Dalam novel “Lekas Sembuh Manusia Bumiku” Bud Hikmah menyusun mozaik tentang hubungan manusia dengan Bumi, diwarnai dengan kisah-kisah yang saling terkait.

Kisah ini dimulai dengan sebuah doa sederhana untuk kesembuhan Bumi, yang terlontar dari bibir Arman, seorang anak sekolah yang, tanpa disadarinya, memulai perjalanan introspeksi tentang bagaimana setiap tindakan kita berdampak pada planet ini.

Dalam kisahnya, kita bertemu dengan tokoh-tokoh seperti Adam, yang dilema antara tradisi dan cinta; Romi dan Lili, yang cinta dan keinginan untuk memperbaiki diri menyatukan mereka; serta Nafa dan Aiman, yang cinta diuji oleh jarak dan waktu. Mereka semua, dengan cara mereka sendiri, mengajarkan tentang pentingnya penerimaan, pertumbuhan, dan kepedulian.

Cerita bergerak melalui dilema, perjuangan, dan pertumbuhan pribadi, menceritakan tentang manusia sebagai penyebab kerusakan tapi juga sebagai pembawa harapan untuk pemulihan. Di akhir, “Budi Hikmah” menawarkan refleksi bahwa meski Bumi terluka oleh tangan kita, kita juga memiliki kekuatan untuk menyembuhkannya.