Rintihan Jiwa yang Terkurung

Di Balik Tubuh yang Berat Di bawah beban tubuh yang tak ringan Ada jiwa yang

Di Balik Tubuh yang Berat

Di bawah beban tubuh yang tak ringan

Ada jiwa yang merintih, pelan tapi pasti

Langkahnya berat, napasnya terengah

Namun semangatnya tak pernah menyerah

Mata-mata menilai, mulut-mulut mencemooh

Setiap pandangan menjadi duri, setiap kata menjadi pisau

Namun di dalam dadanya, ada tekad yang berapi

Melawan dunia yang tak henti-henti menghakimi

Di cermin dia melihat bayangan yang lain

Seorang pria gemuk, namun hatinya penuh cinta

Dia tahu, tak semua orang paham

Bahwa di balik kesengsaraan ini, ada harapan yang mendalam

Bukan sekadar berat yang dia tanggung

Tetapi juga beban stigma yang membelenggu

Namun dia tetap melangkah, dengan harapan dan doa

Suatu harı, dunia akan melihatnya sebagai manusia yang sempurna.

Tanpa Arah

Rasanya masih terlalu awal

Jika aku menyerah pada episode ini

Bahkan bagian prolog belum rampung aku tulis

Narasinya belum genap dibaca secara utuh

Untuk apa aku menyerah sekarang

Ini masih awal perjalanan

Masih banyak hal yang harus aku lalui

Semua orang pernah merasakan fase ragu dan lelah

Jangan dulu lelah!

Yakınlah semua indah jika sudah waktunya

Jangan biarkan perjuanganmu berhenti di sini

Jalan cerita yang perlu kamu tulis masih panjang

Ayo bangkitlah!

Bersama banyak tokoh baik dan alur yang kamu harapkan

Kebahagiaan masih menanti di depan sana

Bertahanlah sampai pada epilog yang sebenarnya.

Rintihan Jiwa yang Terkurung

Hidup bak larik aksara yang tak tersusun

Melambai dalam sepi dan keraguan

Hingga jiwa merintih di batas khayal

Terperangkap dalam cangkang renta

Gelisah merajam sanubari

Gundah menjalari kalbu

Resah meragu di relung jiwa

Cemas mengandap dalam diri

Pusaran emosi mencengkram kuat

Lara mengaliri benakku

Waswas membebani alam pikir

Risau mencengkram sukma

Tapi, di sela-sela kelam itu

Ada sinar kecil yang bersinar

Harapan untuk meraih kemenangan

Melawan kegundahan dengan keberanian.

Diriku di Bawah Bayang Harapan

Hidupku berjalan di bawah beban yang tak terlihat

Di pundakku, harapan mereka bertumpu tanpa ragu

Seolah aku lahir untuk mewujudkan mimpi yang tertunda

Namun beratnya harapan itu, kadang membuatku lesu

Aku bertanya pada angin, “Akankah aku kuat bertahan?”

Setiap langkahku, dituntun oleh bayang-bayang cita

Cita yang mereka ukir dalam doa, dalam harap tanpa henti

Aku ingin menjadi bintang yang mereka inginkan

Namun, dalam hatiku, aku mendambakan cahaya sendiri

Tapi bisakah aku menggapainya, tanpa mengecewakan cinta?

Dalam diam, aku menanggung beban yang tak terucap

Mereka melihat masa depan dalam setiap gerakku

Terkadang aku merasa terperangkap

Antara cinta yang dalam dan impian yang menggunung

Aku bertanya, kapan aku bisa bebas menghirup angin pagi?

Namun, aku tahu, cinta mereka adalah pijar yang tak padam

Meski langkahku berat, aku takkan menyerah

Aku akan mendaki puncak itu, meski jalannya terjal

Dan semoga, di puncak sana, aku temukan sinar bahagia

Untukku, dan untuk mereka yang selalu percaya.

Di Balik Tembok Putih Hamparan Sabana

“Apakah kau tau, Ar, disana ada keindahan, yang takkan kubawa balik turun?”

“Apa itu, Ta…?”

“Seperti… Aliran sungai.”

“Aliran sungai…?”

“Yah… Perasaan tenang, sejuk, dan…”

“Dan apa, Taa…?”

“Dan kamu yang tersenyum di tengah sabana luas nan panjang itu.”

Halo aku seorang pelajar yang pendiam, pemalu, dan suka dikira jutek, padahal mataku minus. Instagram: @rdhenta

Related Post

No comments

Leave a Comment