Lembayung senja percaya diri merona
Mengungkap diamku yang terjebak pada puisi
Bait demi bait menjadi gundukan aksara yang berantakan
Menjadikan aku pujangga gagal
Kertas usang kurangkai menjadi tumpukan
Kemudian bersama puisiku tersusun menjadi sebuah buku
Kutulis berulang acap kali senja berakhir menyapa rembulan
Meski dengan rima yang masih berantakan
Puisiku hendak melahirkan romansa
Dengan diksi-diksi yang akan dirindukan
Namun tersisih pada senja yang lebih syahdu
Menguak bukan sekadar indah
Diamku hanya mampu bersuara dalam puisi
Ditemani dan bertemakan senja
Aku mengutip setiap aksara yang tak terucap bibir
Menjadi pengingat bahwa puisiku akan selalu indah jika perihalmu