Rame gak nih? Kalau rame, lanjut part 2

Seorang lawyer yang berasosiasi pada kantor hukum di Jakarta. Menyelesaikan studi sarjana hukum di Universitas Padjajaran dan magister di Universitas Pelita Harapan. Selain itu menjadi tim pembina party asuhan di Hexa Space dan Swara Studio Purwakarta.

Related Post

No comments

Leave a Comment