Yo, Bro! Pernah kepikiran gak sih gimana perjuangan cewek di masa lalu? Kayak …
Gimana ya hidup mereka pas patriarki masih jadi hal yang dianggap normal?
Nah, kali ini gue mau bahas gelombang kemunculan feminisme yang dibentuk buat ngelawan patriarki yang norak itu.
Feminisme Gelombang Pertama: Hak Pendidikan dan Politik
Bayangin! Zaman dulu, cewek tuh dianggap lemah dan gak punya hak apa-apa. Tugas mereka ya harus ngikut/nurut sama omongan laki-laki di lingkupnya: entah itu bapaknya, saudaranya, atau suaminya. Kalo mau sekolah atau kerja, itu pun susah banget. Suara cewek gak didengar, dan mereka gak punya kesempatan buat berkembang.
Akhirnya, di abad ke-19, cewek-cewek mulai berani melawan. Muncullah gerakan feminisme gelombang pertama yang fokus memperjuangkan hak politik (terkait memilih dan dipilih) buat perempuan. Tokoh-tokohnya kayak Mary Wollstonecraft, Sojourner Truth, dan Elizabeth Cady Stanton. Mary ini yang nerbitin buku yang bilang kalau cewek tuh gak lebih rendah dari cowok, tapi ya terlihat “seolah-olah lebih rendah” ya karena cewek gak bisa mengenyam pendidikan. Mary juga yang ngide kalau perempuan dan laki-laki ya harus dianggap setara. Tapi gerakan feminis gelombang pertama ini baru hanya memperjuangkan perempuan dari kelas menengah aja. Kasarnya, cuman yang kaya yang bisa punya peluang buat berkarir karena tentu jha mereka mampu bayar ART buat melakukan pekerjaan meanwhile mereka mengejar keinginan.
Feminisme Gelombang Kedua: Feminisme untuk Semua Perempuan dari Kelas Manapun
Di tahun 1960-an, muncul feminisme gelombang kedua. Kali ini, fokusnya lebih luas, gak cuma soal hak pilih, tapi juga tentang kesetaraan hak di semua bidang, termasuk pernikahan dan pekerjaan. Muncullah gerakan-gerakan besar seperti Women’s Liberation dan gerakan anti-bra.
Gerakan itu dibuat karena perempuan-perempuan ini masih ditindas dan didiskriminasi meskipun emansipasi sudah digaungkan di gelombang pertama. Tapi ya karena tadi itu, di gelombang pertama, feminisme baru menyentuh kelas-kelas tertentu dan “Masih banyak perempuan yang dikekang, masih banyak perempuan yang dilecehkan, masih banyak yang mengalami KDRT.”
Jadi, di gelombang kedua ini, feminism fokus sama isu-isu yang lebih dekat sama hidup perempuan: seperti seksualitas perempuan, reproduksi, dan pengasuhan anak. Tapi lagi-lagi, feminisme gelombang kedua dianggap hanya mengutamakan perempuan berkulit putih dan lagi-lagi gagal mengatasi isu kelas, ras, dan etnis.
Feminisme Gelombang Ketiga: Feminisme dan Perbaikannya
Nah, di era modern ini, kita memasuki gelombang ketiga feminisme. Fokusnya sekarang lebih kepada melawan stereotip gender, body positivity, dan seksualitas. Cewek-cewek sekarang gak mau lagi dikotak-kotakkan, dan mereka bebas berekspresi dengan cara mereka sendiri. Soal pertentangan? Masih banyak. Justru ada juga yang melihat feminisme ketiga ini sebagai reaksi perempuan minoritas (seperti perempuan kulit berawarna dan perempuan dengan orientasi seksual lesbian) terhadap perempuan mayoritas.
Lebih jauh lagi, feminisme gelombang ketiga ini mulai rajin melakukan rutinitas “turun ke jalan”.
Feminisme di Indonesia: Dari Kartini sampai #MeToo
Di Indonesia sendiri, perjuangan feminisme juga gak kalah seru. Kita punya R.A. Kartini yang mempelopori emansipasi wanita. Di era modern, muncul gerakan-gerakan seperti #GirlsInTech dan #MeToo yang memperjuangkan kesetaraan gender dan melawan pelecehan seksual.
Feminisme bukan ancaman, tapi perjuangan keadilan, Bro! Feminisme tuh bukan tentang cewek yang mau nge-boss-in cowok. Sekali lagi Ini tentang keadilan dan kesetaraan. Perempuan berhak dapetin kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam semua aspek kehidupan.
Yuk, Bro! Kita dukung perjuangan feminisme. Cukup dengan menghargai perempuan dan memperlakukan mereka dengan setara. Ingat, woy! Cewek tuh bukan pelayan atau pemuas nafsu. Cewek itu manusia, dan manusia punya hak dan cita-cita sama mau lo cewek, mau lo cowok, mau gak dua-duanya. Yang jelas, semua manusia itu punya hak hidup yang sama.
Mitos-Mitos Feminis
Ada yang bilang kalo feminis itu benci cowok. Lah, gimana sih? Gue yang cowok aja ngerasa perlu banget dukung feminisme. Kenapa? Ya, karena feminisme itu tentang kesetaraan gender bukan ninggi-ninggiin satu gender. Inget, ya. S E T A R A.
Elo tau kan, dilihat dari sejarah sampai selama ini aja cewek masih banyak yang dirugikan. Contohnya, di dunia kerja, cewek masih sering digaji lebih rendah daripada cowok buat pekerjaan yang sama. Atau, cewek juga masih sering dilecehkan dan dianiaya. Nah, feminisme itu berusaha buat ngubah semua itu.
Feminisme itu bukan tentang cewek jadi superior daripada cowok. Tapi, tentang cewek dan cowok yang punya kesempatan yang sama, hak yang sama, dan diperlakukan dengan adil sedangkan masih banyak banget mitos-mitos feminisme yang gak sah. Misal,
- Feminis = Benci Cowok
- Feminis = Cewek jadi Pemimpin Semua
- Feminis = Anti -Pernikahan dan Anti-Anak
- Feminis = Cuma buat Cewek Kaya dan Berpendidikan Tinggi
- Feminis = Ketinggalan Zaman
Jadi, guel harap jangan sampe elo salah paham tentang feminisme. Hayu kita bareng-bareng dukung feminisme. Buat masa depan yang lebih adil dan setara buat semua orang!