Potret Kelas Sosial dalam Perkeretaan Jakarta
Awal-awal sih saya kira semua kereta sama saja yang penting nyampe. Tapi setelah sering naik, saya mulai melihat bahwa rel-rel itu bukan cuma membelah kota, tapi juga membelah kelas sosial. Anjay~
Awal-awal sih saya kira semua kereta sama saja yang penting nyampe. Tapi setelah sering naik, saya mulai melihat bahwa rel-rel itu bukan cuma membelah kota, tapi juga membelah kelas sosial. Anjay~

Di lantai 40 gedung paling fancy di Jakarta, aku sedang menahan perut yang mau meledak. Sembilan bulan bekerja di sini tak membuatku kebal pada dingin AC atau toilet yang terlalu canggih tapi hari ini berbeda.

Tulisan ini lahir dari kegelisahan kecil yang pelan-pelan berubah jadi keresahan besar: bagaimana organisasi mahasiswa yang dulu menjadi benteng kesadaran kini justru tampak jinak dan patuh. Di banyak kampus, termasuk di tempatku belajar, Ormawa (Organisasi Mahasiswa) lebih sibuk mengurusi proposal, LPJ, dan acara seremonial ketimbang mengurusi mahasiswa itu sendiri. Aneh memang, tapi begitulah adanya. Ormawa […]

“And so it is, just like you said it would be…” (Damien Rice, “The Blower’s Daughter”) Prolog Ada satu kebohongan besar yang dijual dengan sangat mahal di zaman ini: bahwa patah hati dapat disembuhkan. Industri pemulihan kesehatan mental memperlakukan luka jiwa seperti jerawat sialan, ada dosisnya, ada jadwalnya, ada janji kesembuhannya. Bahkan, Spotify menawarkan playlist […]

Saya kira saya sudah tajir dan layak menikah dengan anak DPR RI, tapi kok deg-degan juga ngurusin pajak rumah yang xuma sekian meter persegi saja. Ah!

Ia bingung, apa yang akan ia katakan kepada ibu-bapaknya? Padahal, ibu dan bapaknya sudah berharap si Tuyul Bahlul lulus dan sudah bisa melamar kerja di PT. Fufu Fafa Tbk, sebuah perusahaan BUMN yang bonafit dan bergengsi di negeri gaib.

Sebuah catatan tentang ruang aman santri perempuan dan kebebasan berpendapat di lingkungan pesantren.

Pada titik inilah, saya sampai pada satu kesimpulan bahwa banyak orang tua sebenarnya belum benar-benar siap menjadi orang tua, dan hei! Beranak-pinak itu tidak hanya urusan membuat dan membiayainya saja!

Ayo kawanku lekas naik, pajakku dipakai utang lamaaa~

Selama ini, mereka selalu menginjak tanah, selalu menundukkan pandangan untuk melihat tanah. Lalu mereka menanami tanah, menjaganya, sampai bisa menuai yang ditanaminya. Pun, manusia "katanya" berasal dari tanah, dan pepatah selalu nyaring "Semakin berisi padi, maka semakin ia menunduk". Bukankah indah? petani-petani itulah padi sesungguhnya.
