Kucinta Merah Putih, tapi Sekarang One Piece Dulu Saja, Ya!

Menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-80, jalanan dan timeline medsos kita diserbu bendera, tapi bukan bendera merah putih doang lho, ya. Ada satu bendera lain yang ikut-ikutan berkibar: bendera bajak laut dari anime One Piece, si Jolly Roger milik Luffy dan kru Topi Jerami.

Dari belakang truk, depan rumah, sampai tiang bambu pinggir sawah, si tengkorak bertopi jerami ini berkibar santai—kadang selalu berdampingan tapi tetap tidak lebih tinggi dari Merah Putih. Netizen terbagi dua: ada yang bilang keren, ada yang bilang

“Kok bisa segitunya sih?”

Pemerintah pun panik, bilang ini bisa ganggu wibawa negara. Iya, ganggu wibawa negara dan mewibukan negara. Anjay keren. Sebab kalau ditelaah lebih lanjut, ada alasan yang make sense dibalik pengibaran bendera One Piece ini, dan tentunya bukan sebab keisengan wibu semata. Sebelum ngomong panjang lebar, lebih afdhal kalau taaruf dulu sama Jolly Roger kali, ya.

Secara klasik, Jolly Roger itu benderanya bajak laut, biasanya latar hitam dengan gambar tengkorak. Dulu, ini dipakai buat ngasih tahu kapal lain: “Minggir atau kami gasak!” Tapi di dunia One Piece, Jolly Roger bukan cuma simbol serem-sereman. Itu lambang kebebasan, impian, solidaritas, dan perlawanan terhadap sistem yang busuk. Luffy dan kawan-kawan bukan bajak laut biasa. Mereka bajak laut idealis, humanis, humoris, yang kalau temennya diganggu, siap perang lawan dunia. Asal temennya bukan pelaku pelecehan dan toxic aja.

Inget gak momen pas Luffy bakar bendera Pemerintah Dunia di Enies Lobby? Itu bukan aksi bakar-bakar iseng doang. Saat itu, Robin yang dari kecil dikejar karena tahu sejarah yang disensor akhirnya bilang,

“Aku ingin hidup!”

Dan Luffy? Langsung nyulut benderanya Pemerintah Dunia. Artinya jelas: “Kalau lo sentuh temen gue, kita perang!”

Sekarang kita tengok dunia nyata.

Anak muda zaman sekarang hidup di tengah politik penuh drama (termasuk adu tinju El Rumi dan Jefri Nichol), berita tentang ekonomi yang makin gak masuk akal, dan sejarah dibolak-balik seenaknya sama abang-abangan skena Fadli Zonk. Gaji mentok, harga sembako naik turun kayak naik ombak banyu, dan subsidi makin langka kayak mantan yang tulus. Terus, tiba-tiba ramai soal rekening “nganggur” yang diblokir dengan dalih banyak yang hasil korupsi. Tapi yang bikin geli malah kita-kita yang duitnya gak seberapa di rekening ini:

“Lah, jangan-jangan rekening kita yang isinya recehan dan jarang diisi pun bisa disangka mencurigakan?”

Di sisi lain, negara getol cari celah pajakin rakyat. Main medsos pun diwacanakan bakal kena pajak, padahal yang diposting cuma meme dan curhatan marah-marah. Jadi wajar dong kalau rakyat mulai mikir,

“Ini negara beneran serius ngatur, atau cuma lagi caper biar gak keliatan nganggur??

Di tengah kekacauan yang “Apa lagi sih, Babi?!”, anime kayak One Piece justru jadi tempat pelarian yang masuk akal. Luffy dan kru-nya ngajarin kita biar gak diam kalau ada ketidakadilan. Jangan tinggalin temen yang bener, dan jangan takut ngelawan sistem kalau sistem itu udah kelewat batas. Mereka hidup bukan buat tunduk, tapi buat pegang prinsip meskipun itu artinya harus berdiri sendiri melawan dunia.

Jadi ketika bendera Jolly Roger dikibarin di bulan kemerdekaan, bisa jadi itu bukan buat ngerendahin Merah Putih. Tapi sinyal: “Halowww, kami generasi muda lagi nyari harapan tapi malah dikecewakan dunia!”

Respons negara? Seperti biasa: cepat, keras, dan gak solutif. Dikutip Kompas.id, Menteri Hukum dan HAM bilang kalau larangan pengibaran bendera One Piece itu buat jaga integritas bangsa. Ketua DPRD Karawang juga ikut nimbrung, minta warga jangan ikut-ikutan kibarin bendera bajak laut. Alasannya: bisa nyakitin semangat perjuangan. Hm padahal mah pedut, anying. 

Mohon maaf ini yang nyakitin rakyat sebenernya siapa, ya? Lagi ribet amat anjir, jalan dimural Luffy heboh, jalan bolong gak heboh-heboh. Seseorang kayak Luffy atau minimal kayak KDM yang blusukan ke pasar sambil bawa kamera, sosok yang berani masuk got demi konten. Eh, maksudnya demi rakyat. Ya setidaknya ada yang masih mau deket sama rakyat, walau kadang PR-nya lebih kinclong dari programnya. Jangan heran kalau anak muda lebih milih kibarin Jolly Roger. Soalnya, mereka udah capek lihat Merah Putih jadi backdrop janji-janji basi.

Penulis lepas, penjaga lapak Perpusjal Baca Kami, street & model photographer.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Yuk Berkawan

Bareng-bareng kita berkarya dan saling berbagi info nongkrong di grup whatsap kami.

Promo Gack dulu, dech Ayooo Berangkat!