Suatu hari saat saya masih bekerja di sebuah platform (digital untuk) webnovel, ketika itu posisi saya adalah senior editor, seseorang menghubungi saya dan mencoba merekrut saya untuk terlibat dalam pengembangan platform serupa. Saya ditawari posisi yang lebih tinggi di platform yang baru akan dibangun, yaitu chief editor. Sebuah tawaran yang menggiurkan sebenarnya, tapi saya menolaknya.
Ada beberapa alasan kenapa saya menolak kesempatan yang menarik itu. Alasan-alasan ini sendiri bisa dibagi menjadi dua, yakni alasan personal dan alasan profesional. Adapun di tulisan ini yang akan saya paparkan adalah alasan yang disebut belakangan, itu pun hanya dua saja.
1. Pasar Global vs. Pasar Lokal
Ketika menjalani wawancara virtual dengan dua orang dari platform webnovel baru itu, saya mengajukan beberapa pertanyaan terkait platform baru ini. Salah satunya tentang apa saja yang akan coba mereka tawarkan kepada penulis dan pembaca webnovel di tanah air. Penjelasan mengenai hal ini saya nilai penting sebab ketika itu sudah ada beberapa platform webnovel yang populer dan posisinya lumayan ajeg di peta industri webnovel di tanah air.
Sayangnya, kedua orang tersebut tidak bisa memberikan penjelasan yang memuaskan saya. Tampak sekali bahwa mereka belum benar-benar memiliki gambaran yang jelas soal situasi pasar lokal ke mana produk-produk dari platfrom baru itu nanti akan ditawarkan. Mereka tidak tahu pasar lokal itu seperti apa, sedangkan produk-produk yang rencananya akan mereka tawarkan bukanlah sesuatu yang baru dan tidak juga memiliki kesegaran. Platform-platform besar telah lebih dulu menawarkannya.
Saya tak melihat ada sesuatu hal yang bisa menarik penulis dan pembaca ke platform baru ini dari segi konten. Berkali-kali, untuk menangkis keraguan saya mengenai konten yang tak menawarkan kesegaran maupun kebaruan, salah satu dari kedua orang yang mewawancarai saya itu menjelaskan bagaimana mereka berhasil memasuki pasar webnovel Eropa dan mendapatkan tempat yang baik di sana.
Bertolak dari kesuksesan mereka di Eropa ini, mereka ingin mencoba merambah pasar lokal dan mereka membutuhkan orang-orang seperti saya yang sudah memiliki pengetahuan yang, bisa jadi, cukup mendalam soal pasar lokal. Mereka percaya diri bahwa si platform baru ini akan bisa bersaing dengan platform-platform yang telah lebih dulu ada, bahkan dengan platform-platform besar sekalipun.
Bagaimana tanggapan saya? Saya katakan bahwa pasar webnovel di tanah air jauh berbeda dengan pasar webnovel di Eropa. Penulis-penulisnya berbeda, pembaca-pembacanya berbeda, dan ini berkaitan erat dengan situasi sosio-kultural di kedua kawasan ini yang juga berbeda. Belum lagi fakta bahwa sementara yang satu adalah kawasan Dunia Pertama sedangkan yang lain adalah kawasan Dunia Ketiga. Tingkat kemajuan dalam berbagai aspek turut andil dalam membentuk dan memengaruhi pasar, termasuk pasar webnovel.
Dengan adanya perbedaan yang jauh itu, strategi yang sukses diterapkan di pasar webnovel Eropa belum tentu akan berhasil juga saat diterapkan di pasar webnovel di Indonesia. Kemungkin besar malah akan gagal, terutama jika tidak dilakukan penyesuaian-penyesuaian. Dan untuk bisa tahu di titik-titik mana saja penyesuaian itu harus dilakukan, seseorang harus tahu dulu pasar lokal itu seperti apa, juga siapa-siapa pesaing mereka.
Dan fakta bahwa menawarkan sesuatu yang segar atau baru tidak ada–atau belum ada–dalam rencana mereka, menunjukkan bahwa mereka belum tahu cukup banyak soal pasar lokal; mereka belum tahu medan yang akan mereka jelajahi itu seperti apa. Rasa percaya diri yang mereka tunjukkan itu pun dengan demikian terlihat semu di mata saya. Saya menganggap mereka belum siap untuk merambah pasar lokal dalam waktu dekat.
2. Visi yang Lebih Baik
Kebelum-siapan mereka itu sebenarnya bisa saja saya abaikan seandainya mereka memiliki visi yang berani dan otentik. Sebagai platform baru yang ditawarkan ke pasar yang sudah terbentuk dan didominasi oleh beberapa platform, visi menjadi sesuatu hal yang penting sebab itu akan membantu saya untuk membayangkan akan ke arah mana si platform baru itu nantinya menuju. Apakah ia punya niat untuk mengisi celah-celah yang ada? Apakah ia punya keinginan untuk memperbaiki sistem yang sebenarnya rentan dan bobrok? Apakah ia punya cita-cita untuk menjadi rumah yang lebih baik bagi penulis maupun pembaca webnovel di tanah air?
Selama wawancara sekitar satu jam itu saya menunggu adanya pembahasan yang serius tentang hal tersebut, tapi sayangnya tak ada juga. Terus saja, pada akhirnya, obrolan kami kembali ke soal bagaimana mereka berhasil mencapai kesuksesan di pasar Eropa dan kini mereka mencoba bertaruh di pasar lokal. Ekspansi. Apa yang mereka paparkan ketika itu melulu soal ekspansi. Dan bagi saya, jujur saja, itu tidak menarik.
Tentu saya menyadari betul bahwa di industri hal utama yang dikejar adalah keuntungan finansial. Selama dinilai menguntungkan, kenapa tidak? Begitulah logika bisnis bekerja. Tetapi saya bagaimanapun adalah seorang editor yang memiliki kepedulian terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam industri webnovel di mana saya berkarier itu, termasuk di antaranya penulis dan editor. Ketika saya melihat bahwa, dengan sistem yang ada, penulis dan editor dibuat tidak nyaman dalam sejumlah hal, terjebak untuk terus mengalah demi keberlangsungan eksistensi mereka di industri ini, dengan sendirinya saya akan membayangkan sebuah situasi yang lebih baik di mana ketidaknyamanan-ketidaknyamanan itu bisa teratasi. Dan hanya jika hal ini ada di dalam visi si platform baru itu, barulah saya bisa membayangkan hal tersebut diwujudkan, dan saya akan punya andil dalam mewujudkannya.
Tetapi sayangnya, seperti telah saya singgung sebelumnya, visi si platform baru itu tidak mengarah ke sana, Mereka, sekali lagi, masih sekadar di tahap mencoba bertaruh di pasar baru, melakukan ekspansi untuk mencoba-coba meraih keuntungan lebih. Sangat disayangkan memang, tapi di sisi lain saya memafhuminya. Bagaimanapun visi untuk memperbaiki sistem terdengar idealis, dan mungkin baru akan dicetuskan oleh orang-orang atau pihak-pihak yang selama ini merasakan ketidaknyamanan-ketidaknyamanan itu saja. Jika memang saya ingin menjadi orang yang terlibat dalam upaya yang mulia itu, saya masih harus menunggu datangnya tawaran lain.
Dan tawaran lain itu datang juga sekitar satu tahun setelahnya, dari platform yang berbeda. Sayangnya, dalam tawaran iu pun, saya belum melihat adanya peluang untuk mencoba mewujudkan cita-cita yang mulia itu. Dan begitulah saya pun bertahan di platform webnovel tempat saya telah bekerja bertahun-tahun itu sampai akhirnya masa bakti saya di sana berakhir belum lama ini. Dan jika kemudian saya memutuskan untuk berlabuh di platform lain, entah itu platform baru atau platform lama, idealnya, saya akan berada dalam posisi di mana saya bisa turut andil, secara aktif, dalam mewujudkan cita-cita mulia yang saya paparkan tadi. Sebab barangkali, bagi saya, bekerja sebagai seorang profesional saja tidaklah cukup. Saya harus bisa juga bekerja sebagai manusia, dan melihat orang-orang lain di sekitar saya sebagai manusia.(*)
Jakarta, 2023