Bucin bukanlah suatu kesengajaan, melainkan suatu perasaan yang muncul secara alami. Namun, kini bucin diidentikan dengan hal yang negatif. Bucin selalu digunakan untuk merujuk pada laki-laki atau perempuan yang tergila-gila akan cinta, di mana orang tersebut rela melakukan apapun demi sesuatu yang dia cintai.
Sebenarnya jika kita mau melebarkan sedikit pandangan terkait bucin, banyak tokoh-tokoh besar yang sebenarnya mereka tuh bucin banget. Namun, objek kebucinan mereka bukanlah Manusia, tapi negara, bangsa, ideologi, sains, dan kebenaran.
Tan Malaka, Newton, Che Guevara, Giordano Bruno, dan Socrates adalah contoh nano dari sederet tokoh besar dalam sejarah yang diidentifikasi sebagai bucin tingkat tinggi.
Tan Malaka misalnya, saking bucinnya dia terhadap bangsa dan negaranya, ia rela tidak menikah dan rela melawan Paduka Raja yang pada waktu itu dianggap mengkhianati revolusi. Ia bersama partainya dan Jenderal Sudirman menuntut merdeka 100%. Sampai rela ditembak mati demi memperjuangkan sesuatu yang ia cintai, yaitu bangsa dan negaranya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Newton, seorang pahlawan dalam bidang sains yang menderita sakit akibat keracunan arsenik. Karena pada saat itu, belum ada teknologi untuk mengidentifikasi kandungan arsenik pada sebuah logam. Jadi, para peneliti menggunakan indera perasanya (lidah) untuk mengetahui kadar arsenik pada sebuah logam. Newton rela melakukan hal tersebut karena didasari oleh cintanya terhadap ilmu pengetahuan.
Bila Newton bucin terhadap ilmu pengetahuan, maka Che Guevara bucin terhadap ideologi. Ya, Ernesto Che Guevara atau biasa dikenal dengan Che Guevara adalah tokoh sentral dalam Revolusi Kuba. Bersama Fidel Castro dan Raul Roa, ia melawan invasi militer Amerika Serikat di Teluk Babi, serta orang yang paling gigih dalam menyebarkan ideologi Marxisme.
Walau Che ini adalah seorang dokter dan pejabat tinggi di Kuba, tapi ia sering terlibat langsung di lapangan dalam praktik revolusi. Terlihat, ketika ia dieksekusi mati oleh CIA karena keterlibatannya dalam Revolusi Bolivia. Ya, Che rela mati demi sebuah ideologi yang ia cintai. Mungkin Che adalah bucin paling Revolusioner pasca perang dunia kedua.
Tokoh bucin dalam sejarah selanjutnya berasal dari abad 17. Giordano Bruno namanya. Ia adalah seorang ahli Kosmologi, Geografi, dan Matematika. Bruno mati atas nama iman dengan cara dibakar. Hal tersebut terjadi karena Bruno menolak pandangan geosentrisme yang menganggap bahwa bumi adalah pusat tata surya.
Pada masa itu Geosentrisme adalah kepercayaan yang dikeluarkan secara resmi dari institusi pemereintahan, hasil colabsnya bersama kaum teokraris. Namun, Bruno berpendapat bahwa Matahari adalah pusat tata surya (Heliosentrisme). Jelas pandangan Bruno ini dinilai bertentangan dengan dengan kitab suci. Bruno dianggap kafir, dan dipaksa untuk bertaubat. Namun Bruno tetap ‘keukeuh’, ia tetap menolak konsep Geosentrisme.
Hingga akhir ia dibakar hidup-hidup pada 17 Februari 1600 oleh pihak gereja. Bruno rela dibakar karena kecintaannya terhadap ilmu kosmologi.
Dan tokoh bucin terakhir. Bisa dibilang ini adalah tokoh bucin tertua yang dicatat oleh sejarah. Dia adalah Socrates, guru dari Plato dan salah satu dari tujuh mahabijak Yunani Kuno. Tidak banyak yang diketahui tentangnya, kita hanya bisa mengetahui pemikiran dan kehidupannya dari karya Plato yang berjudul Republik.
Namun yang pasti, Socrates rela dihukum mati dengan cara minum racun cemara hanya karena ia tetap teguh dengan pendiriannya. Hukuman mati tersebut menyasar dirinya karena ia dianggap telah meracuni pikiran para pemuda di Atena. Padahal Socrates mengajarkan tentang kebenaran dan logika pada para pemuda tersebut.
Tapi namanya juga pemerintah, di mana pun dan kapanpun berhak untuk menentukan apa yang salah dan apa yang benar. Sampai akhirnya sang pemikir tersebut mati setelah menenggak racun cemara dari sebuah cangkir besar.
Sebenarnya Socrates mempunyai kesempatan untuk kabur dari penjara yang menahannya karena sang sipir adalah mantan muridnya sendiri. Namun dia berkilah, bahwa jika ia melarikan diri, artinya apa yang dituduhkan oleh pemerintah waktu itu adalah benar adanya. Ia tetap menghargai keputusan hukum yang berlaku, karena menurutnya begitulah cara warganegara yang baik bersikap.
Ya, saking bucinnya Socrates terhadap kebenaran, ia rela dihukum mati.
Itulah sedikit dari jutaan tokoh dalam sejarah yang teridentifikasi bucin akut. Tidak hanya materi, waktu atau tenaga, mereka pun rela mengorbankan nyawanya demi sesuatu yang mereka cintai. Merekalah bucin yang sesungguhnya.
Para genius bucinnya berkualitas 😂