Sebagai anak rantau, kita tidak hanya sibuk mengatur kegiatan kuliah/kerja aja. Sebisa mungkin kita mengatur semuanya sendirian, termasuk masalah keuangan biar gak kelaparan dan makan mi terus-terusan. Ya meskipun pasti pernah lah makan mi instan dibubukin mah.
Mengelola finansial udah jadi bagian penting dalam kehidupan perantau. Mengingat ini hari, generasi yang sedang berjuang adalah generasi sandwich yang ditekan sana-sini buat biayain ini-itu, tapi itu untuk yang sudah bekerja. Yang mahasiswa? rata-rata dipatok selama sebulan dan mau gak mau harus cukup memenuhi segala kebutuhanya selama di perantauan. Intinya, meskipun sama-sama berjuang, keduanya mustahil punya bekal yang cukup kalau pengelolaannya tanpa strategi.
Ya kecuali kalo kamu kaya, mama-papamu gak keberatan buat TF setiap kali kamu kehabisan uang, atau uang jajanmu sebulan 200juta seperti editor Nyimpang mah yaudah. Kamu gak usah khawatir bakal ngerasain makan mi dibubukin.
Tapi kan, gada salahnya kalo kamu mau mulai belajar mengelola keuangan. Apalagi label agent of change pada mahasiswa menjadi beban tersendiri, gimana mau menyejahterakan rakyat kalau menyejahterakan diri sendiri aja ngabisa huhu. Kesimpulannya berarti, simak sampe habis beberapa tips budgeting a la-a la dariku untuk para perantau. Yuhu!

Boyong Makanan Dari Rumah
Bagi kamu yang rutin pulang sebulan sekali, langkah ini cukup ngebantu keuangan kamu pada saat di rantauan. Emang sih, jinjing-jinjing stok makanan dari rumah tuh ribet. Belum lagi teruntuk kamu yang naik kendaraan umum, harus tengteng-tengteng barang bawaan sebanyak itu dari tumpangan satu ketumpangan lainya.
Mungkin kalo naik kendaraan pribadi sih kaya motor, gak bakal terlalu sulit. Tapikan, bawa motor dari Purwakarta ke Cibiru seengaknya memakan waktu 3 jam-an jadi ya sama aja. Wkw. Iya sih gak usah capek nenteng-nenteng barang bawaan tapi cangkeul kalo lama-lama di perjalanan.
Kenapa harus bawa makanan dari rumah? Kadang gini guys, kalo orang tuaku lebih brobroan ngasih makanan ketibang ngasih uang tambahan. Entah ini di alami aku aja atau ada juga yang ngalami hal yang sama. Mau itu mie, beras, telor, cemilan, bumbu dapur harus bawa dari rumah. Padahal kalo mikir simpelnya mah tinggal tambahin aja bekelnya biar bisa belanja sendiri. Jangan kaya aku, yang sok-sokan nolak bawa makanan dari rumah kepalang nyampe kostan baru nyesel. Saranku mending dibawa aja …
Masak Sendiri Gaosah Manja
Langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah uang makan. Tenang kamu masih bisa makan banyak-banyak, tanpa harus memangkas bekel terlalu banyak. Caranya adalah masak sendiri. Tips ini mungkin akan cocok denganmu bila kosanmu menyediakan dapur umum, atau kamu berinisiatif buat bawa kompor sendiri. Kalo alasanmu gak bisa masak mah klise, guys. Tutorial masak banyak di youtube.
Selain membantumu dalam menekan budget pengeluaran, masak juga jadi skill tambahan. Bilamana nanti berumah tangga, kamu bisa meringankan pekerjaan istri di rumah, jadi saling gitu tah.
Kalo memasak ini kurang cocok untukmu karena mager, tapi kamu punya rice cooker, tenang! Mulailah masak nasi sendiri dan kamu hanya perlu membeli lauknya aja! Mudah, bukan? Dengan begitu kamu akan lebih mudah mengalokasikan uang untuk makan perharinya agar tidak meleset.
Mulut Asbak
Untuk para perokok, rokok itu udah jadi kebutuhan primer. Yang gak ngerokok boleh skip bagian ini, ya.
Agaknya kita harus memperhitungkan pengeluaran untuk rokok, kerap kali rokok ini menjadi ancaman serius bagi perekonomian mahasiswa. He3x. Maka kita harus memikirkan langkah-langkah dalam menangulanginya, agar tidak kebobolan. Cara ini aku sebut “Mulut Asbak”, kalo kamu tim garpitmania garis keras, coba ganti rokokmu dengan yang lebih murah, toh rokok murahan gak selamanya gak enak, kok. Kamu hanya butuh adaptasi aja. Terlebih kalo kamu berkuliah di Bandung, di sana ada banyak jenis pilihan rokok yang mungkin rasanya ga bedak jauh sama garpit. Atau kalo kamu ingin sensasi baru, kamu bisa juga beralih ke vape/pods yang tentunya kalo di hitung-hitung gak seboros ketika kamu merokok.
Jalan-Jalan Ga Harus Mahal
Weekend tapi bosen di kosan terus. Gak ada salahnya kok kamu mengisi liburanmu dengan bersafari atau sekedar nongkrong di cafe. Kalo kamu tipikal mahasiswa gunung, pergilah ngecamp. Kalo kamu tipikal mahasiswa progresif-revolusioner ikutilah kajian atau seminar Maxisme. Kalo kamu tipikal mahasiswa politis, mulailah mengumpulkan massa sebanyak-banyaknya dan berkoalisi. Kalo kamu tipikal mahasiswa akhir, susun skripsi dari sekarang. Kalau kamu tipikal anak artsy, coba lihat konten-kontennya Arireza. Tapi kalo kamu tipikal mahasiwa netral, pergilah ke neraka bagian bawah. He3x. Intinya, pilihan berlibur di sesuaikan dengan kebutuhanmu masing-masing. Jangan sampe ke sini hayu-ke sana hayu, kamu bakal kelabakan dalam mengatur keuangan.
Jangan Lewatkan Jum’atan di Masjid
Mungkin sebagian akan merasa aneh dan bertanya-tanya apa hubunganya Jum’atan dengan budgeting? Mungkin tidak ada, karena ibadah hanya diniatkan untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Bagi kita yang beragama Islam mungkin cukup familiar dengan konsep keberkahan. Keberkahan bisa diartikan juga sebagai limpahan nikmat dan petunjuk dari Tuhan, agar hidup kita menjadi nikmat dan banyak memperoleh kebaikan, bukan hanya di dunia akan tetapi sampai nanti di akhirat.
Bentuk-bentuk keberkahan ada banyak diantaranya: segala urusan kita dipermudah; diberi pemahaman atas ilmu yang kita pelajari; keharmonisan hubungan dengan tetangga; dibagi nasi kota seusai jum’atan adalah percikan-percikan keberkahan yang mungkin kita tidak sadari dan tentu ada banyak keberkahan-keberkahan lainya.
Itu beberapa tips a la-a la dariku, semoga ada manfaatnya. Intinya jangan banyak makan mi, guys. Banyak mudaratnya, serius. Berhematlah untuk hidup yang lebih sehat!