Profil Singkat
Haris Bonandar, yang lebih akrab disapa Bang Jack, adalah seorang pelukis asal Karawang kelahiran 31 Agustus 1970. Kariernya di dunia seni lukis bisa muncul karena kecintaannya menggambar sejak kecil hingga terasah saat sekolah di STM PGRI tahun 90-an. Awalnya, ia sering membuat sketsa untuk cover film bioskop, dan dari situ, kemampuannya terus berkembang.
Kini, Bang Jack lebih condong ke aliran ekspresionisme karena kebebasan yang ditawarkannya. Inspirasi utamanya adalah seniman seperti Affandi, Basquiat, dan Banksy. Selain melukis, ia juga mendirikan Saung Kreasi JHB, sebuah wadah seni untuk seniman yang ingin belajar dan berkembang tanpa senioritas. Dengan misi membangun atmosfer seni di Karawang, Bang Jack ingin seni menjadi lebih inklusif dan mudah diakses oleh semua kalangan. Mari baca wawancara Nyimpang dengan Bang Jack di bawah ini:
Boleh diceritakan sedikit Bang tentang latar belakangnya gimana?
Haris Bonandar nama asli saya, cuma dari kecil suka dipanggil Bang Jack atau Jack, lahir 31 Agustus 1970. Lahir dan sekolah di Karawang. Tahun 90-an keluar STM PGRI.
Apa motivasi yang pertama kali mendorong Bang Jack terjun ke dunia seni lukis?
Motivasi utama sih saya pribadi karena sejak SD saya seneng menggambar. Kalau untuk jadi pelukis top sih waktu itu belum, tapi karena saya akhirnya masuk STM saat awal tahun 90-an (sekitar tahun 92 atau tahun 91 kalau nggak salah), saya kemudian merasa tertantang untuk melukis.
Alasannya adalah karena waktu itu saya cukup sering diberi tugas membuat sketsa, dan karena memang di situ adalah ruang lingkup para pelukis senior.
Dari pengalaman saya di masa STM itu, saya juga senang bikin cover-cover untuk film bioskop yang terbuat dari kain itu —itu memang jamannya. Dulu nggak pakai komputer.
Saya sih waktu itu ada di bagian bikin sketsa, terus tinggal diwarnain oleh pelukis yang lainnya. Ikut bantu-bantuin pelukis-pelukis senior Karawang dan akhirnya makin terasah terutama dalam aliran realisme.
Berarti sumbangsih lingkungan sosial cukup besar iya
Iya, karena memang niat saya untuk belajar dengan mereka gitu: sambil nanya-nanya, dan diskusi. Akhirnya karena hal-hal tersebut, dan latihan yang konsisten, kemampuan saya bisa berkembang. Terus makin ke sini makin banyak yang minta lukis ke saya karena percaya kemampuan saya.
Gimana awalnya nih muncul ketertarikan memulai karier atau pekerjaan di dunia seni lukis?
Iya, ceritanya jadi bermula dari saya yang suka memperhatikan teman saya melukis. Dia itu sering melukis wajah-wajah artis. Saat saya lihat, sketsa-sketsanya mirip sekali dengan wajah artis yang ada di foto. Saya pernah tuh minta bantuan dia buat melukis gambar seorang gadis iya sebagai kado ulang tahun gitu buat gadis tersebut.
Akhirnya, lukisannya jadi dan saya hadiahkan saja ke gadis itu (ngakunya itu bikinan saya, hehehe). Tapi, akhirnya saya mencoba melukis sendiri. Tidak mirip dengan aslinya ternyata. Lalu saya minta bantuan teman perihal bagaimana teknik melukis yang benar.
Udah itu saya latihan-latihan dan akhirnya bisa, sampai akhirnya saya bisa jual lukisan-lukisan saya. Harganya bervariasi: Rp 30.000, Rp 20.000, bahkan Rp 10.000. Masih murah sekali, karena dulu jaman orde baru juga. Beda sama sekarang harganya.
Dari situ kemampuan saya semakin mahir dalam melukis dari segi teknik, pemberian warna, dan segala macemnya. Saya juga mencoba berbagai macam aliran dari aliran realisme sampai neo-ekspresionisme.
Bang Jack sendiri lebih condong ke aliran apa untuk sekarang ini?
Saya lebih suka ekspresionisme karena lebih bebas dan lebih leluasa dalam melukis. Kalau pakai aliran yang lain, misalnya nih, realisme, itu kan mesti memperhatikan bentuk dan yang lainnya supaya menyerupai hal-hal yang ada di dunia nyata. Kalau ekspresionisme sih, bebas aja.
Ada nggak tokoh yang jadi inspirasi utama Bang Jack?
Ada. Kalau masa-masa awal pembelajaran, saya mempelajari dasar-dasar melukis itu dari Jeihan dan Affandi. Tapi kalau sekarang, saya lebih senang dengan Basquiat dan Banksy. Karya-karyanya bagus dan menggugah kesadaran dari segi bentuk, paduan warnanya, dan narasi-narasinya yang kritis.
Sepakat, Bang! Saya dulu sering memperhatikan karya Banksy yang ada di tembok-tembok yang berisi pesan anti otoritarianisme dan anti perang yang diunggah ke sosial media.
Nah, iya! Dari cara Banksy berkarya juga orang-orang tuh jadi lebih fokus ke karyanya, bukan ke seniman atau orangnya.
Oh iya, teknik atau media apa yang paling sering Bang Jack pakai, dan kenapa?
Media melukis sih banyak sekali. Awal-awal mempelajari Affandi dan Jeihan, saya menggunakan cat minyak, terus sekarang lebih nyaman pakai cat akalik (campuran cat dengan air). Kalau cat minyak kan dari Thinner atau minyak tanah, yang susah didapatkan. Kalau cat akalik sih gampang ditemukan di mana aja, praktis, dan cepet kering.
Dalam hal proses kreatif nih, biasanya, ide atau tema lukisan Bang Jack datang dari mana?
Biasanya tuh proses kreatif saya itu berangkat dari masalah yang saya hadapi setiap harinya. Makanya saya selalu membawa buku catatan. Kalau ada masalah, saya catat, dan nanti saya olah untuk menjadi bahan melukis. Contoh misalnya nih, saya gambar sketsa urban tentang kehidupan di kota ini berangkat dari pengamatan yang saya catat.
Betul, Bang. Mesti cepat-cepat dicatat iya kalau udah ada inspirasi masuk.
Iya, karena kalau mengandalkan ingatan aja itu repot. Ingatan kita kan bisa disapu oleh urusan yang lain, dan akhirnya nggak tergarap karya kita.
Oh iya, tantangan terbesar apa yang pernah Bang Jack hadapi selama berkarya?
Tantangan terbesar sih rasa jenuh. Karena tidak terus-terusan saya senang melukis juga. Kadang kalau lagi jenuh ngelukis, iya saya paling bermain musik.
Terus tantangannya yang lain adalah ketika sedang tidak ada uang untuk beli cat, saya mencoba mencari uangnya. Saya biasanya bikin konstruksi mebel seperti meja, kursi, dan lemari untuk mendapatkan penghasilan.
Proses-proses seperti itu membantu kita untuk belajar hal-hal baru dan berkembang dari situ. Kita tidak boleh hanya fokus pada satu bidang saja. Kita tidak bisa hanya menggantungkan penghasilan pada satu bidang.
Saya bukan tipe seniman yang terpaku pada satu hal dan hanya mau di satu hal itu. Nggak. Saya juga belajar cara membuat barang dari kayu. Dari situ saya akhirnya dipertemukan orang-orang baru. Relasi baru yang mempercayakan saya apabila ada project bikin kursi atau meja.
Sepakat! Karena bidang utama yang kita tawarkan itu tidak selamanya ramai peminat iya, Bang.
Iya, kita mesti pintar-pintar mencari peluang untuk mencari uang.
Dari semua karya, ada nggak yang punya cerita atau makna paling mendalam buat Bang Jack?
Ada sebuah lukisan. Udah lama banget. Jadi waktu itu saya pernah ditilang sama [oknum] polisi, terus [oknum] polisinya waktu itu saya gambar dengan kepala tikus, tapi bajunya polisi, karena waktu itu saya menganggap saya tidak layak untuk ditilang.
Terus ada juga lukisan surau, dan ada lukisan yang saya persembahkan untuk seorang aktivis Belanda yang sejak tahun 1960 mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan perlindungan lingkungan alam. Lukisannya sendiri bergambar bunga matahari. Beliau sudah meninggal.
Makanya waktu itu keluarganya jauh-jauh datang dari Belanda ke Karawang untuk menemui saya, karena saya mempersembahkan karya lukisan saya ke beliau tanpa pamrih. Tanpa ada harapan timbal-balik. Sebagai rasa kagum saja kepada sahabat saya sendiri atas dedikasinya itu dalam perlindungan alam. Sekarang saya juga suka menjalin silaturahmi dengan anak-anaknya.
Kalau boleh tahu, nama almarhum itu siapa?
Namanya Paul. Bulan April 2025 akan ada acara “Tribute to Mr. Paul” yang diinisiasi oleh keluarga almarhum dan saya, yang akan diramaikan oleh temen-temen Saung Kreasi JHB. Tujuan acara ini adalah untuk mengenang perjalanan dan pengabdian sahabat saya, Mr. Paul, dalam memperjuangkan perlindungan alam.
Kemarin saya usulkan supaya ada teater, pembacaan puisi, dan perform monolog melukis. Semoga saja ditindaklanjuti.
Aamiin, Bang. Harapannya ini bisa menjadi wadah juga iya bagi para seniman untuk mengekspresikan pesan-pesan perlindungan alam yang Mr. Paul bawa dulu. Ngomong-ngomong soal Saung Kreasi JHB, awalnya tuh gimana bisa terbentuk?
Awalnya muncul Saung Kreasi JHB sendiri karena adanya perbedaan ide atau pandangan antara saya dengan seniman-seniman yang lain. Saya awalnya bersama-sama seniman lainnya memiliki kelompok seni yang suka nongkrong di kampung budaya sejak pendiriannya pada tahun 2014, hingga terbengkalai. Lalu setelah adanya perselisihan paham, saya berpikir, kenapa nggak bikin aja wadah seniman dengan karakter sendiri?
Lalu lahirlah Saung Kreasi JHB pada tahun 2020 yang lalu sebagai wadah bagi seniman untuk belajar, diskusi, dan berkembang. Terus sehabis kemunculannya, banyak orang yang tertarik untuk bergabung. Saya mempersilahkan semua orang untuk bergabung sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Apa yang bikin Saung Kreasi JHB ini beda dari tempat belajar seni lain?
Konsep Saung Kreasi JHB yang bikin berbeda dengan yang lain itu karena kami tidak fokus pada satu bidang kesenian saja, tapi ada berbagai bidang, dan saya di sini nggak berperan sebagai manager atau ketua. Bebas. Manager-nya sendiri datang dari berbagai bidang keahliannya masing-masing. Lalu di sini juga tidak ada senioritas yang gimana-gimana gitu. Walaupun saya sudah malang melintang 40 tahun, saya tetap mendengarkan aspirasi-aspirasi atau ide-ide mereka.
Bedanya dari yang lain itu tidak ada senioritas.
Di Saung Kreasi JHB ada pelatihan atau kegiatan apa aja?
Untuk yang sekarang berlangsung sih ada pelatihan seni lukis dengan Minggu menggambar, pelatihan teater, pelatihan puisi, dan pelatihan esai/jurnalistik. Ke depannya kami berharap ada pelatihan tari juga.
Kalau dari segi antusiasmenya sendiri, gimana tuh, Bang?
Alhamdulillah, antusiasmenya tinggi. Per minggu, paling banyak 15 orang yang dateng, paling sedikit itu 7 orang. Ini kita sih free iya acaranya untuk umum.
Siapa aja yang biasanya ikut program di Saung Kreasi JHB? Pemula aja atau profesional juga?
Hampir kebanyakan yang datang ke sini itu pemula dari kalangan anak sekolah. Kalau yang kalangan profesional jarang, dan paling diskusi soal kesenian saja.
Gimana tanggapan masyarakat Karawang soal keberadaan Saung Kreasi JHB?
Tanggapan masyarakat sendiri sudah memperhitungkan Saung Kreasi JHB ini. Jadi sudah muncul persepsi bahwa tempat ini sebagai rujukan untuk berkesenian oleh Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan.
Oh iya, Saung Kreasi JHB juga diusulkan untuk menjadi tempat Outbound Mini bagi anak-anak sekolah yang ingin berkunjung. Saya rasa sih tempatnya cocok: Asri, sederhana, elegan, dan aura saungnya kuat sekali.
Tapi tentu, ini pekerjaan rumah untuk kami. Tempat bermain outbound mini itu kan mesti disiapkan segala sesuatunya dari mulai pengadaan fasilitas rekreasi, sampai edukasinya.
Karena anak-anak itu aktif iya: sering bergerak ke sana dan ke mari, maka nanti akan kita siapkan suasana yang mendukung itu di wilayah Saung Kreasi JHB. Beda sama anak-anak kuliah yang betah di satu tempat atau ruangan karena sudah dewasa, anak-anak senengnya bergerak. Hehehe.
Apa misi Bang Jack lewat Saung Kreasi ini?
Misi saya adalah saya pengen membangun atmosfer kesenian di Karawang supaya orang-orang tahu bahwa belajar seni itu bisa lewat saung, dan supaya anak-anak tetangga di sekitar lingkungan terdekat kita itu bisa ikut belajar seni.
Jadi seni bukan sesuatu hal yang sulit diakses dan untuk kelompok tertentu aja iya, Bang. Semua orang bisa melibatkan diri. Bang Jack melihat perkembangan seni lukis di Karawang sekarang gimana?
Kalau saya melihat atmosfer seni lukis di Karawang itu sudah makin menggeliat yang dibuktikan dengan adanya lomba-lomba seni lukis, mural, dan lain sebagainya. Sekarang titik center-nya ada di Karawang.
Pemerintah sendiri mendukung nggak Bang kegiatan kesenian di sini?
Pemerintah men-support dengan cara memberi tempat-tempat untuk diadakan acara kesenian dan mendanai kegiatan-kegiatan kesenian (kalau mengajukan proposal terlebih dahulu).
Tapi itu hanyalah kegiatan-kegiatan di luar. Kegiatan-kegiatan kami di dalam saung tidak menggunakan anggaran dari pemerintah, supaya independensi dan keleluasaan seniman tetap terjaga juga.
Harapan Bang Jack buat generasi muda yang mau terjun ke dunia seni apa?
Harapan saya sih berani belajar, pegang teguh konsistensi, karena konsistensi itu ujungnya pasti membuahkan hasil, dan yakin dalam berproses.
Ada rencana nggak buat ngembangin Saung Kreasi JHB di masa depan?
Ngembangin di tempat lain kaya buka cabang gitu sih nggak ada iya. Cuman rencana kami adalah bikin tempat mini outbound untuk anak-anak sekolah di masa depan.
Apa pesan Bang Jack buat masyarakat supaya lebih menghargai seni, khususnya seni lukis?
Pesan saya kepada masyarakat untuk lebih menghargai karya seni lukis adalah dengan cara lihatlah proses kreatif pelukis yang penuh kerja keras, membeli karya pelukis dengan harga yang pantas yang sesuai kerja kerasnya, dan datang ke pameran seni.
Kita ada di penghujung acara wawancara. Ada pesan atau salam yang pengen Abang titip ke anak-anak Nyimpang barangkali?
Oh iya, saya titip salam ke Arini, Farid, dan anak-anak Nyimpang lainnya. Semoga Nyimpang terus giat berkarya dan berani menjadi unik.
Terimakasih banyak Bang buat waktunya. Saya dapat banyak ilmu nihhh.
Sami-sami, Kang.
Terbaikkk, beliau adalah panutan bagi saya.