Penolakan

Di suatu hari, ketika bulan dan matahari terlihat bergandengan,
Aku menenggak racun yang memabukkan, untuk membasuh derita yang terus menjelma.
Kuminumlah mereka:

Botol ke-1 kutenggak habis seketika,
bermaksud menghapus pedihnya hari yang sunyi,
dan kehilangan yang terus menghantui.

Botol ke-2, kutenggak dua kali hingga habis.
Ada rasa yang mulai hadir, seperti sakit kepala yang tak kunjung reda.
Mualnya kehidupan mulai muncul,
bersamaan dengan takdir yang terasa tak adil.
Ia maju menuju baris paling depan dalam pikiranku,
seperti bayangan yang tak bisa dihilangkan.

Di botol ke-3, aku sempoyongan melawan nasib.
Ia kejam, membawa kekecewaan,
untuk diriku yang jauh dari halaman dan kebahagiaan.

Wahai Sang Pembuat Segala,
haruskah aku terus bergantung pada dosa ini?
Ataukah Kau telah kehabisan akal,
membiarkanku begini,
seperti korban yang tak bisa diselamatkan?

Penerimaan

Oh,
Pangeran yang Maha Kuasa,
kuterima takdir ini,
beserta semua titah-Mu yang mencekik.

Mulai kujauhkan segala yang merugikan,
walau sesekali korupsi masih terjadi.

Jalan kehidupan yang tadinya terhalang tembok buntu,
mulai menunjukkan lubang yang perlahan membesar,
menjadi pintu keluar kelegaan.

Kuhargai keputusan-Mu,
mengambil pelan-pelan semua yang berharga bagiku.
Walau kadang jiwa ini terkejut,
hingga hampir keluar lewat mulut,
tetapi entah mengapa ia selalu merangkak kembali,
kepada raga yang Kau anugerahkan ini.

Celaanku sebelumnya, semoga Kau lupakan.
Dan celaanku berikutnya, semoga Kau hiraukan.

Aku berserah pada-Mu, Pangeran yang Maha Kuasa,
menerima segala yang Kau berikan, dengan hati yang terbuka.

Berserah

Ternyata, dalam kehidupan berserah,
lebih banyak peluru berdatangan,
menimbulkan lubang agar raga goyah dan ingkar akan janji.

Ternyata, dalam kehidupan berserah,
aku menjadi murah,
mudah terpikat oleh makhluk-Mu,
entah ia muncul dari comberan sebelah mana.

Lidahnya meliuk-liuk seperti ular,
suaranya terdengar serak oleh dosa,
dan giginya putih seperti iblis.

Ternyata, dalam kehidupan berserah,
banyak orang lebih dulu dariku.
Walau badan mereka telah setengah hancur,
mereka tetap tak goyah.

Dan ternyata, dalam kehidupan berserah,
aku bisa tetap menjadi diriku,
dan didampingi oleh diri-Mu.
ADVERTISEMENT
https://chat.whatsapp.com/Dl7MWK5PZfw5j2qqVoIGCD https://chat.whatsapp.com/Dl7MWK5PZfw5j2qqVoIGCD https://chat.whatsapp.com/Dl7MWK5PZfw5j2qqVoIGCD
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?