Gelagat Preman Kota
dunia rabun mengenali kami
para tualang berstatus preman kota
wajah sangar, seringai mengulas senyuman
bikin mangsa gentar tubuh gemetar
kami sematkan giwang, cetak tato di badan
ikon pembeda siapa kawan mana lawan
kutahu dari teman parlente,
tangan kanan juragan judi online,
merangkap keamanan kedai-kedai kopi
katanya, kami korban kemiskinan struktural
tenggelam di gemuruh riuh peta urban
kehilangan jatidiri, moral, dan kearifan
kataku, kita terlanjur dicap sampah kota
pantang cengeng, pantang menyerah
kutahu dari pengalaman
memang kejahatan menguntit kesempatan
karena itu kita bikin berbagai modus halus
hingga terbuka jalan mulus
saat yang tepat memulai pemalakan
sabar mengendus kebiasaan calon korban
setiap beraksi kuhias rantai saku celana
kadang necis berdasi samarkan penampilan
menyelip obeng atau pisau di balik baju
siap memburu target rejeki
tak khawatir suatu saat tertangkap
atau terpaksa ditembak mati
tak jera mengulang penipuan, perampokan
lupakan mimpi keadilan apalagi keselamatan
abaikan ancaman aparat penghulu negeri
hindari ceracau kyai mukti
bisukan giur cerita kasiat bulan suci
ini perjuangan ataukah pengkhianatan
apapun kutempuh demi mata pencaharian
kurasa hidup hanya bersenang-senang
jangan kalian tanya berapa banyak uang dibakar
berapa sisa rupiah kukirim ke kampung
di mana anak-istri tinggal tak teratur
merana terlunta di lereng gunung kapur
AKUNDAstudio, 15 April 2023
Preman Ikut Berpuasa
tak terasa bulan puasa menyapa
menawarkan pesona seribu bulan
bagi orang-orang yang percaya
tapi kami tentu kecewa
warung tempat kami biasa bercanda
ditutup sejak matahari sinari beranda
akan kembali melayani pelanggan
menjelang senja dikawal teja jingga
kawan berpeci putih berbagi menghibur
perbincangan malam menyoal ahli kubur
bercerita kalem jelujuri hidup mertanggung
petuahnya tak terkesan menyinggung
tanpa gaya pidato tokoh macan panggung
entah mengapa kami jadi tergerak
ikut makan sebelum muadzin menyalak
terhidang lauk-pauk menu sahur
kuah sayur-mayur lezat berbaur
kawan berpeci putih mengajak jumpa
sore berkumpul tak seperti biasa
pemilik warung menyedia es campur
kami berbuka teh manis hangat segar
suasana hari dan malam Ramadhan
serasa berbeda dari bulan-bulan sebelumnya
kami pun mulai suka bersarung
rela meletak beberapa senjata bertarung
AKUNDAstudio, 16 April 2023
Preman Berharap
sejenak istirahat beberapa malam
membuat cemasku sedikit mereda
kucoba melepas berat beban melegam
bekas bergumul di pasar pertaruhan
arena berkubang jual-beli segala cara
sisa malam saat-saat berdiam
kuhanyutkan perasaan bersalah ke langit kelam
air-mata membasah berpacu gelisah
khawatir belati-Mu kelak merajam-rajam
kuhantar doa-doa menyingkap gelap
ketika bintang-bintang kehilangan kerlap
di usiaku semakin jauhi senja lelap
lewat tengadah tangan dan mata hati
berharap sekelumit rasa bahagia sejati
: Kekasih-ku … ampuni kami
AKUNDAstudio, 16 April 2023