
Mungkin, kita hanya makhluk tersesat yang buta arah dan meraung minta ditunjukkan
Lajurnya abstrak dan terlalu sulit diterjemahkan
Koridor kehidupan terllau ambigu untuk kita yang rindu rahim ibu
Kadang kita kehilangan wisma dalam sukma yang jarang bertuan
Kita lagi-lagi hanya menanti untuk perubahan instan
Kita hanya berusaha secukupnya
Kita hanya sekumpulan naif yang memohon pada semesta agar masa depan milik kita
Lantas, apa yang kita lakukan?
Kita hanya hidup dalam kekosongan dan sulit berhenti untuk mencari identitas serta eksistensi
Setiap malam kita tenggelam dalamm kelam
Surabaya, 22 Mei 2024
Mungkin, kita mudah digantikan untuk sebagian orang
Mungkin, kita terlalu berlebihan untuk memohon seseorang tinggal
Mungkin, kita perlu diyakini di segala kondisi dan jaminan bahwa kita akan selalu menjadi pilihan
Tapi, mungkin kita terlalu berekspektasi akan ada seseorang yang menahan di titik paling bawah
Tapi, mungkin kita menormalisasikan kehilangan seseorang yang kita cintai
Surabaya, 16 Juli 2024
Nanti, aku dan kamu menjadi kita
Nanti, telfonan pagi menjadi kecupan untuk menyambut hari
Nanti, kata berangkat menjadi satu tempat yang dekat
Nanti, debar akan menjadi radar nalar
Nanti, kita sarapan bersama bercerita menunggu waktu kerja
Nanti, kita makan malam bersama berpeluk mesra dari ramainya dunia
Nanti, akhir pekan menjadi petualang sederhana yang kita damba
Nanti, 5 tahun atau lebih hubungan kita dipenuhi oleh kasih selamanya
Malang, 13 Oktober 2023
Kamu adalah aksara yang ingin aku tulis
Kamu adalah model yang ingin aku tangkap dalam lensa kamera dan netra
Kamu adalah melodi yang ingin aku gemakan
Kamu adalah segala referensi rasa yang akan terus kugunakan untuk meromantisasi hidup yang dikapitalisasi oleh ambisi
Terlepas dari statusnya, untuk Tuhan terimakasih sudah menciptakan kreasi yang akan kukagumi di sepertiga dini hari
Maaf, aku berangan pada kreasi yang mustahil eksis di sisi
Maaf, aku jatuh lagi pada sosok yang aku ciptakan dalam ilusi
Karawang, 15 Mei 2025
“Satu batang lagi, abis itu kita pulang.”
Obrolan mimpi, ideologi, dan bagaimana hewan laut berkomunikasi berhenti seketika
Teh rosela tandas dan kopi arang tersisa ampas dengan ketertikatan retina yang enggan lepas memprediksi kapan semua ujian acak tutas
Keraguan terbang tinggi dengan hakim ekspektasi memenuhi batas
Mungkin, cita-citanya sederhna, ingin menua bersama
Namun, bagaimana jika untuk sendiri saja masih penuh tanya?
Bagaimana jika tujuan kita berbeda?
Bagaimana jika kita berdua hanya saling menunda untuk mempersiapkan hari terakhir yang siap merampas kewarasan?
Surabaya, 13 Juli 2024
Perempuan yang suka sepeda dan musik, suka kopi tapi punya gerd, dan bermimpi peradaban lebih baik setiap harinya walaupun pemerintah selalu bikin cemas.
Bareng-bareng kita berkarya dan saling berbagi info nongkrong di grup whatsap kami.