Dear Bang Ojol: “Please, Aku Juga Punya Batas Sabar, Bang!”

Entah kenapa hari ini begitu melelahkan. Kasur tampak seperti permadani surga yang dilapisi kain sutra. Ah, begitu empuknya. Namun sayangnya, segala khayalan yang muncul lenyap seketika karena bunyi perutku terdengar seperti meja yang digeser. Badanku rasanya seperti diinjak seekor gajah. Aku tak bisa bergerak sama sekali. Hm lebay sih. Tapi ada lagi yang lebih lebay dariku: dia yang lagi berusaha membujuk pacarnya yang ngambek. Seperti biasa, pacarnya ngambek lagi dan ngambek terus. Ah ya sudah, lah. DL dan hanya bisa bilang sabar ea kawanzzz!

Seperti Mario Teguh, aku memberikan berbagai kalimat motivasi ‘tuk tenangkan dirinya. Usahaku sepertinya gagal. Ia tetap saja cemberut. Hanya ada satu cara untuk mengatasi permasalahannya, yaitu makan. Aku mengajaknya pergi makan ke luar, setidaknya dengan keluar dari kamar kos, dia akan merasa lebih tenang. Sayangnya, ia tak mau. Ya, mau gimana lagi?! Aku pun juga malas jika pergi sendirian.

Akhirnya kami memutuskan untuk memesan makanan di aplikasi ojek online. Hampir satu minggu ini aku selalu menggunakan jasa ojek online untuk memesan makanan. Selain karena malas, ini semua disebabkan oleh cuaca Padang yang panas minta ampun di siang hari dan terkadang hujan di malam harinya (sungguh banyak sekali alasan si penulis ini) 🙁

Nah! Selama seminggu ini, ada beberapa hal yang membuatku kesel ke driver ojek online. Saking keselnya, aku pun nyeletuk,

”Ya, kalo kek gini nggak usah kerja aja! Bikin orang kesal saja”

dan tentu za masih banyak lagi sumpah serapahku yang alhamdulilah masih lulus sensor. Meskipun editor sepertinya suka sekali meloloskan kata kasar tapi ya udah jangan ikutan:( Hihi.

Kawan-kawan! Kalian mau tahu tidak, apa saja perbuatan mereka yang membuatku kesal? Nah, duduk! Duduk! Duduk! Haha. Sepertinya kawan-kawan juga pernah merasakannya atau jangan-jangan baru aja mengalaminya? Banyak-banyakin sabar ya.

Driver Mengeluh karena Telat Ambil Pesanan

Aku bukan superhero yang memiliki kemampuan lari secepat kilat. Kamu pun begitu, kan? Jadi aku perlu waktu untuk sampai ke gerbang kos. Memang benar, sifat sabar itu wajib ada pada diri kita. Ini tidak berlaku pada driver ojek online yang akan kuceritakan ini. Memang, awalnya biasa saja. Ia menelponku ramah dan aku pun mengonfirmasi akan segera ke luar.

Namun, gak mungkin dong aku menjumpainya dengan bertelanjang dada? Maka, aku kenakan pakaianku dulu. Mungkin tidak sampai 5 menit. Pada saat aku berpakaian itu, ia berulang kali menelponku dan mengirimkan pesan. Dalam hatiku,

“Sepertinya beliau pen berak! Buru-buru sekali!”

Akhirnya aku biarkan saja bunyi dering handphone-ku dan aku turun menemuinya. Sesampainya di gerbang, tepat di hadapannya: ia langsung ngoceh menyalahkanku dengan ngomong,

“Karena abang, waktuku banyak terbuang!”

Waduh, sudah jauh jam terbang abang ini keknya. Aku hanya merespons perkataannya itu dengan minta maaf saja, kemudian membiarkannya pergi.

Driver Marah Karena Memberikan Uang yang Tidak Pas

Benar sih, sebaiknya pengguna jasa aplikasi ojek online sebaiknya mempersiapkan uang pas sebelum bertransaksi, sehingga driver ojek online tidak perlu mencari uang kembalian. Kemudian lebih baik lagi jika menggunakan transaksi non tunai langsung di aplikasi. Lagi-lagi aku selalu saja apes, hadeh!

Sebenarnya aku malas menghadapi hal ini: uang kembalian. Abang driver selalu memintaku untuk berikan uang pas saja, tapi uangku hanya sisa segini di dompet. Kebetulan selembaran Rp100.000.

”Sama sekali tak ada uang kembalian bang? Receh gitu?!” begitu katanya

Palam hatiku rasanya tak mungkin ia tak ada uang receh, lagian kalau aku punya uang pas pun tentu saja bakal kuberikan.

Oke, baiklah. Aku berusaha untuk berbaik sangka padanya. Namun, ia tetap teguh dengan perkataannya dan tetap menyuruhku mencari uang pas. Tidak ada angin dan hujan, tiba-tiba saja dia nyeletuk,

“Abang bikin ribet diriku saja!” Waduh! Aku pun kaget dong. Lalu menawarkan untuk transaksi via eMoney saja dengannya. Yap! Saranku tetap saja ditolak. Setelah perdebatan cukup alot tersebut, akhirnya ia mau untuk bertransaksi via eMoney. Ealah, Bang!

Tiba-Tiba Driver Minta Cancel karena Hujan

Namanya juga hujan kan ya? Kita tidak tahu kapan ia akan turun. Seperti hari itu, jika dilihat-lihat langit tampak cerah dan tidak ada tanda-tanda bakal turun hujan, karena lapar akhirnya aku memutuskan untuk memesan makanan via aplikasi ojek online kembali, namun tak berselang beberapa lama tiba-tiba saja hujan turun begitu derasnya. Bagaimana selanjutnya?

Singkat cerita, pesananku sudah di tangan driver. Aku kasihan sebenarnya jika driver menempuh hujan untuk mengantar pesananku, tapi ya itu sudah resiko pekerjaan bukan? dan sesampainya ia di kosku; aku sudah berencana untuk ngasih beliau tip, walaupun tak seberapa,setidaknya ini tanda terima kasihku.

Teng! Aku mendapatkan pesan dari driver tersebut, aku pun sangat kaget; bisa-bisanya ia menyuruhku untuk menjemput pesananku ke posisi ia sekarang, kalau dekat dari kosku mungkin aku tidak masalah, tapi ini jika dilihat di Google Maps jaraknya hampir 4 KM. Ah! Agak laen driver satu ini!

Sungguh sudah di luar nalar! Kawan-kawan, pasti tujuan kita menggunakan jasa ojek online adalah untuk memudahkan kita bukan? Kalo kek gini ya mending aku langsung beli ke kedainya saja. Biarlah aku kuyup akibat hujan daripada emosi menanggapi driver satu ini.

“Rizi, sabar…,” kataku ke diri sendiri.

Kemudian, aku berpesan kepada beliau untuk menunggu hujan reda saja terlebih dahulu. Nah, aku kurang baik apalagi coba? Tahu nggak, dia balas apa? Dia minta aku cancel pesanan dong! Piistigfareun, kan! Ya mana bisa? Aku sudah lapar juga! Dia kerja untuk makan, aku lapar untuk rezekinya juga. Kesal sekali sumpah!

Sudahlah! Aku capek berdebat. Akhirnya malam itu aku tak jadi makan. Kawanku memberi saran padaku untuk memesan kembali, tetapi aku takut menjumpai driver dengan tingkah laku yang sama seperti tadi.

Driver Ketiduran

Nah, kalo ini aku pun bingung. Aku juga yang salah kayaknya memesan makanan pukul 2 pagi. Tapi ya, mau gimana lagi ya? Namanya juga lapar. Aku awalnya cukup pesimis bakalan dapat driver pukul segitu, ternyata prasangkaku salah besar. Singkat cerita, pesananku dijemput oleh seorang driver dan diantar ke kosanku. Tapi beliau sangat lama sekali sampainya, jika dilihat di aplikasi; ia berhenti. Otakku sudah ke mana-mana, perasaan kesal sudah memenuhi dada, sepertinya sebentar lagi api bakalan keluar dari mulutku. Haha.

Akhirnya ia sampai di depan gerbang kosanku setelah aku menunggu hampir satu jam. Aku segera bergegas menemuinya karena perutku sudah sangat lapar.

“Maaf Bang, aku ketiduran!” kata driver ojek online ini padaku.

Sungguh! Aku jadi merasa tidak enak padanya. Antara tidak enak padanya dan sebel karena telah menunggu lama. Pertanyaanku, kenapa tidak dimatikan saja aplikasinya? Huhu.

Sudah hampir setengah jam aku terpaku, scrolling aplikasi ojek online dan masih bingung mau pesan makanan apa. Ketika aku bertanya mau makan apa pada kawanku jawabnya “terserah”

Apa ya? Akhirnya aku kehilangan arah.

“Sepertinya ayam geprek enak nih?” katanya spontan.

Kalau begini, kita tidak perlu memesan di aplikasi ojek online, di dekat kosanku juga ada dan karena cacing di perutku sudah seperti kombatan di aksi demo, akhirnya kami memutuskan untuk beli langsung saja.

Jangan telat makan ya teman-teman! Ingat asam lambung kamu!

Mahasiswa akhir Sastra Indonesia di satu universitas swasta di Kota Padang.

2 thoughts on “Dear Bang Ojol: “Please, Aku Juga Punya Batas Sabar, Bang!”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Yuk Berkawan

Bareng-bareng kita berkarya dan saling berbagi info nongkrong di grup whatsap kami.

Promo Gack dulu, dech Ayooo Berangkat!