Tengah malam tadi, teman saya misuh-misuh di WAG. Saya yang kebangun buat salat tahajud jam 3 malam ini baru baca dan sudah pasti ketinggalan, dong. Saya baca dari awal dan saya agak mengernyitkan dahi tapi tentu jha sambil tertawa karena ternyata ada yang lebih lucu daripada lihat Sabrina jatuh dari motor Minggu pagi.
Oh iya, saya rasa saya harus pamerin ulang geng terbaru saya: Femme Fatale Purwakarta. Cukup menyedihkan sih, karena cita-cita Femme Fatale itu kan jadi yayasan, bukan geng! huft.
1. Marah karena Teman Main sama Orang Lain
Kalau ngomongin pertemanan, buat saya ini adalah hal paling tolol yang beruntungnya belum pernah saya alami. Lagian, teman macam apa yang marah ketika temannya happy main sama orang lain? I mean, come on. Temenan itu harusnya ya happy ketika temannya happy, isn”t it? dan kenapa sih emang harus stick together terus?
Saya yakin setiap orang itu punya kesibukan dan punya keleluasaan waktu yang beda-beda. And when it comes to,
“Eh temenin gue nongkrong yuk. Empet banget nih di kosan,“
“Duh sorry ya gue lagi kerja.”
“Gue juga lagi gak enak badan nih sorry banget.”
Ya terus? gue mesti pulang dari kerjaan gue buat nemenin gitu? gue harus ngelarang teman gue memenuhi kebutuhan “nongkrong”nya gitu? gue harus marah ketika teman gue keluar sama orang lain gitu? no.
Lagian siapa yang mau berteman dengan cara menjijikan seperti itu? Itu bukan cara kami temenan. Sabrina dan Revi ngerti kalau saya lagi malas dan gak mau diganggu, terus saya harus marah kalau Sabrina sama Revi pergi nonton bioskop berdua? ya enggak, lah. Saya tahu saya gak setiap hari ada di Purwakarta, terus saya harus ngambek kalau Meita main sama orang lain? ya enggak, lah.
Everybody has right to choose their own happiness, to do what they wanna do. Why do I have to trigger stress and make it hard for them? are you experiencing low self-esteem?
I’m so sorry for that. Kami turut sedih, tapi jangan khawatir, anak FF saya jamin gak ada yang kayak gitu, kok. Percaya, deh. Anak FF lebih senang main Project Makeover dan nyari foto gak komuk untuk dijadikan video jedag-jedug. Kami minta maaf kalau circle pertemananmu gitu. Pasti sakit banget ya ketika butuh seseorang di sisi, tapi teman-temanmu gak bisa ada dan memilih marah ketika kamu ditemani orang lain. Semangat, ya. Kalau ada yang butuh diceritain, hayu cerita sama anak FF. Revi cukup ramah dalam membalas pesan, kalau saya moody-an, Shela jarang pegang HP karena lebih sering pegang mesin kopi, Endah lebih sering jadi koki, Diva lebih sering stock opname, dan Meita sukanya jihad di land of dawn.
2. Marah Ketika Gak Direpost
Ini hal konyol apa lagi? Kenapa harus marah ketika gak di-repost? Marah tuh ketika kamu puasa dan temanmu godin di depan kamu, dong! Marah tuh ketika ngedit tulisannya Budi Hikmah, dong! Marah tuh kalau diledek masuk kerja pas hari Minggu, karena harga beras naik, lampu merah mati, gitu loh. Kan banyak ya marah yang lebih seru.
Tapi sih kalau dipikir-pikir lagi, ya. Poin nomor 1 dan nomor 2 ini mungkin akarnya sama, ya. Saya rasa saya harus bilang ini: dunia tuh gak semuanya tentang kamu, dan kamu harus belajar memahami itu. Dunia ini geosentris, bukan kamusentris. Please, deh.
Kalau kamu belum tahu apa yang kamu butuhkan, berhenti cari orang lain. Penuhi kebutuhan diri kamu, kenali diri kamu sendiri supaya nanti ketika berhubungan sama orang lain, kamu gak terus-terusan menuntut mereka untuk suatu hal yang sebenarnya bukan kewajiban mereka. Dunia semakin runyam, krisis iklim semakin parah, deforestasi, dan polusi. Berhenti memperburuk kondisi bumi, jangan bawa toxicities ke kami, kami alergi.
Dari Nyimpang, kami belajar bahwa semua orang berhak memilih dengan siapa mereka menghabiskan waktu, setiap orang berhak memilih dengan siapa mereka berteman. Cheers.