
Lima cahaya berpendar memancar rasa
menyelinap di antara atma dan kama
apakah kau tahu, “ada burung gereja di halaman?”
menjelma Simurgh dan burung-burung Sulaiman
temaram warna berubah
menguap di antara janjiku padamu
dalam dingin perasaan ini
mengukir di antara suara parau
Kau begitu dekat!
2023
Seperti di padang yang luas ini
kau tetap berdiri: melihat
ribuan mata menusuk sukma
aku tetap di sini
menunggu untuk melebur:
bersama
Seperti di lapang yang menghampar ini
kau tetap berdiri: mengawas
jutaan kawanan membiar jiwa
kau tetap di sana
menanti untuk menyatu:
bersama
menjadi kita.
2023
Dia bukan pertapa tua yang menunggui sebuah tongkat
ksatria gagah pencari batu permata
siapa? Masuklah dalam dirimu
langit memerah
angin menuba
udara menghembus
angkasa membelah
semesta mengada
dalam dirimu
ada aku
ada engkau
ada kita.
2024
Kau bersama matahari:
mengintip dari bayang-bayang kenangan
ada titik goresan pada tajam matamu
aku tertusuk sembilu
di sudut bibirmu: tersenyum merekah
tanda sengitnya cinta kita.
Kau bersama matahari:
membawa ke fatamorgana masa depan
ada khirka yang ditanggalkan sang sufi
terikat zunnar menggelora
aku menjelma kupu-kupu yang terbakar
dalam cahaya-Mu.
2024
Lahir di Subang, Jawa Barat, pada tanggal 17 Juni. Heri sangat menyukai puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Pernah mengikuti acara “Temu Penyair Asia Tenggara 2018” di Padang Panjang, Sumatera Barat, mengikuti Festival Seni Multatuli 6-9 September 2018 di Rangkasbitung, Lebak, Banten. Puisi-puisinya juga pernah dimuat pada Jurnal Aksara, Deakin University, Australia. Kegiatan sehari-hari Heri adalah Dosen Sastra IKIP Siliwangi Kota Cimahi. Selain itu, Heri juga banyak beraktivitas sebagai editor dan reviewer di berbagai jurnal ilmiah di dalam dan luar negeri.
Bareng-bareng kita berkarya dan saling berbagi info nongkrong di grup whatsap kami.