

Dulu, kayanya berita pembunuhan itu cuma bisa dilihat dan ditonton dari film atau mungkin di daerah yang jauh dari kita. Mungkin di luar negeri.
Sekarang, mungkin setidaknya ada satu orang yang “ditemukan” tewas setiap bulannya, dan menjadi headline berita yang bisa menggegerkan netizen. Bahkan bisa jadi ada lebih dari satu yang “ditemukan” dan diberitakan, dan lebih banyak lagi yang “tidak ditemukan” atau mungkin “belum ditemukan”.
Kita semua pasti setuju. Nyawa itu harganya sangat mahal. Setiap manusia hanya punya satu, dan tidak akan ada yang kedua. Bagiku, dan mungkin kalian juga, membunuh adalah suatu hal yang sangat amat tabu dan tidak mungkin ada “banyak” orang yang dengan teganya merenggut nyawa orang lain. Benar kan? Ternyata aku salah.
Awalnya berita-berita pembunuhan itu terjadi di tempat yang jauh, yang belum pernah ku kunjungi. Tapi belakangan ini, berita itu datang dari kota asalku sendiri. Mungkin bahkan tempat yang pernah atau sering kulewati. Gak pernah terpikir di benakku sedikit saja, berita tentang pembunuhan itu kian mendekat. Tapi,
Sosok DO, Karyawati Minimarket Dibunuh Rekan Kerja di Hari Ultahnya, Jasad Dibuang ke Sungai – Tribun News
Kronologi Pembunuhan Wanita di Purwakarta, Sempat Diteror tapi Laporan ke Polsek Jatiluhur Diduga Tak Ditanggapi – Kompas
Seorang Mahasiswa Diduga Bunuh Siswi SMP di Purwakarta, Jasad Korban Dibuang di Saluran Air – Pikiran Rakyat
Pembantu Bunuh Majikan di Purwakarta, Terungkap Motif Tersembunyi di Balik Skenario Mengerikan – Tribun Medan
Gila! Kita beneran bisa mati dimana aja, kapan aja, dan “oleh siapa aja” sekarang. Motifnya bisa bermacam-macam, masalah ekonomi, percintaan, atau mungkin cuma sekedar “tersinggung” dari ucapan atau bahkan “ketikan” dari orang lain. Bener-bener separah itu sekarang. Bahkan,
Nasib Tragis Arjuna Tewas Dikeroyok 5 Orang saat Istirahat di Masjid Agung Sibolga – Tribun Bengkulu
Literally, siapa saja bisa bunuh kita bahkan tanpa adanya motif apa pun, tanpa kita kenal siapa orang itu, tanpa kita tahu di mana kita akan “dibunuh”, bahkan di masjid sekali pun Tempat yang aku yakin iblis pun tidak akan mungkin membunuh manusia disana. Bagi mereka, nyawa itu mungkin sangat murah, dan mereka pikir bisa mengambil milik orang semaunya.
Aku gak yakin, apa yang sebenarnya membuat mereka bisa berpikir bahwa nyawa itu begitu murah di matanya. Semua hal terasa make sense untuk menjadi pemicu munculnya pemikiran mereka itu. Menurutku ada tiga penyebab:
Pertama, Orang makin kebal liat kekerasan. Media sosial, film, dan berita menjadikan kekerasan tontonan. Bahkan video game, yang meski tidak secara langsung membuat orang menjadi pembunuh, itu bisa membuat orang menjadi kebal melihat kekerasan. Ini bisa membuat orang –secara tidak sadar di alam bawah sadarnya merasa bahwa membunuh atau melakukan kekerasan itu tidak apa-apa.
Kedua, Frustrasi dari ketimpangan, dan permasalahan internal. Banyak kasus terjadi karena masalah ekonomi, mungkin utang-piutang atau pinjam-meminjam uang. Bisa jadi karena masalah rumah tangga suami istri, atau orang tua dan anak hingga salah satunya menjadi sasaran korban.
Ketiga, Gak ada hukum sosial. Ketika sebuah kasus terjadi, ada dua kemungkinan, tertangkap dan tidak tertangkap. Jika tertangkap, maka ada dua kemungkinan lagi, viral atau tidak viral. Jika tidak viral dan di proses hukum, setelah proses hukum selesai kamu akan kembali seperti biasa. Jika viral, setelah proses hukum selesai, mereka akan lupa denganmu, dan kamu akan kembali seperti biasa. Ya, begitulah. Dibicarakan sebentar saat viral saja, setelah itu pasti akan lupa.
Gila ya? Gila gak, sih?
Nyawa di zaman sekarang itu udah kayak mainan, seolah bisa respawn lagi kayak di dunia game. “Mereka” udah gak ragu buat ngelakuin kekerasan bahkan pembunuhan seolah nyawa itu gak ada artinya, atau akan sampai tahap “dinormalisasikan” nantinya. Ngeri kalo ingat diri sendiri bisa mati kapan aja, di mana aja, dan di tangan siapa saja yang bahkan kita gatau siapa dia!
Belum lagi berita tentang,
Terbongkar! Sosok Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Sering Menyendiri di Kelas!
Anak SMA? Ledakan? Bom rakitan? Gila. Polanya sangat mirip dengan yang terjadi di luar sana. Sudah jelas ini karena akses informasi yang begitu mudah diterima di zaman sekarang secara tidak langsung menjadi tuntunan salah yang dijadikan tujuan hidup.
Ya, internet memang tidak bisa dijadiin victim, tapi kesadaran manusia juga gak bisa disebut innocent, dan karena kita gak bisa menghentikan internet, maka cara termudahnya adalah kita menumbuhkan kesadaran di dalam diri masing-masing. Bahwa moral, empati, dan tanggungjawab itu lebih penting dari sekedar ego.
Sumber:
https://www.tribunnews.com/regional/7739837/sosok-do-karyawati-minimarket-dibunuh-rekan-kerja-di-hari-ultahnya-jasad-dibuang-ke-sungai.
https://medan.tribunnews.com/2025/08/14/pembantu-bunuh-majikan-di-purwakarta-terungkap-motif-tersembunyi-di-balik-skenario-mengerikan?page=1&s=paging_new.
https://www.kompas.com/jawa-tengah/read/2025/08/12/223349688/kronologi-pembunuhan-wanita-di-purwakarta-sempat-diteror-tapi.
Seorang Mahasiswa Diduga Bunuh Siswi SMP di Purwakarta, Jasad Korban Dibuang di Saluran Air
https://bengkulu.tribunnews.com/news/92040/nasib-tragis-arjuna-tewas-dikeroyok-5-orang-saat-istriahat-di-masjid-agung-sibolga.
https://www.viva.co.id/berita/nasional/1860002-terbongkar-sosok-terduga-pelaku-ledakan-sman-72-jakarta-sering-menyendiri-di-kelas