Budak Cinta
Kau bisikkan rayuan-rayuan cinta
saat aku berada di tengah ritual doa,
Kau ingkari semua diksi-diksi
sementara namamu masih kusebut dalam puisi
Akulah lelaki yang terusir dari surga
sebab dosamu yang egois mengejar dunia.
Sebelum matahari di matamu itu tiba di barat
sebelum keegoisan cinta membawa kita ke akhirat.
Terserah kalua kau tak mau, bahkan sekalipun dia
mengirim nama yang bukan dirimu
akan sepenuhnya hati ini kusimpan dalam derita.
(2024)
Kembang Api
Bunga-bunga kecil gemericik di atas
dadaku yang beriak-riak
kemudian aku siram tanpa sisa
selepas kau puas dengan sepuluh kecupan surgawimu,
kita mengakar semakin kuat,
guratan nadi semakin terlihat,
pelukan cinta kita pun menjadi lebih erat.
waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam,
dan kau masih dengan sabar mengajariku
69 cara berbahagia tanpa kata-kata
sebelum tiba pada ciuman ke sebelas kala itu,
kita sudah meledak dan bermetamorfosa
menjadi kembang api yang mengakhiri
pesta tengah malam paling meriah milik kita.
(2024)
Selamat Malam
Selamat malam;
hanya diserahkan kepada orang yang merasa
bulan sudah nampak indah menggantung di atas kepalanya yang meranum.
untuk kita;
manusia-manusia yang meminta
keramaian dalam sepi,
puisi-puisi tanpa estetika diksi,
cangkir minum yang airnya terlambat dihabiskan,
Selamat malam hanya akan memberikan kegelapan dan kesunyian.
selamat malam;
Hanya tepat sasaran kepada orang yang bahkan
merasakan rindu tanpa pernah sekali pun bertemu.
untuk kita;
manusia yang seringkali merasa abadi,
menganggap cinta sebagai transaksi,
kartu debit yang tak pernah dilihat jumlahnya,
selamat malam hanya akan menyisakan waktu yang amat cepat berlalu.
selamat malam;
hanya selamat malam.
bukan untuk kita;
orang-orang penuh gengsi yang berusaha hidup
dalam perasaan dan ambisi yang mati.
(2024)
Hujan di Matamu
Apa yang menjadi kentara
setelah hujan reda
dan malam kembali pada sunyinya?
kembali pada ruang sendu tanpa cinta itu kuberkata,
“Doaku melesat kepada yang jauh, kepada matamulah para malaikat ingin bertamu”
Sekilas kulihat senja jatuh dan sebelum tersadarkan waktu,
kudapati hujan sudah berpindah rintiknya,
jatuh mengendap di kedalaman matamu.
Apa yang telah usai
setelah hujan reda
dan malam kembali pada sunyinya?
Aku akan kembali berkelana
mencari sisa-sisa cinta dan lantas pulang
kepadamu sebelum fajar tiba,
sebelum hujan di matamu benar-benar reda.
(2024)
Cintailah Aku!
Sajak terakhir untuk cinta yang belum, sempat habis
Cintailah aku!
dari pelukan hujan dan senja yang menjadikan kita
tetes terakhir paling terang sebelum malam
menjemput kita pada kegelapan
Cintailah aku!
dari detak jantung dan nadi
yang menjadikan kita darah terakhir paling merona
sebelum luka menjemput kita pada kepedihan
Cintailah aku!
dari bibir sloki atau vodka
yang menjadikan kita mabuk terakhir paling menghanyutkan
sebelum hidup menjemput kita pada kenyataan
Cintailah aku!
dari ujung panah atau senjata api yang menjadikan kita
peluru terakhir paling menenangkan
sebelum kematian menjemput kita pada ketiadaan
Cintailah aku!
dari segala batas waktu yang menjadikan kita
detik terakhir sebelum Sapardi menjemput kita pada kefanaan
Cintailah aku!
lalu habiskan dirimu sendiri
hingga tak ada lagi yang tersisa dalam seluruh tubuh dan ragaku.
(2024)