Puisi

Puisi-puisi dari Para Penyimpang, dikurasi oleh kami untuk mewakili apa yang menurut kami, NYIMPANG BANGET. Alias ori dan dekat dengan “Semangat Zaman” ini.

Di sinilah Para Penyimpang menjadikan puisi jadi tempat pelarian, perlawanan, atau sekadar main-main rasa. Baca, atau ikutlah mencatat bersama kami.

Pertanyaan buat Guru Honorer

Abdul Malik Sopyan menggambarkan derita komunikasi modern yang melelahkan, ketimpangan buruh perempuan dalam pusaran kapitalisme, dan kegelisahan guru honorer yang terjebak dalam kemiskinan serta ruang kelas yang kehilangan semangat.

Sebaris Senja

Puisi-puisi Lalik Kongkar menyoroti keindahan yang berlalu, kritik sosial, dan kepedihan akan kehilangan serta kerinduan yang mendalam.

Mirrors and Echoes

Hamzah's poetry intertwines themes of power, betrayal, justice, and self-reflection through narratives of cursed heroes, legal paradoxes, personal failures, and introspective echoes.

Di Sudut Sinjai

Puisi-puisi Rifqi dalam "Di Sudut Sinjai" mengalirkan refleksi mendalam tentang cinta, kehidupan, teknologi, dan keheningan jiwa, menampilkan sensitivitas yang penuh makna.

Senja yang Pernah Aku Rindu

Kumpulan puisi "Senja yang Pernah Aku Rindu" karya Rian Ferdianto adalah refleksi mendalam tentang kerinduan, kehidupan manusia, dan keadilan yang terpinggirkan.

Espresso Tengah Malam

Kumpulan puisi ini menyuarakan ironi kekuasaan, pergulatan kerja di malam sunyi, dan kegelisahan jiwa yang terus mencari arah di tengah absurditas kehidupan.

Rintihan Jiwa yang Terkurung

Di Balik Tubuh yang Berat Di bawah beban tubuh yang tak ringan Ada jiwa yang merintih, pelan tapi pasti Langkahnya berat, napasnya terengah Namun semangatnya tak pernah menyerah Mata-mata menilai, mulut-mulut mencemooh Setiap pandangan menjadi duri, setiap kata menjadi pisau Namun di dalam dadanya, ada tekad yang berapi Melawan dunia yang tak henti-henti menghakimi Di […]