Bisik Bintang
Malam meminta suara dari suaka hewan terluka
Malam memanjang karena pohon bernyanyi
Tentang derak pasir tentang bisik bintang
Pada hari sengantuk ini
Uap motor menumbuhkan berbagai bunyi
Di pasar di suaka pagi
Memanjang lagi laut mana bernyanyi
Tentang diriku dan keinginan untuk tenggelam
Ke balik layar monitor
Ke suara suara pohon
Ke laut terdalam
Tenggelam seperti menulis sajak ini
bumi menyatu
Di bawah nocturne Chopin
Setelah kereta-kereta uap Polandia diluncurkan
Kepada bumi yang terluka
Memendam anak dari kura-kura
Bendera putih dikibarkan di sana
Dengan segenap peleton anti kematian
Juga sel-sel genetik termilenial
Aku tak hadir di sana
Kembali
Mengelap sisa tumpahan nasi goreng di meja
Dengan kain kebun binatang.
Aku di sini melihat es teh
Mengambil perannya
Sebagai lem perekat
Dari kelas kelas sekolah dasar
Aku mengelap es teh itu
Dengan memori tanah yang terkoyak
Dari bumi yang hangus termakan isinya
Sedang manusia seperti tiram membeku
Menyatu dengan kulkas di dalam rumahnya.
Mengeja lagi anak mama
Dari malam sekarat bir
Dari desir risau para pasasir
Menguji bom atom tanpa Bhagawadgita
Merasuki jiwa m-jiwa anti es teh dan pro kematian
Dengan setetes Chopin mengeja hujan
Abcdefg- menjadi harmoni-harmoni alam terluka
Akan aku ambil sanggurdi
Mengepaknya dalam jemari instagram
Hashtag #### seperti mengganti mata kita
Menjadi mata-mata duka, mata-mata keterasingan
Instagram sejak kapan berduka? Duka sejak kapan menjadi wifi, menjadi mesin cetak?
Apa luka mampu membuat kita lupa
Tentang hari panjang di malam ladang ilalang.
Sedang aku kabur
Ke dalam bisik bintang.
Barorka
Jogja, Juni 2024
—-
Pangeran Kecil
Satu teman berdatangan
Membawa bingkisan dari bintang
Dari planet mana lagi
Dari kuadron mana ia datang
Mungkin pesawatnya terjebak di gurun pasir
Lalu mencari sumur sampai tak lagi hening.
Setelah, belajar bahasa orang-orang obeng,
Orang-orang mur, orang-orang baut
Ia merapihkan pundaknya, dengan engsel hidrolik
Paru-paru seperti kantung plastik
dalam kaca penuh mawar berduri
Merapihkan, apa yang perlu dirapihkan
Bagaimana harus dirapihkan.
Ia bertanya
Kepada bintang di atas sana, letaknya jauh
Sampai mur, baut, obeng tak percaya.
Tak ada siapa di sana
Bisik gurun merubahnya menjadi majenun
Membuatnya seolah mengenal bahasa bintang dan bahasa pasir.
Paling terik hanya sejengkal ini
hanya monolog bintang mati.
Yang tak pernah mau tahu tentang percakapan ini.
Eh mari berhenti sejenak di hamparan rumput sana
Barangkali kita bertemu rubah bijak yang mengajarkan kata kerja baru. Atau rumah lengkap dengan sepasang porselennya. Barangkali mustahil juga kata kerja baru. Perlu digerinda, dibuang ke laut, dihilangkan di udara.
Untuk sekedar mencari sumur di ladang bintang.
Mungkin kita memang harus sekosong sepi
Agar dapat mengenal sepi lagi.
Barorka
Jogja, Juni 2024
—-
Satu Dua Kegiatan saat Hari Libur
Hal ini berjatuhan
Di kepala
Di atap
Menjadi tai cicak
Menjadi jaring laba-laba
Mengenal dinding
Mengenal kasur dan bantal
Mengenal tidur siang hari
Tak pernah usai.
Hal ini berjatuhan
Mengenal angkot warna merah warna biru
Mengenal berdesak-desakan dengan ayam dan kandangnya, kadang timun, kadang beras.
Mengenal orang bugis dan ikan bakarnya
Mengenal ice cream sundae stroberi
Mengenal kfc dan mcd
Mengenal sepatu boots bapak
Mengenal kelamin
Mengenal umpatan juga
Hal ini berjatuhan
Menjadi hari panjang di musim hujan
Menjadi tanah basah
Menjadi suara cicada berkawin kawin
Menjadi sore redup main selang air
Menjadi rumput untuk makan kelinci
Hal ini berjatuhan
Mengenal michael jackson
Menjadi beatles, janis joplin, dan donovan
Melalui kaset pita gibahan bapak
Oh how love gonna set you free
Oh wah, one day in your life seperti melemparnya
Ke masa taman kanak-kanak, telat berangkat
Karena menunggu pasar angkat kaki, menunggu pasar menjadi lolong sunyi
Membuatmu melompati pagar sekolah
Tersandung lumpur
Dimarahi guru
Dan berusaha mengeja kata cinta.
Wah rasanya hal ini berjatuhan lagi
Sebelum mengenal alfabet
Kau mengenal mie instan dan nuget
Sore ini berjatugan
Menjadi stronghold crusader
Bermain tamiya ga pake set rel mahal-mahal
Tapi hanya punya sepetak selokan
Di samping rumah, yang kau sumbat airnya
Agar jalannya semulus projek mahal negara
Tahu-tahu tamiyanya rusak
Lalu merengek minta dibelikan PS2
Karena penyewaan ps yang dikelola kokoh itu
Sudah padat dengan musuh musuh komplek dari parit blok II.
Hal-hal ini berjatuhan juga
Ibu menyiram tanaman.
Seribu anggrek dalam matanya.
Seribu pohon tebu dan rambutan dalam tawanya.
Seribu lolong sunyi bintang berkelip,
saat mati lampu, bulan menyimpan mitos peri.
Memantulkan wajahnya, karena hanya ada lilin
Dan cerita dari kampung asalnya.
Mitos menjadi hal menyenangkan.
Jangan lupa sikat gigi dan cuci kaki.
Karena malam begini, banyak penculik mimpi
Menunggumu di balik kerja esok hari.
Barorka
Jogja, Juni 2024