Kemarin, Nyimpang ke Amound Coffee untuk melihat pajang karya beberapa seniman seni rupa Purwakarta. Nama Hafiz Kholil muncul, dan tentu za kami datang. Selain ingin mengapresiasi, Nyimpang nyatanya lebih sering melihat Kholil menyiapkan jeujeur dan bermain ikan di rumah. Jadi tentu saja melihat Kholil berpameran atau pajang karya adalah hal yang serius.
Collective Perspective yang Inspired by Purwakarta Menggambar
Jadi, tajuk acaranya itu Collective Perspective. Awalnya memang Amound Coffee itu kayak dapat pencerahan gitu lah dari acara Purwakarta Menggambar. Ya tujuannya jelas: ingin punya acara yang di dalamnya ada sesi gantung karya perupa. Ke depannya pun, mereka juga berharap kalau sesi gantung karya selalu ada.
Okay. This event is to start off on the right foot. Seperti yang kita tahu, sekarang memang lagi banyak dan menjamur ya pameran-pameran di kafe, dan itu langkah yang bagus dan tepat, lho. Asal ruangnya aman dan inklusif, semuanya ya bagus. Thank you, Amound!
Mengenal Kholil: Seorang Seniman yang Meniti Jalan Lukis
“Sejak kecil, saya sering melihat Bapak membuat kaligrafi,” ungkap Kholil. Pengalaman ini memberinya pandangan awal tentang proses kreatif yang mendalam. Sambil tersenyum, Kholil pun menuturkan bahwa ia mulai sadar akan kemampuan melukisnya waktu SMP. Di masa-masa itu, dia curat-coret pesantren cenah. Untuk jenis coretannya Minpang belum tahu. Yang jelas, bukan Arin love Nicho seperti coretan Minpang lakukan dulu di tembok toilet SMP ya.
Waktu ditanya kenapa fokus pada seni lukis, Kholil menjelaskan, “Saya juga tertarik pada patung dan grafis, tapi dukungan untuk lukis lebih kuat. Ada batasan dari lingkungan, tapi saya ikuti yang paling memanggil hati.”
Karya-karya Kholil sering kali mengungkapkan stabilitas dan keresahan diri. Melalui warna dan bentuk, dia mengekspresikan perjalanan emosionalnya dengan mendalam.
Barang tentu kita semua tahu bahwa Kholil ini menerima pesanan lukisan dan udah melanglang buana lho ya lukisannya Kholil ini. Terkait karyanya yang sering dipesan, Kholil dengan jujur mengakui,
“Tidak ada yang menjengkelkan, tapi terkadang resah. Lukisan ini adalah mata pencaharian saya, jadi kadang ada konflik antara karya yang murni dan yang komersial. Kholil kan hidup dari ngelukis juga, ada beberapa cerita menjengkelkan kayak lukisannya udah jadi, tapi gak diambil atau gak dilunasi. Ada juga kadang yang lucu. Udah bayar full lunas pesan 6 lukisan tanpa ribet, pokoknya sat set, tapi sampai 2.5 tahun gak diambil. Tapi itu lah malaikat penolong yang datang pas mau lahiran anak pertama. Hehe.”
Mendengar itu, Minpang lalu menanyakan kesulitan dalam menjadi pelukis.
“Yang paling sulit? Tentu saja, susah (miskin wkwkwk),” kata Kholil sambil tertawa. Lalu para seniman yang relate tentu ikut tertawa tapi sambil menangys dalam hati. Namun, dukungan dari keluarga dan komunitas seniman memberinya semangat tambahan.
“Saya berusaha mengatasi dengan menjadi guru ekskul di sekolah,” Kholil bercerita. Status ini memberinya stabilitas tambahan di tengah tantangan ekonomi.
Kholil juga bercerita tentang pameran tunggalnya di tahun 2018 dan keinginannya untuk bikin pameran tunggal terbaru dengan persiapan yang lebih matang.
“Doakan, ya,” katanya pakai emot 😀
“Sekarang sangat menyenangkan, banyak teman dari komunitas seni dan acara-acara yang mendukung,” tambah Kholil.
Kholil merasa lingkungan seni di Purwakarta semakin berkembang dan terbuka. Di Purwakarta, teman-teman sebaya di dunia seni senantiasa berada di sekitarnya. Namun, meskipun berada dalam komunitas yang solid, proses penciptaan karya seni tetaplah suatu hal yang sangat personal bagi Kholil.
Nyimpang bilang sama Kholil, “Kholil, spill temen kekaryaannya, dong!”
“Ya kalau untuk teman yang suka nemenin berkarya sih ya ada anak, istri, sama si Ucrit (kucing). Kalau teman kekaryaan banyak banget, cuman kan proses pembuatan karya kebanyakan personal, ya.”
Untuk dukungan pun, Kholil bilang,
“Kehidupan saya dalam seni, terbang dari doa orang tua, anak, dan istri,” ungkap Kholil dengan tulus. Wedewww. Dukungan dari keluarga dan teman-teman seniman sangatlah penting buatnya tentu za. “Namun yang paling saya harapkan adalah dukungan dari mereka yang membeli karya-karya saya sebagai bentuk apresiasi,” tambahnya sambil tersenyum penuh maksud sambil bermain karambol.
Kholil gak cuma melukis dan sekadar ngerjain lukisan pesanan, tetapi juga menciptakan lingkungan di sekitarnya yang penuh cinta dan dukungan. Dengan semangat ini, dia bukan hanya seorang seniman, tapi juga pemimpin, dan kepala keluarga yang bertanggung jawab.
Salut buat Kholil! Semangat terus ya, Lil! Ditunggu pameran tunggalnyaa! Yeay!
Oh iya, kalau kalian mau ngajak Kholil mancing, beli cupang Kholil, beli kanvas Kholil, atau mau pesan lukisan ke Kholil boleh DM ke sini ya. Langsung difollow za.