Aku dalam perjalanan sebelum senja, saat aku pulang kerja.
Setelah menyimpan tas laptop dan ganti baju, aku menemui keasinganmu.
Dari lembar-lembar pembicaraan, kau berhasil menghapus nama-nama wanita di separuh usia.
Dengan laku, dengan setiap apa yang keluar dari dirimu.
“Ya ampun, kenapa kau mudah mengakui kesalahan? Kenapa asik banget kalau chatan? Suka melawak dan kenapa kau selalu memudahkanku kalau kehabisan pembahasan?”
Kau datang dengan pertanyaan dan dengan jawaban yang berbentuk pertanyaan juga.
Pertanyaan yang kau bawa adalah pertanyaannku.
Dan pertanyaanku adalah yang belum bisa aku tanyakan padamu.
Jadi, barangkali mulai dari sini aku berusaha bertanya. Kita ini apa? Kita mau dibawa kemana?