Senin, 27 Februari 2023 salah satu warga Karawang meninggal dunia. Kejadian itu dialami korban sepulang kerja dan diduga akibat jalan berlubang Pinayungan, Telukjambe Timur. Belum lagi, hari ini saat saya membuat tulisan ini, jalan berlubang mengakibatkan salah satu pengendara mengalami luka-luka. Ya emang sih curah hujan sedang tinggi-tingginya. Tapi, emangnya curah hujan ini bisa menjadikan sebuah alibi atas nyawa yang melayang tersebut? Seperti yang dibilang di IG-nya Bupati Karawang?
Maksudnya, jalan rusak di sana kan sudah ada bertahun-tahun, bukan rusak karena imbas genangan air dan banjir, Bun. Iya gak, sih? atau saya aja kali ya setiap hari naiknya Pajero jadi gak kerasa itu lubang kalau lewat situ.
Meskipun saya pakai Pajero, tapi saya rasa setiap pengguna jalan memiliki hak atas jalan yang bersih, aman, dan tidak ada lubang yang membahayakan. Apalagi di perkuat dengan Pasal 273 ayat (1) LLAJ berbunyi, “Setiap penyelenggara jalan yang tidak dengan segera, dan patut memperbaiki jalan yang rusak sehingga mengakibatkan kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) sehingga menimbulkan korban luka ringan dan/atau kerusakan kendaraan dan/atau barang pidana dengan penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta).”
Sedangkan dilansir dari laman Pikiran Rakyat, sejak tahun 2017 lalu di Karawang 16 orang korban jiwa, 41 orang luka berat dan 137 orang luka ringan. Apalagi sekarang udah tahun 2023, atuh. Firaun juga udah punya cicit pasti.
Kerusakan jalan udah bertahun-tahun, tapi perbaikannya cuma tambal sulam. Semacam proyek abadi yang gak selesai-selesai. Mungkin, yang bertanggung jawab lagi sibuk kampanye buat kontestasi politik atau mungkin nunggu banyak korban dulu baru diperbaiki?
Bukannya dalam demokrasi, rakyat adalah bos, ya? Ya dong. Jadi, wajar kan kalau pemerintah disebut wakil rakyat dan bekerja buat melayani rakyat?
Apalagi soal kenyamanan berkendara. Harusnya sih jalan rayanya gak pake aksesoris lubang-lubangan gitu ya Bun, hm kebanyakan rakyat motornya beat, Bun. Kalaupun punya mobil juga kebanyakan punya juga yang biasa-biasa Bun, gak yang bagus-bagus amat kaya Bunda. Bunda-Bunda Dirjen Pajak maksudnya, Bun…
Narasi yang berbunyi bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat itu terdengar bohong. Rakyat disuruh bayar pajak sedangkan uangnya disinyalir buat foya-foya kaum hed0n.
Jadi, sudah tentu keliru menyalahkan curah hujan yang tinggi ataupun kelalaian dalam berkendara motor.
Misalnya nih, kamu naik motor lagi jihad cari nafkah, apapun yang terjadi kamu harus tepat waktu ya dong karena kalau salah dikit kan jadi pengangguran. Singkat cerita, hujan badai kamu tetap berangkat berbekal doa dari keluarga dan seperangkat alat safety mengendarai motor.
Akan tetapi di tengah perjalanan, kamu ngegeleng lubang yang bahkan gak kelihatan, kamu jatuh, dan amit-amitnya ada kendaraan lain dari belakang. Nasib baik kalau jatuh keserempet dikit, kalau amit-amit ada truk terus @#$%^&?! gimana? Salah siapa?!
Jalan mulus itu sepenting feeds Instagram yang aesthetic, Bun.
Comments 1