Kebebasan merupakan segala hak atas setiap hal dan keputusan dalam hidup saya, termasuk hak untuk terbebas dari rasa lapar tengah malam. Begitulah hal-hal yang membuat saya akhirnya terbangun, menguliti kata-kata yang membadai di kepala sebagai upaya meredakan rasa lapar.
Tadi siang, saya baru bereskan membaca Anarkisme untuk Pemula. Buku yang menurut saya berbeda dari buku pada umumnya. Buku ini merupakan buah karya Marcos Mayer, seorang jurnalis, professor dan penulis. Sementara ilustrasinya dibuat oleh Sanyu yang merupakan nama samaran dari Hector Alberto Sanguiliano, seorang ilustrator dan kartunis dari Argentina. Buku tanpa daftar isi dan kata pengantar, nomor ISBN, langsung meluncur mulus pada bagian pembuka yaitu Anarkisme Bangkit Lagi.
Setelah runtuhnya Tembok Berlin di tahun 1989, anarkis menemukan pintu kebencian terhadap dunia karena ketidak adilannya. Negara pun dianggap sebagai musuh dari kebebasan. Sampai pada perang dunia ke-2 Anarkis memiliki rumusan baru dalam bentuk teori dan praktek. Banyak kalangan berpikir bahwa gerakan anarkis hanya ada di abad 19 dan gerakan anarkis pun masih terdengar sayup-sayup sampai abad 20. Tapi sejarah anarkis melampaui doktrin maupun praktek politik pada masanya.
Begitu bunyi di halaman pertama, disusun dengan bahasa progresif yang menurut saya lebih mirip risalah provokasi. Begini, pemikiran dasar anarkis mengamini bahwa negara dan pemerintahan merupakan alat utama penindasan manusia yang telah berlangsung sepanjang sejarah. Oleh karena itu, jelas sekali bahwa kekuasaan politik dan orang kaya tidak bisa dipisahkan, dan saya setuju dengan hal ini.
Namun, makna anarkisme dulu dan sekarang sudah sangat jauh berbeda. Anarkis sekarang bisa diartikan sebagai sesuatu yang brutal, vandal, pengacau, dan tidak beretika. Padahal anarkis adalah sebuah pemikiran tentang pembentukan komunal atau komunitas kecil tanpa adanya pemimpin dengan penghapusan total negara dan kekuasaannya. Anarkis merupakan sebuah otokritik kepada pemerintah tentang kebebasan. Tidak ada lagi partai, otoritas yang ada hanya kebebasan penuh bagi manusia dan warga.
Bakunin, ‘Bapak Anarkisme’ yang bahkan sampai akhirnya hayatnya beranggapan bahwa masyarakat bisa menjadi sempurna tanpa pemerintah, Bakunin tetap pada anggapannya, percis seperti yang diilustrasikan pada buku ini.
Di masa hidupnya, Bakunin pernah dipenjara di negaranya sendiri dan berpindah dari satu negara ke negara lain karena pemikirannya ‘dianggap’ berbahaya. Setelah wafat, paham Bakunin diperbarui dengan penyempurnaan dan disebarkan melalui Kropotkin, Proudhon, dan Malatesta. Sementara secara gerakan anarkisme, Foucault menyumbang kelompok perlawanan. Bagi Foucault, kekuasaan tidak hanya menindas tetapi juga menghasilkan sejenis kebijakan dan kontrol tertentu.
Tahun 1841 Proudhon menulis What is Property? dengan mengajukan penolakannya terhadap relasi didasarkan pada keuntungan ekonomis dan menyatakan bahwa kontrak sosial yang menjadi dasar ideologi liberal hanyalah sandiwara. Sementara Karl Marx mengkritik bahwa Proudhon yang kekanak-kanakan itu menggunakan pemikiran dangkal dalam mengkaji masyarakat dan tidak mengenali makna perubahan.
Walau Marx bertentangan Proudhon, tapi ia tidak menolak untuk minum kopi dan duduk bersama sambil menikmati senja ala anak indie ini hari~
Selanjutnya, di bab-bab akhir, kebebasan diwujudkan melalui kesenian baik itu lukisan, mural, teater, dan musik. Buku ini berjumlah 168 halaman, diterbitkan oleh Daun Malam. Bagi yang gak gitu suka membaca, buku ini direkomendasikan sangat merekomendasikan karena di dalamnya banyak ilustrasi yang selain bikin melek, juga membantu pembaca lebih memahami makna dari penjelasan tertentu.
Dengan membaca buku ini, setidaknya bisa memuncul kembali sikap-sikap anarkis di dalam kebudayaan dan pemikiran kita. Saya setuju atas kemandiriannya dari paham filsafat politik ini karena setiap orang berdaulat atas dirinya sendiri. Misalnya nih jangan terlalu bergantung kepada negara dengan mengharap kesejahteraan di segala bidang, karena kodratnya birokrasi itu ya panjang dan ribet. Contoh kecil ya bantuan sosial yang dikorupsi oleh Menteri Sosial kemarin. Coba saja kalau kita hanya menunggu bantuan dari pemerintah tanpa ada kemandirian atau pun jalan lain untuk mencari makan mungkin hanya akan menunggu bantuan sosial yang sudah disumbangkan ke dealer rubicon.