Aaah affah iya? kata saya ketika membaca judul yang gak senonoh itu. Padahal, tongkrongan artsy kan gak cuma anak-anak yang kemarin ada di Medioker tapi ya biar menarik aja weh~
Gengan Agus Artsurd dan Noval membuat acara yang saya rasa kelewat kurang ajar kalau di poster mulai jam 3.30 tapi datang jam 5 sore. Sesekali saya rasa saya perlu baku hantam dengan Agus. Meskipun Agus dan Noval dkk. menggunakan tajuk Medioker untuk kumpul-kumpul nongkrong sambil mabuk dan berpameran adalah ide yang jadul, tapi saya jadi merasa saya adalah bagian dari anak-anak beken pada zamannya. Yongkru mamen~
Funfact. Waktu Das Market, saya berangkat dari Cipeundeuy dijemput Farid. Yang sampai saat ini kalau dibahas, dia paling ingat bagian saya meledek motornya yang jelek dan sempat disita bank itu.
Sebagaimana pemudi introvert pada umumnya, saya duduk di belakang bersama Si Tumang melihat-lihat dari jauh sambil sebat. Saya bikin puisi malam itu yang kurang lebih begini,

Puisi yang kalau saya baca, agaknya saya harus menggali ingatan kembali soal Das dan ekosistemnya pada saat itu. Jojon, Arkhan, Uyew, Ian, dan teman-teman Kamisan yang saya ingat sebelum akhirnya saya hiatus dari peradaban. Gak bisa dipungkiri dan bisa dibilang, pameran ini merupakan comeback-nya alumni Das yang lulus tanpa ikut Ebtanas. Tapi ngomong-ngomong Das, saya yang sempat hiatus itu pun sedih ketika pulang, itu tempat dan tongkrongan kok udah gak ada. Heran iya, tapi ya gak aneh dan ya udah lah~
Nah! Kali ini, nongkrongnya kita geser dikit ke Saung Bang Jek alias Saung Kreasi JHB. Tempat yang sebelumnya saya bahas di sini. Baca oge atuh, ih! Sebenarnya saya juga terlambat, sih. Harusnya stand by jam 1 tapi saya malah stand by me nobody knows the way it’s gonna be coba. Ya udah gakpapa. Satu-satu datang, mulai dari Noval, Toke 1, Toke 2, Kape, Enjang, Diksi, Bimju tentu jha dan teman-teman lain. Mulai diskusi, ngomongin karya, ngobrol-ngobrol lucu, curhat soal tongkrongan dan komunitas juga sih.


Dengan tempat yang biasa, acara yang biasa-biasa aja, serba spontan *uhuy! tanpa ina-inu ini-itu, acara berjalan dengan lancar, banyak haha-hihi, ada juga intisari, konserdiksi, dan anak artsy. Ada DJ Agus juga:(
Iya, barangkali kita semua perlu paham bahwa segala yang sederhana itu syahdu, segala yang sederhana itu intim dan sakral. Jangan sampai keinginan bermewah-mewah, perasaan superior terhadap karya, pemikiran bahwa yang “mahal” adalah yang bagus, itu coba jauh-jauhin, deh. Iya da katanya orang seni,
“Bukannya memperdalam makna pengkaryaan, kok malah ngeledek karya orang?” kata saya yang pernah diketawain sinis sama seniman senior karena bikin pouring pakai cat tembok teh🙁 Ya meskipun saya yakin kalau pake Reeves atau Weis, karya saya juga bakal diketawain juga.
Iya, semua kegiatan itu bisa banget dikemas sesuai dengan tujuannya. Kalau kamu mau lukisanmu dibeli kolektor, ya sok gapai. Masukkin karya-karyamu ke galeri yang menjual, atau ya jual di platform atau NFT sekalian. Kalau mau kumpul-kumpul sakral happy bisa dikemas seperti Medioker yang pakai musik-musik noise gitu, kalau mau rada cari validasi ya bikin A Quarter Century gitu kan bisa. Xixi.
Tapi anyway, saya senang teman-teman bisa kumpul lagi meskipun saya gak gitu kenal awalnya. Tetap berkarya, meskipun teu boga duit yang penting ada rokok dan kanvas, dan iPad sih kata Agus mah. Selamat berkumpul lagi, pascacovid dan pasca pembubaran paksa teman-teman hehe. Hayu ramein lagi kegiatan seni di Karawang. Besok tanggal 14 Agus dan Noval, dan kawan-kawan yang lain akan kembali berpameran karena Medioker bakal tur ke Purwakarta bertemu Arireza~ Yeay! Buat teman-teman yang mau nonton dan dukung, dan bawa karya juga boleh!
Sesuai jargonnya, jangan lupa dukung terus pegiat literasi dan seniman lokal Purwasuka!