

Tanti Fitri Yana, lahir di Subang 31 Januari 2001. Merupakan alumni SMA Negeri 1 Cipeundeuy, Subang, dan baru saja selesai menempuh studi S1 di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Muhajirin Purwakarta. Tanti lahir dari keluarga sederhana. Saat SMA Tanti mengikuti berbagai kegiatan seperti OSIS, Pramuka, Rohis dan KIR. Saat ini Tanti mengajar dan merangkap sebagai operator sekolah di salah satu sekolah swasta di Purwakarta.
Pada September 2025 Tanti berhasil menerbitkan buku pertamanya. Sebuah novel romance berjudul Akankah dia Kembali yang diterbitkan di penerbit Pustakaki Press. Menyadari bahwa proses menerbitkan buku pertama adalah suatu peristiwa sejarah pribadi, Minpang pun tertarik untuk melakukan wawancara dengan Tanti. Dengan harapan bisa menyaring ilmu yang berharga dari Tanti, supaya Minpang atau pun pembaca yang lain, yang sedang berjuang menulis buku pertamanya, bisa kecipratan mengikuti jejak Tanti. Yuhu~
Tanpa berlama-lama lagi, kita mulai saja wawancaranya.
Halo Assalamualaikum Tanti! Apa kabar?
Halo juga Minpang. Kabar baik Alhamdulillah.
Bagaimana nih perasaannya setelah menerbitkan novel pertamanya?
Kalau ditanya perasaannya pasti seneng banget, karena biasanya cuma bisa ngelihat buku di toko buku dan ngebaca hasil karya orang lain, tapi ternyata bisa bikin karya sendiri. Bikin buku sendiri salah satu wishlist dari jaman SMP yang baru terwujud pas kuliah ini. Ya, meskipun bukunya belum sempurna, banyak kurangnya tapi setidaknya bisa jadi koleksi pribadi buat jadi bahan cerita suatu hari nanti ke anak-anak.
Asyik! Judul novelnya Akankah Dia Kembali, kalau boleh tahu, nih. Novelnya bercerita tentang apa?
Bercerita tentang seorang Alila, seorang gadis kutu buku yang pendiam. Ia bertemu dengan Ghazi, seorang laki-laki yang kalau dari penampilannya terlihat seperti anak nakal, tapi ternyata memiliki sisi baik yang hanya bisa dilihat oleh orang yang mengenalnya lebih dalam. Perlahan, Alila mulai tertarik pada Ghazi. Namun ketika Alila mulai membuka hati dan siap menerima cinta Ghazi, bencana tsunami terjadi. Ghazi hilang dan tidak ditemukan bertahun-tahun. Alila tetap menunggu, memegang keyakinan bahwa Ghazi masih hidup.
Selama masa penantian itu, hidup Alila penuh cobaan: ibunya sakit, ayahnya di-PHK, ekonomi keluarga terpuruk, dan ia bahkan tidak bisa kuliah. Ia hanya bisa melihat teman-temannya mengenakan twibbon PMB. Waktu berlalu, hidup Alila perlahan membaik, tapi penantiannya pada Ghazi tak pernah padam. Hingga suatu hari, saat merasa lelah dan ingin move on, ia akhirnya menerima cinta laki-laki lain dan mereka bertunangan.
Tak lama setelah itu, Ghazi kembali. Ia sempat kehilangan ingatan, dan ketika ingatannya pulih, ia sadar bahwa Alila sudah bertunangan. Ghazi memilih menjaga jarak, karena ia merasa tak punya hak lagi.
Tetapi dalam satu momen tak terduga, Ghazi bertemu dengan Alila. Dari pertemuan itu, tunangannya Alila merasa ada sesuatu yang tak bisa ia kalahkan: cinta lama yang begitu kuat. Ia akhirnya memilih mundur.
Pada akhirnya, Alila kembali ke cinta pertamanya, Ghazi lelaki yang sudah ia tunggu bertahun-tahun.
Waaaaah, kok nyesek gitu ceritanya?
Soalnya itu kisah hidup nyata saya cuma lebih didramatisir saja.
Kalau proses nulisnya berapa lama?
Proses nulisnya sejauh ini satu tahun. Sering nyempetin nyicil tulisan kalau lagi gak banyak kerjaan. Ya, sebulan satu bab gitulah.
Wih, hebat bisa konsisten gitu. Kesukaan menulis ini pastinya berawal dari suka membaca dulu kan? Kalau boleh tahu nih sejak kapan suka baca buku dan apa aja bacaannya di awal-awal itu?
Kalau suka baca bermula sejak SD. Waktu itu sukanya baca WHY buku seputar sains gitu. Pas SMP baru deh sering baca novel. Pertamanya sih baca novel Tere Liye, lalu pas SMA baca buku Boy Candra dan Erisca Febriani. Kalau sekarang lebih suka baca buku self-improvement seperti buku Atomic Habits dan Psychology of Money.
Kalau genre bacaan favoritnya apa?
Sukanya fiksi romance dan adventure.
Punya penulis favorit dong?
Ada. Boy Candra, karena buku-buku beliau yang menemani saya pas keadaan lagi sedih-sedihnya. Kalau sekarang sih buku favorit saya tuh Filosofi Teras dan The Alfa Girls Guide karya Henry Manampiring.
Sebelum nulis novel Akankah Dia Kembali pastinya kan nulis yang lain-lain dulu, atau secara sederhana ada kan riwayat perjalanan menulisnya, maksudnya senang nulis di mana gitu?
Kalau nulis sebelum novel pertama ini biasanya nulis di Wattpad. Saya itu tipikal orang yang gak banyak ngomong dan lebih suka nulis, jadi biasanya kalau lagi senang atau sedih biasanya pelariannya ke nulis.
Oh, gitu.
Tanti ini asalnya dari Subang ya? dan berkuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Muhajirin. Kenapa gak di Subang aja kuliahnya?
Subangnya masih dekat sama Purwakarta, sih. Tepatnya di daerah Wantilan. Gak kuliah di Subang karena takut pas pulangnya. Subang tuh masih gelap dulu mah. Jalannya minim penerangan, jadi kalau pulang malam melewati kebun karet semua, takut ada begal.
Oh, itu alasannya. Masuk akal.
Kalau Tanti ada gabung sama komunitas literasi, gak?
Dulu pernah ikutan sekali, tapi komunitasnya sudah bubar. Waktu itu kegiatannya ngumpulin buku.
Gimana kalau gabung sama Nyimpang aja? Sebuah komunitas literasi terbesar di Purwakarta.
Komunitasnya gimana Nyimpang?
Ya, komunitas literasi gitu. Kita punya Nyimpang.com, sebuah website sebagai wadah publish karya dari teman-teman. Rubriknya macam-macam ada puisi, cerpen, cerbung, esai termasuk rubrik kenalan yang isinya wawancara seperti yang kita lakukan ini. Kita juga kadang bikin diskusi literasi. Asyik deh komunitasnya.
Enaknya gabung Nyimpang itu jadi banyak kenalan. Jadi bisa juga tuh gabung sama komunitas lain yang punya kegiatan yang mungkin Tanti sukai juga, misalnya Swadaraswadari, Semuasenyum, Femmefatalepwk dan lain-lainnya.
Femmefetalepwk misalnya suka bikin cara bincang-bincang feminisme, bikin kelas gambar, kelas potery terus ada kelas baking juga, pokoknya banyak deh kegiatan fositif-nya.
Boleh tuh kayaknya seru ikutan komunitas gitu.
Pasti seru dong.
By the way, sudah saatnya kita mengakhiri sesi wawancara ini. Nanti hasilnya bisa di baca di Nyimpang.com pada rubrik kenalan yang biasa tayang tiap hari sabtu. Terima kasih atas kesempatan, waktu dan keramahan Tanti dalam meladeni wawancara dari Minpang. Semoga Tanti diberkahi dengan kesehatan dan kelancaran dalam segala aktifitasnya.
Dan semoga makin produktif nulisnya!
Aamiin. Terima kasih juga Minpang.
Sukses juga untuk Nyimpang