Minpang mendengar kata khodam pertama kali ketika video Lucinta Luna dengan suara paraunya viral di media sosial. Sekitar tahun 2021 kalau gak salah. Ya, mohon dimaklumi sebab Minpang gak dekat dengan konsep-konsep supranatural gitu. Jangankan supranatural, doa qunut aja gak hapal atau sebut aja lah bukan ahli ibadah, bahkan kadang bisa jadi ragu juga dengan ketuhanan. Dengan kata lain, Minpang gak se-circle sama ahli surga. Menangys. HMI sama PMII aja Minpang gak tahu apa bedanya.
Ngomongin khodam, indigo, dan hal-hal supranatural mungkin bakal jadi panjang. Dulu, kira-kira gak lama setelah program Termehek-mehek Mandala dan Cici Panda sudah gak tayang lagi, muncullah program Indigo. Ya sejenis reality show kacangan yang bahas kehidupan anak indigo, lah. Selebihnya Minpang gak tahu reality show itu bertahan lama atau enggak.
Tapi mayoritas orang akan menunjukkan antusiasmenya saat dibilang,
“Kamu habis dari mana emang? ada yang ngikut tuh, nempel tuh di pundakmu.” daripada “Ototmu tegang tuh perlu dipijat.” ketika kita mengeluh setelah sakit punggung berhari-hari.
Minpang juga masih ingat ketika pertandingan bola dan Indonesia VS Vietnam kalah beberapa tahun lalu, dan Vietnam disinyalir pakai jasa dukun untuk ngalahin Indonesia.
Untuk sebagian kalangan, cek khodam ini mungkin cuma sekadar hiburan tapi untuk sebagian yang lain bisa jadi ini sesuatu yang “berarti” sebagaimana orang kaya yang menghabiskan sedikit uangnya untuk main slot, dan orang miskin sisanya mempertaruhkan seluruh hidupnya di hadapan Zeus. Fenomena cek khodam mungkin akan sama dengan kegoblokan kita yang lain terhadap love meter, pendeteksi kematian, atau kuis-kuis sejenis yang ramalannya emang buat lucu-lucuan tapi kadang juga masih dipercaya.
Hasil PISA 2023 menunjukkan bahwa Indonesia hanya berada di urutan ke-enampuluh sekian. Itu artinya, dalam ilmu matematika, kemampuan membaca, dan sains, kita berada sangat jauh diantara negara yang lain. Terlepas dari organisasi manapun yang ngide bikin-bikin ranking PISA, kelemahan sistem pendidikan Indonesia tercerminkan, kok.
Orang yang “sedikit” saja “merasa” dirinya lebih pintar di negeri ini akan jadi golongan rendahan seperti dukun cabul, ustaz pedofil, orang yang mengaku juru selamat tapi memerkosa, senior skena yang bertingkah seenaknya sekaligus pelaku KS, ketua organisasi under Pemkab yang diam-diam predator, dan paranormal pengganda uang.
Yang “sedikit” merasa jauh lebih pintar dari golongan yang tadi akan menjelma tukang tilang, ormas tukang pukul, tukang vlog yang suka nge-prank ke instansi tukang tilang tadi.
Dan bukankah presiden terpilih kita membuktikan bahwa masyarakat kita lebih mudah menerima gimik, drama perceraian karena jabatan mertua-menantu, dan air mata di panggung debat yang diedit pake lagu sedih di Tiktok ketimbang menerima fakta bahwa terjadi pelanggaran HAM tahun 1998? Apa karena presiden terpilih kita khodamnya adalah Gibran? wkwk. Sumpah ini mah gambar dari sini
Iya, Minpang tahu ada yang dinamakan Om Hao, ilmu astrologi, zodiak, shio, dan feng shui. Tapi khodam live buat dibawa serius? Minpang gak tahu akan berhasil atau apa, lah. Tapi kalau memang kekuatan orang-orang yang bisa melihat hal-hal supranatural dan kekuatan segitu dahsyatnya, Minpang yakin polisi tidak akan lagi dibutuhkan. Semua kasus pembunuhan, korupsi, HAM, sudah pasti dengan mudah dipecahkan.
Secara sadar mungkin kita tau Frilly cuma hiburan, Jurnal Risa juga, Sarah Demian juga. Tapi kita akan merasa lebih nyaman aja bersandar sama hal-hal yang memang “tidak tersentuh”.
Ya untuk hiburan tentu saja ini seru dan time killer yang lucu. Tapi kalau untuk diseriusin kayaknya enggak, deh.
Cek khodam live? Ayolah. Kita bukan mahasiswa Hogwarts. Lagian, kita kan gak lagi dikejar dementor dan harus ngeluarin patronus kita, kan?