Riang di Daun yang Rindang
Bukan tanpa harapan orang riang tertawa.
Melihat pohon tinggi lebat.
Siap untuk menuai buah-buah yang sehat.
Tertawa menikmati sebat.
Topi diletakan pada tukak palu.
Ibu mengantar makan sambil membungkuk.
Punggung ibu memang bungkuk …
Maklum, faktor umur.
Bunyi traktor tak henti sampai petang,
Budi yang berhitung, 1, 2, dan 3.
Suara kicauan burung mulai tak terdengar.
Bapak enggan untuk pulang.
Menikmati senja di bawah pohon yang rindang.
Semilir angin berhembus tak karuan.
Menembus pori-pori yang besar ini,
Pulang-pulang minta dikerokin.
Anara, 14 Juli 2023
Terbelenggu dalam Senyummu
Kusirami hari dengan senyuman,
Hingga terasa keriput dan denyutan di wajah.
Setiap pagi kuramahi manusia, penuh rona-rona.
Wajah memerah ingin pulang.
Sampai kapan harus ramah-tamah,
Etika dijaga untuk terlihat profesional.
Walau ini tuntutan. Namun, aku juga manusia.
Rasa marah yang ingin menyeruak.
Mungkin hanya rasa sesaat seperti ia yang pergi dengan senyuman.
Atau aku yang muak, karna jarang di kasih tips sama pelanggan.
Namun, kutetap tabah.
Jalan riuh sempoyongan.
Biarkan uang yang berbicara,
Rasa ini pun akan hilang bila dibiarkan.
Tak minta belas kasihan.
Hanya ingin Anda peka.
Karawang, 14 Juli 2023
Retakan Kaca
Melamun hampa di sudut ruangan.
Aku terbelenggu oleh sakit di dada.
Tak bisa bersuara,
Jatuh lunglai dalam tangisan.
Bukankah aku punya hak bersuara?
Tetapi setiap ingin berbicara …
Kau membungkamku dengan kasar
Mengurungku dalam ruangan gelap.
Tersisa aku dan kaca,
Aku menatap kosong bayangan.
Bayangan itu seakan ingin menerkam.
Aku tak berdaya …
Pecahan itu berserakan.
Tak berbentuk bag air yang mengalir.
Ingin menghentikan air yang berlinang ini …
Hayati tak sanggup hidup lagi.
Anara, 15 Juli 2023