“Melihatmu Semangat”: Kolaborasi Musik Budi Hikmah ft. Chiwenk yang Penuh Makna

Profil Singkat

Budi Hikmah lahir di Purwakarta pada 26 November 1993. Ia dikenal sebagai penulis yang juga aktif berkarya di dunia musik. Sejak 2018, Budi telah memproduksi sejumlah lagu, sebagian di antaranya merupakan kolaborasi dengan musisi lokal seperti Chiwenk. Ketertarikannya pada musik tumbuh sejak SMP dan terus ia jalani hingga kini, berdampingan dengan dunia tulis-menulis yang telah lebih dulu membesarkan namanya.

Di luar jam kerja sebagai karyawan di perusahaan tekstil, Budi tetap aktif berkegiatan. Ia kerap memberi dukungan pada produk kawan-kawan, dan sesekali mengisi sesi sharing di kampus maupun sekolah. Hobinya mencakup olahraga, membaca, menulis, dan menciptakan musik: sebuah kombinasi yang memperkaya perspektif dan karya-karyanya. Bagi Budi, berkarya adalah cara menjaga semangat dan berbagi makna dengan sesama. Mari simak wawancara Nyimpang dengan Budi Hikmah di bawah ini:

Apa sih cerita awalnya kamu bisa kolaborasi bareng Chiwenk dan Gelombang Udara di single “Melihatmu Semangat”?

Iya, sebenarnya Gelombang Udara itu bukan nama orang, tapi nama studio milik Chiwenk. Jadi saya berkolaborasi dengan Chiwenk aja. Ini kolaborasi kami yang keenam. Tapi yang spesial dari “Melihatmu Semangat” adalah sifatnya yang cukup personal dan eksklusif. Bisa dibilang ini semacam perayaan tiga tahun hubungan saya dan istri: isinya testimoni tentang perjalanan kami sejauh ini. Awalnya lagu ini dibuat pas ulang tahun pernikahan tanggal 3 Juli. Waktu itu saya bagikan ke teman-teman dekat, ternyata banyak yang merasa relate, akhirnya kami putuskan untuk publikasikan pada tanggal 14 Juli 2025 di YouTube di bawah channel Ilmunasi Manajemen.

Awalnya vokalnya saya sendiri, tapi karena ingin hasilnya lebih rapi, saya ajak Chiwenk kolaborasi. Chiwenk ini kan musisi lokal juga, sebelumnya dia sempat kolaborasi dengan teman-teman dari Purwakarta, sekarang kolaborasinya makin luas. Saya juga merasa ini lagu yang cukup pop, makanya saya merasa cocok untuk dijadikan kolaborasi.

Kenapa judulnya “Melihatmu Semangat”?

Iya, itu karena saya memang dapat inspirasi dari istri saya. Setiap saya pulang kerja, istri saya sudah bersiap-siap kerja pagi-pagi sekali buat ngajar TK. Saya sering lihat senyumnya yang ceria tiap pagi, itu yang jadi penyemangat saya. Tahun 2023 kami sempat kehilangan anak kami, dan itu berat banget. Tapi istri saya tetap bisa semangat, tetap bisa senyum, walaupun mentalnya sedang diuji. Itu jadi inspirasi utama buat lagu ini, terutama di bagian reff-nya. Lagu ini memang banyak merekam perasaan-perasaan sedih, masa-masa sulit yang saya sendiri kadang kesulitan menghadapinya. Tapi lewat lagu, saya bisa mengelaborasi semua itu.

Lirik “Kita berdua mengalaminya / Mengenyam kenyataan dunia,” itu sangat representatif ya untuk isi lagu ini?

Iya, bisa dibilang begitu. Kami memang menghadapi masalah-masalah yang nyata dalam hidup, dan suka nggak suka ya harus dihadapi. Tapi dari situ justru kami jadi lebih kuat, lebih menyadari pentingnya tetap berjalan bareng.

Kang Budi ini kan dikenal sebagai penulis. Kenapa akhirnya tertarik juga untuk nyemplung ke dunia musik dan nulis lirik lagu?

Kalau kata orang saya lebih dikenal sebagai penulis, tapi sebenarnya saya juga dari dulu di musik. Meskipun memang saya nggak seaktif di dunia menulis. Saya udah memproduksi lagu sejak 2018, ada sekitar enam lagu. Tapi publikasinya beda dengan buku, jadi kesannya saya lebih condong ke dunia tulis.

Kenapa bisa sampai senang dengan musik?

Alasan saya suka musik itu karena dulu saya anak band. Lingkungannya mendukung, waktu SMA juga suasananya begitu. Ada anggapan kalau bisa main musik itu keren. Nah dari situ saya mulai mendalami. Di gitar, saya fokus mengulik lagu-lagu dan liriknya, dan dari situ saya justru masuk ke dunia sastra. Inspirasi saya nulis banyak datang dari lirik lagu. Salah satu yang cukup membekas itu lagu “Bintang Hidupku” dari Ipang.

Ngomong-ngomong, sejak kapan nih kamu tertarik dengan dunia musik?

Sejak SMP tahun 2009 saya udah mulai suka musik. Belajar otodidak, beli gitar sendiri, beli sound, belajar ngulik pake headset. Waktu itu saya sering baca majalah lagu yang ada chord-nya. Kalau mau ngulik, saya dengar lagu, pakai headset, stop-stop sendiri buat cari chord-nya, belajar titik melodi juga. Akses internet belum seluas sekarang, jadi semuanya manual. Tapi dari situ saya belajar banyak.

Gimana rasanya bikin lagu bareng musisi lain?

Kalau dari sisi pragmatis sih ya, saya merasa sangat terbantu. Saya punya keterbatasan, tapi teman-teman kolaborator bisa menutupinya. Misalnya dalam hal vokal, saya mungkin nggak bisa nada tinggi, tapi teman saya bisa, atau dalam penggarapan instrumen, mereka lebih paham. Jadi saya merasa beruntung bisa dibantu dan saling melengkapi.

Apa yang paling menyenangkan dari proses kolaborasi tersebut?

Yang paling menyenangkan itu ketika karya saya bisa melebihi ekspektasi saya sendiri. Awalnya saya pikir lagunya bakal datar aja, eh ternyata pas dikolaborasikan, jadi terdengar lebih manis. Ada hal-hal yang nggak saya duga muncul dari proses ini. Itu bikin saya senang banget.

Menurut kamu, apa yang bikin musik jadi medium yang cocok untuk menyampaikan cerita atau keresahanmu?

Justru sebenernya saya nggak merasa musik itu selalu cocok untuk nyampein cerita atau keresahan. Karena buat saya, kadang-kadang inspirasi itu datangnya gak sengaja. Kalau saya bisa nyampein cerita lewat lagu, saya anggap itu momen Ilahiah. Tapi memang, kalau ceritanya pas, momennya dapet, dan melodinya kena, lagu bisa jadi medium yang kuat. Karena lagu itu menyentuh sisi psikologis manusia. Ketika semua mendengarkan, maka pesan dalam lagu itu bisa jadi lebih dalam dan abadi.

Apa yang kamu harap orang rasakan setelah mendengarkan “Melihatmu Semangat”?

Harapan paling simple sih, lagunya bisa diputar ulang, bahkan masuk playlist orang. Itu jadi nilai plus. Artinya lagu itu bisa nyambung secara emosional dengan pendengar, dan itu sudah cukup buat saya. Karena menurut saya lagu itu bisa banget menghibur, bisa ngubah suasana hati seseorang jadi lebih baik. Itu tujuan utamanya.

Siapa yang paling banyak ngasih masukan waktu proses pengerjaan lagu ini?

Kebetulan saya sendiri yang banyak kasih masukan. Proses produksinya juga dilakukan secara virtual. Kadang Chiwenk kirim draft, saya dengerin, lalu saya minta revisi. Misalnya waktu itu belum ada overtune, atau ada lirik yang kurang tepat. Jadi saya cukup aktif kasih feedback, sedangkan Chiwenk lebih ke bagian eksekusinya.

Setelah ini, kamu ada rencana apa buat musik sekaligus dunia penulisan?

Untuk musik, sepertinya minimal setahun sekali saya akan tetap kolaborasi bareng Chiwenk. Kalau lagu, paling lambat tahun depan bisa jadi. Untuk dunia tulis-menulis, saya punya rencana bikin antologi puisi dan kolaborasi dengan perupa, Kang Hardi, yang biasa bantu bikin ilustrasi. Secara garis besar, antologi puisi saya bakal ngomongin tentang mimpi-mimpi seorang pemuda: tentang saya sendiri. Tentang bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat, soal peran kita dalam kehidupan bernegara, soal kepedulian versus apatisme, dan bagaimana kita bisa tetap eksis.

Apa pesan Kang Budi untuk pembaca Nyimpang?

Pesan pertama, wajib dengerin lagu saya “Melihatmu Semangat.” Kedua, terus baca tulisan-tulisan di Nyimpang, karena dari situ bisa muncul percikan keinginan buat menulis atau merespons. Terakhir, jangan lupa beli produk Nyimpang ya buat dukung terus gerakan ini.

Minpang di sini~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Yuk Berkawan

Bareng-bareng kita berkarya dan saling berbagi info nongkrong di grup whatsap kami.

Promo Gack dulu, dech Ayooo Berangkat!