Membaca Kereta Jam 25
Tubuh seperti memori waktu
Berkubang di dalam lumpur
Meriak di batu-batu.
Tubuh seperti membawa koper 24 inci
Migrasi pesawat terbang dari kota ke desa.
Tubuh menjadi ikan asin
Menjadi sales, menjadi beton dan bunga
Menjadi buruh, menjadi kereta api
Menjadi mobil dan ringtone hp.
Tubuh mencuri ambulance
Mencari rumah sakit
Dan tenggelam oleh semua rencana.
Tubuh,
Membawa obor
Dalam nyanyian burung.
Membawa hutan dalam paruhnya.
Tubuh menjelma hujan sesaat
Menjadi bantal di bawah mata,
Saat tidak memakai lipstik.
Tubuh mengendarai becak di gang-gang sempit
Mengendarai andong di jalan-jalan berbatu
Memaki hujan dengan kata-kata kagum
Melihat aku melihat kamu di dalam jendela
Setipis obat merah.
Apakah waktu harus kita palu
Apakah waktu harus menjelma rumah kosong untuk dihuni
Merekam jejak ingatan orang-orang di jalan
Dengan motor bebek tahun 70.
Dengan latar peperangan
Menyala.
Menertibkan diksi
Menertibkan puisi
Menertibkan rima
Menertibkan metafora
Di gang sempit
Dalam tubuh
Ibuku
Masuk memberi puisi.
Barorka, Agustus 2024
Membaca Penanda Jalan 24
Mesin dari semua yang bernyawa
Papan tulis, tiang listrik, not balok. Loncatan aspal dan guncangan
Sedikit lebih pelan dari biasanya.
Pagi seperti memandikan asbak di jendela
Menumbuhkan bola mata di dalam layar, tangan tak mampu meraih apapun
Di dalam dan di luar, musim dengan musimnya sendiri, menggigil,
Tutup pintu secara paksa.
La soleil
Untuk apa ini ruh platonis di dalam sayur-mayur?
Aku lahap segala yang bernyawa, lalu menyalakan lilin di dalam mimpi
Dalam terang, gelap, berbisik lembu putihmu Mishima
Setipis obat tetes, di dalam luka-luka tragis.
Bernafas, terus ke dalam
Di luar Bahasa, di ambang malam
Tangan menyakar waktu yang berterbangan
Di dinding, menguap musim dingin di telapaknya.
Ini tangis mu, cat air yang menetes dari atap.
Lobang lampu dan kusen jendela tertawa.
Barorka, Agustus 2024
Membaca Ruang Hijau di Kota 23
Dalam mimpi, aku bersamamu
Dengan langkah pelan.
Agustus menjuntai tabebuya,
Meminta kita menghidupinya dalam-dalam.
Namun kau hanya mengeluarkan baja
Menyipitkan mata ke dalam Kissaki.
Ku lihat namamu di dalam kojiri legam, juga lengkap dengan urat nadiku.
Di sana kutemukan namamu, September retak.
Lanskap kota terhapus dan putus.
Barorka, Agustus 2024