Cinta adalah bagian dari hidup manusia. Masing-masing kita pasti punya kecenderungan untuk mencintai berbagai hal entah itu benda, hewan, atau seseorang yang kita anggap spesial melebihi siapa pun, seperti Minpang misalnya. Sialnya, karena perasaan ini bisa timbul kapan dan di mana saja, temen kita sendiri pun bisa jadi sasarannya.
Orang-orang bilang, kalau cewek sama cowok sahabatan itu pasti salah satu di antaranya ada yang jatuh cinta. Gara-gara itu, beberapa orang di dunia ini gak percaya dengan persahabatan antara cewek dan cowok, karena pasti selalu melibatkan perasaan. Wajar sih, namanya cowok sama cewek, tiap hari ketemu, sering ngobrol ketawa-ketawa, susah seneng dilewatin bareng-bareng, udah akrab sama keluarga masing-masing, gimana gak bisa timbul perasaan coba? Selain melihat fakta-fakta dalam dunia nyata dan film, ternyata saya sendiri pun merasakannya. Saya setuju dengan pendapat di atas. Yang terjadi pada saya memang begitu kenyataannya.
Tapi, jatuh cinta diam-diam sama temen sendiri itu gak enak. Lebih banyak galaunya daripada bahagianya. Kok bisa? Beberapa hal yang pernah saya rasakan ini mungkin bisa jadi gambaran buat kalian, supaya mikir-mikir lagi kalau suka sama temen sendiri.
Pertama, kalau dia suka sama seseorang pasti ceritanya ke kita. Kita pun harus banyak berpura-pura. Pura-pura mendengarkan ceritanya dengan tulus, pura-pura seneng kalau akhirnya dia jadian (padahal hati hancur kayak celengan ayam jago pas dibongkar), pura-pura ngedukung padahal berharap dia cepet-cepet putus.
Kedua, kadang-kadang berasa jadi caleg gagal nyalon kalau kita lagi main ke rumahnya tapi tiba-tiba pacarnya datang juga. Dunia rasanya milik mereka berdua dan yang lain cuma ngontrak. Sebagai temen yang jatuh cinta diam-diam saya cuma punya dua pilihan: tetep stay dan ngobrol walaupun hati ambyar, atau milih pulang dengan berbagai alasan palsu.
Ketiga, dia pasti minta saran sama kita. Selain bercerita tentang seseorang yang dia suka, seringnya kita juga diminta saran. Contohnya mau ngasih kado ulang tahun apa (padahal kita juga sebenernya mau banget dikasih kejutan yang romantis gitu, he2x) saran penampilan yang bagus buat kencan, atau saran apa yang harus dia lakukan kalau lagi marahan, dan banyak lagi.
Keempat, kalau suatu saat kita berani ngomong jujur ke dia, risiko ditolaknya lumayan tinggi (walaupun peluang diterimanya juga tinggi). Berdasarkan kasus yang saya alami, saya dianggap cuma bercanda waktu ngomong serius. Alhasil, dia kayak menolak secara halus. Ditolak sih lebih mending. Ini ditolak enggak, diterima apalagi, gantung banget kayak jemuran. Perlakuan dia juga seolah-olah gak ngehargain perjuangan banget. Jadinya jleb banget kan (so sad). Atau mungkin seseorang bisa aja jadi seenaknya kalau tau dia dicintai? Hanya dia dan Allah yang tau.
Kelima, risiko dia marah juga tinggi. Saat seseorang sudah menganggap kita sebagai sahabat, segalanya pasti dia ceritakan termasuk siapa yang dia suka. Nah, biasanya hal ini yang menjadi pemicu kemarahannya. Selama ini dia cerita tentang seseorang yang dia suka, eh tau-tau malah sahabatnya sendiri yang suka sama dia, sungguh plot twist. Biasanya dia jadi marah karena merasa dikhianati. Dia bersikap baik selama ini juga bisa jadi karena menganggap kita kayak sodara sendiri, bukan karena dia juga sama-sama suka. Kalau kasusnya kayak Ditto dan Ucha di dunia nyata dan film Teman Tapi Menikah sih Alhamdulillah, walupun mereka juga marahan dulu. Lah ini? Ternyata endingnya malah persahabatan yang ancur kan gak lucu sama sekali. Niatnya mau jadi teman tapi menikah, eh malah jadi teman tapi meninggalkan huhu.
Keenam, kalaupun pada akhirnya cintamu berbalas dan berhasil pacaran sama dia, kamu harus hati-hati terhadap kemungkinan putus dan masalah yang akan timbul di kemudian hari. Biasanya sepasang sahabat yang jadi pacar kalau udah putus bisa saling menjauh sejauh-jauhnya (saya pun mengalami hal tersebut). Bahkan sampai ada temen kutipan yang bilang gini: “Jangan sampai kamu jatuh cinta sama sahabat sendiri, karena kalau kamu putus kamu akan kehilangan sahabat sekaligus pacarmu.” Dipikir-pikir bener juga sih.
Itulah sedikit gambaran untuk kalian yang lagi ngumpulin niat buat ngomong jujur sama dia. Jangan cuma dipikirin kemungkinan ditolaknya, pikirin juga kalau bisa jadi dia nerima karena udah nyaman. Walaupun jatuh cinta sama temen sendiri itu gak enak dan banyak sakitnya, tapi bukan berarti gak boleh lho. Boleh-boleh aja, ini sama sekali gak salah. Bisa jadi perjalanan kita mendapatkan jodoh itu salah satunya dari jalur pertemanan. Ya, kalau gak bisa jadi Ditto sama Ucha mudah-mudahan bisa jadi kayak Genta di film 5cm, walaupun ditolak tapi akhirnya bisa berdamai dengan keputusan Riani milih Zafran yang juga sama-sama temen sendiri. Sebagai saran, lebih baik ngomong jujur aja daripada dipendam terus. Karena penolakan yang menyakitkan lebih baik daripada pura-pura yang menyenangkan hehe. Hiduplah dalam kenyataan, jangan kejebak terus sama pikiran dan ekspektasi sendiri yang kadang-kadang gak sesuai kenyataan. Kita semua layak bersedih, apalagi bahagia.