Puisi

Puisi-puisi dari Para Penyimpang, dikurasi oleh kami untuk mewakili apa yang menurut kami, NYIMPANG BANGET. Alias ori dan dekat dengan “Semangat Zaman” ini.

Di sinilah Para Penyimpang menjadikan puisi jadi tempat pelarian, perlawanan, atau sekadar main-main rasa. Baca, atau ikutlah mencatat bersama kami.

The First Murder

The Bitten Apple   there was An Apple. on A Man’s dining table A Man plucked it from a tree in front of his house. He fell in love with the color of its skin. refreshing and teasing.   but He was full and left The Apple on the table when He drove to hang […]

Bias Kenangan

Kehilangan Pada gelisah yang basahdan rindu yang mengeringaromamu beriramabisikmu membekaskecupmu menancap di sanubarikasih, betapa indahnya kisah Kitamelewati malam-malam yang rembulanmenikmati setiap pagi yang embunmenjelajahi siang sampai ke titiknya yang paling sunyiyang redup redamsayang, tapi kamu tak bisa lagi kutemui Merindukan Saat bimbang datangada luka yang terbukaada hasrat yang menyayat hatiada bunyi yang terpatriyang teringat namun […]

Sajak Pegiat Literasi Purwakarta

1 Melihat WS Rendra menulis puisi yang diapresiasi seluruh pegiat literasi di dunia ini yang membuat bumi menangis yang membuat langit meringis “Mengapa kalian membacakannya di tempat yang remang-remang? Tidak di Gedung Yudistira?” Melihat WS Rendra menulis puisi dan dikagumi seluruh pegiat literasi namun bumi merasa malu dan langit tersipu “Mengapa kalian tak membacakannya di […]

Pernikahan dan Puisi-Puisi Lainnya

PERNIKAHAN pada desir angin yang kesekian, kauberjanji datang meski gemuruh datangdan guruh-hujan merintang jalan kau tentu pernah mengingat hujan itu ketika kita duduk di tepi danauberandai-andai jika kelak menjadi pasangansuami-istri. nyatanya kandas dan ditentangorangtua kita, bukan? aku tak keberatan kau datang, walauyakin kau akan terluka dan sakit hati. bahkansaat kau membaca kiriman undanganku, kan? sebenarnya […]

Perjalanan Rindu

Kemanakah aku harus mengaduMenciptakan jalan menuju rinduJalan yang buntu di persimpangan waktu Ataukah aku harus meniti kenanganDi antara sembab luka yang tersiratPada sebatang puisi paling hakiki Barangkali perjalanan itu benar-benar buntuDalam penantian menapaki jejak rinduLalu berliku menuju gubuk gerhanamu Kemanakah aku harus mengaduKe matamu ataukah pada hatimuYang selalu menyusun menara di jantungku

Senja dan Puisiku Tercipta Untukmu

Lembayung senja percaya diri meronaMengungkap diamku yang terjebak pada puisiBait demi bait menjadi gundukan aksara yang berantakanMenjadikan aku pujangga gagal Kertas usang kurangkai menjadi tumpukanKemudian bersama puisiku tersusun menjadi sebuah bukuKutulis berulang acap kali senja berakhir menyapa rembulan Meski dengan rima yang masih berantakanPuisiku hendak melahirkan romansaDengan diksi-diksi yang akan dirindukanNamun tersisih pada senja yang […]

Rima

Harus Mendayu-dayu Menulis harus mendayu-dayuSupaya lakuSeperti bernyanyiTulisanmu harus beriramaSaat kau terlukaSaat kecewaAtau kau sedang marahAtau riang gembira bahagiaKau mesti menyetel kalimat yang berterbangan di atas kepalamu itu supaya merdusampai mendayu-dayuuntuk kemudian kau dapat menuliskannya.“Jangan asal menulis”, itu katamuTapi ini kisahku:Pada wajahnya yang samarPada hati ini yang berdebar-debaryang membuat kaki gemetarPikiranku hinggap di perasaan yang patahMelihat […]

Waktu yang Mengubahnya

Rona senja yang memerah, menghiasi sore yang indahBias cahayanya menembus awan berjajar di sanaBagaikan pilar-pilar langit yang tersusun rapi nan megah Membuatku sejenak terdiam, tertegun melihat sketsa langit yang luar biasa indahnyaDalam hati terbesit kata, sungguh besar kuasanyaHingga mampu menciptakan dunia ini seindah nirwana Sayup-sayup terdengar debur ombak berkejaranSeolah ingin meneriakan sesuatu padakuAku mencoba menerkanya, […]

More posts
Yuk Berkawan

Bareng-bareng kita berkarya dan saling berbagi info nongkrong di grup whatsap kami.

Promo Gack dulu, dech Ayooo Berangkat!