Cerbung

Sejoli: Wanarasa (Bagian II)

TitipanLamunan pun tersentak oleh bunyi kriuk perut Saehun yang sedari tadi setia menunggu sang ibu memasak nasi. “Bu apakah sudah matang nasinya?” Kata-kata itu seperti pisau belati menusuk ulu hati. Kebahagiaan seorang ibu terletak pada bahagianya anak-anak. Orang tua akan melakukan apapun demi melihat si buah hati tersenyum. Begitu pun sebaliknya seorang anak akan berusaha […]

Di Punggung Ibu (Bagian IV)

Sudah kurang lebih 1 bulan aku menempati rumah di kota ini. Rumah yang diberikan Sandy secara cuma-cuma. Sesekali ia membawaku ke ritel furnitur di dekat-dekat sini untuk memilih perabotan yang aku suka. Aku gak banyak milih, karena menurutku perabotan lama juga masih bagus. Lagipula, aku kangen keluarga dan teman-temanku. “Kamu gak happy, ya?” Sandy merangkulku […]

Sejoli: Wanarasa (Bagian I)

Kampung Wanarasa berada bawah kaki Gunung Sidengkong. Saat itu menjelang malam, langit gelap dan suasana terasa sangat sunyi. Rasa sepi yang menyelimuti diantara keramaian. Manusia terkadang perlu merasa sepi, karena sepi adalah pengakuan yang sejati terhadap diri. Wanarasa. Wana adalah hutan sedangkan rasa berarti ya rasa diciptakan oleh keadaan dan pikiran dengan begitu Yatimah sudah […]

Di Punggung Ibu (Bagian III)

2021. Nangis gak karuan dan jam tidur yang berantakan bikin mataku sembab. Semalam aku baru tahu bahwa aku hamil setelah berkali-kali mengecek kencingku ke test pack yang aku beli sendiri di apotik yang agak jauh dari kosku. Hari-hari kemarin aku hampir pingsan di restoran waktu membantu tim service mengantar-antar pesanan. Waktunya bersamaan dengan flu yang […]

Di Punggung Ibu (Bagian II)

2005. Ibu buru-buru belanja kolang-kaling ke Pasar Kosambi. Kami tidak naik ojeg pagi itu karena Ibu suka berjalan kaki. Ada sebuah jalan yang sangat sejuk buat ke pasar. Sebuah jalan setapak dengan lorong pepohonan, yang langsung menembus ke tempat aku les sempoa lalu tinggal menyeberang ke pasar. Jalanku memang lambat sebab aku suka sekali melirik […]

Di Punggung Ibu (Bagian I)

2003 Hari itu aku kebagian masuk pagi, jadi jam 9 aku sudah pulang dari madrasah. Biasanya aku dan Ibu berjalan lewat sawah menuju rumah, tapi semalam turun hujan. Sudah pasti jalanan di sawah becek dan sepatu yang kotor kena lumpur bikin Ibu marah-marah dan kami berdua naik ojeg. Padahal, kalau lewat sawah Ibu suka mengajakku […]

Bertukar Tubuh (Bagian I)

Saya juga tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Padahal seharusnya saya sudah mati. Betul, sudah mati. Perkelahian saya dan Baron di tepi Kali Merah menyisihkan Baron sebagai pemenang dan saya sebagai pendendam yang kalah. Tetapi, tetiba si Baron keparat mengangkangi saya persis dengan kontolnya yang bergelayut, hitam, besar dan sedikit bengkok ke kiri. Cih! Kontol […]

Jayanti: Percakapan Para Sundal dan Perkara Lainnya (Bagian II-Selesai)

Seolah bisa membaca pikiran, Jayanti yang menikmati pijitan tangan si Pemilik Salon itu berkata, “Tenang, Gina. Aku ini belum menikah. Kau gak usah takut aku ini istri sah pacarmu. Istri sah pacarmu tentu sedikit lebih tua daripada kita berdua. Tapi menurutku dia jauh lebih cantik dan otaknya bisa jadi lebih berisi daripada kita bertiga.” Si […]

Jayanti: Percakapan Para Sundal dan Perkara Lainnya (Bagian I)

Seorang wanita dengan rambut terurai sampai ke buah dadanya duduk di kursi sebuah salon. Lipstiknya yang  merah cabai itu nyala pada lapisan kulit bibir yang pecah dan kering, Gina namanya. Gina membiarkan pemilik salon melapisi rambutnya dengan pewarna. Golden-Yellow yang diinginkannya, warna yang kelewat nanggung dan terlalu biasa tapi Gina menyukainya. Ruang di salon kecil […]

More posts
Yuk Berkawan

Bareng-bareng kita berkarya dan saling berbagi info nongkrong di grup whatsap kami.

Promo Gack dulu, dech Ayooo Berangkat!