ArtikelSerupa

https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-dan-wanita-berdiri-sambil-memegang-pitcher-2159131/

Saya beberapa kali pundah-pindah kerja. Tentu aja hal itu bisa jadi review jelek bagi perusahaan yang gak ngerti-ngerti amat soal Food n Beverage atau next kita sebut FnB. Gini, mobilitas masuk-keluar karyawan FnB sebetulnya udah biasa. Saya acungin jempol buat Kopi Kenangan, Starbucks, dan perusahaan FnB yang tergabung dalam grup besar dan mampu mempertahankan karyawan mereka dengan gaji UMR.

Lagipula, berapa lama usia restoran/café yang independent? Atau, katakanlah yang gak tergabung dalam grup besar kayak Starbucks? Café-café kecil yang didanai dari kantong sendiri dan gak dapat suntikan investasi dari Serena Williams kaya Kopi Kenangan? Hebat kalau ada yang sampai 10 tahun.

Sebelum saya kerja di tempat kerja yang sekarang, 3 tahun saya melanglang buana di FnB. Mulai dari cepat saji, semi fine dining, sampai fine dining udah saya jajal. Mulai dari yang mesin kopinya Cimonelli sampai La Marzocco, bahkan sampai jadi tukang ngocok thai tea pakai powder juga rasanya udah. Dari yang 1 porsi makanannya 15 ribu sampai 1 porsi 150 ribu juga hatam. Bukan mau sok, tapi saya emang sok.

Ada banyak yang ingin saya bahas di sini. Saya melihat kekhawatiran teman-teman saya di FnB yang usianya masih muda dan tidak bahagia dengan pekerjaannya selama bekerja di FnB –kecuali FnB perhotelan. Lho, kok?

Gini. Apa kalian tahu berapa gaji yang didapat pegawai-pegawai FnB? Ku kasih tau, ya. Kecil, sayang. Itu bisa alasan kenapa masuk FnB yang saya bilang tadi (tidak tergabung dalam group besar kaya Starbucks) sebetulnya jauh lebih mudah. Pekerja di level waiter/ss biasanya mereka dapat kisaran 1.5juta. Sekelas Supervisornya 2.5-3jutaan. Iya, kami masih kalah jauh sama karyawan PT yang digaji UMR dan kerja 8 jam sehari. Buat kami, pulang tepat waktu kayanya jarang banget. Belum lagi, kadang lembur weekend gak dibayar karena konon, untuk orang-orang FnB, weekend dan tanggal merah itu hari keramat. Lebaran gak pulang aja udah biasa buat orang FnB.

FnB udah saya tinggalin, demi kelangsungan hidup saya sendiri tentu saja. Saya cari yang gajinya lebih pasti setiap bulan, bisa menjamin kesehatan saya, dan saya pun jadi bisa memastikan anggaran Pajero saya serta menggapai cita-cita saya jadi anak soleh buat checkout-checkoutin Shopee orang tua saya. Awalnya sedih, tapi kalau saya tetep idealis kaya si Dul, saya susah bertahan hidup jujurly.

Meskipun saya udah ninggalin FnB, saya gak lost contact sama temen-temen saya di sana. Honestly, sedih banget ninggalin perusahaan FnB saya yang terakhir. Saya tau betul tekanan yang diberikan ke karyawan seperti apa. Beberapa orang kadang suka curcol dan cerita betapa tertekan hidup mereka. Terlebih, kalau pimpinannya gak bisa memihak ke mereka.

No offense. Saya experienced as Supervisor, I’ve got to handle everything. Anak buah yang rese, tektek bengek operasional, air mati, sink macet, anter barang, visit, ngurusin merchant, sampai terlibat konflik cinlok sama vendor, dan ahhhh anjir males banget rasanya kalau diomongin. Saya juga harus bisa nempatin diri sebagai orang yang ada di tengah/middle management. Gak berpihak ke atas (perusahaan), gak berpihak ke bawah (karyawan). Karena one day, saya gak pernah tau saya akan diberhentikan sama yang atas atau saya digulingkan sama yang bawah. Got it?

Terlebih, pegawai FnB kebanyakan freshgraduate yang masih coba adaptasi di lingkungan kerja. Masih manja, masih sering ngomongin orang gak penting, ya gitu-gitu lah. Kalau kita gak pinter-pinter nempatin diri, bisa-bisa kita yang pegang bola api. Seenggaknya itu yang dikatakan si sayang kalau saya udah marah-marah sendiri.

Ini berlaku buat kamu, siapapun, di posisi apapun dan bekerja di manapun. Jujur. Saya sedih banget setiap denger kabar “Aku kena pengurangan karyawan, bu” atau “Si ini di-cut off.” dengan alasan “Gak bisa nyampe target.” Oh, come on. Kalau perusahaanmu punya tim marketing dan penjualan gak sesuai keinginanmu, semua orang tau yang mana yang harusnya di-cut off.

Kalau kamu pakai alasan Kinerja Karyawanmu Jelek, coba kamu lihat lagi. Sudahkah haknya kamu penuhi? Apa jadinya kalau untuk ambil hak aja, karyawanmu harus dibebankan tugas yang bukan tanggung jawabnya sedari awal. Misalnya, gaji yang seharusnya kamu bayar 1 kali penuh di tanggal 25 kamu bagi menjadi setengah-setengah di tanggal 25 dan sisanya di tanggal 1. Parahnya lagi, libur yang harusnya didapat karyawanmu jadi gak bisa mereka dapatkan karena penjualan gak sesuai target, yang padahal, kesepakatan itu gak ada di tanda tangan kontrak.

Jangan munafik, sebagai pengusaha, saya tau margin itu penting demi kelangsungan operasional itu sendiri. Supaya uang tetep muter, supaya untung tetap ada dan kamu bisa beli aset properti/aset lain untuk anak cucumu. Tapi kalau gak mau berbenah diri terhadap sistem yang ada di perusahaanmu, kamu sedang dalam bahaya. Memang, mobilitas karyawan terus-terusan gak bikin biaya membengkak? Coba kamu hitung biaya yang dikeluarkan setiap rekrut orang baru dan kamu harus bayar lembur karyawan yang itu-itu aja. Sekali-kali, coba kamu hitung tingkat kebahagiaan karyawanmu.

Si Sayang pernah bilang, “Kalau kita mempekerjakan orang lain, kita harus bisa menjamin kebahagiaan dia di sini. Kita harus pastikan perut dia kenyang, keluarganya di rumah bisa makan, kita harus pastikan dia ada tempat buat tidur biar paginya dia kerja dengan tenaga yang maksimal.” Lihatlah betapa bijak Nicholas Saputra.

Untuk kalian pegawai FnB yang terus-terusan ditekan perusahaan, punya leader tapi gak tahu fungsinya apa bahkan kelewat ngeribetin, semangat ya. Masih ada sisa minuman dan makanan customer yang bisa kalian nikmati, kok.

Salam sayang

ADVERTISEMENT
https://chat.whatsapp.com/Dl7MWK5PZfw5j2qqVoIGCD https://chat.whatsapp.com/Dl7MWK5PZfw5j2qqVoIGCD https://chat.whatsapp.com/Dl7MWK5PZfw5j2qqVoIGCD
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?