3 Puisi Rudy Aliruda tentang Puisi
Menyimpan luka, bertarung sunyi, lalu memeluk senyap.
Puisi-puisi dari Para Penyimpang, dikurasi oleh kami untuk mewakili apa yang menurut kami, NYIMPANG BANGET. Alias ori dan dekat dengan “Semangat Zaman” ini.
Di sinilah Para Penyimpang menjadikan puisi jadi tempat pelarian, perlawanan, atau sekadar main-main rasa. Baca, atau ikutlah mencatat bersama kami.
Menyimpan luka, bertarung sunyi, lalu memeluk senyap.
Cinta, mati, dan pencarian makna dalam sunyi jiwa.
Potongan-potongan kenangan absurd, manis, dan intim—tentang cinta, kebebasan, dan hal-hal kecil yang bikin hidup terasa lebih seru.
Terdapat pergulatan batin manusia dalam menghadapi kehidupan, membawa pembaca menyusuri lapisan emosi yang dalam, dan refleksi yang menggugah.
Ketika kegelapan bangkit, ngeri pun menelan tanpa ampun.
Kelelahan ibu yang ditelan kerja dan insomnia, kelaparan di tengah malam yang membangkitkan kenangan, serta pertemuan pahit dengan memori lama yang tak kunjung pudar.
Sebuah penggambaran tentang kehilangan, kerinduan, dan pengorbanan dalam cinta serta kehidupan.
Abdul Malik Sopyan menggambarkan derita komunikasi modern yang melelahkan, ketimpangan buruh perempuan dalam pusaran kapitalisme, dan kegelisahan guru honorer yang terjebak dalam kemiskinan serta ruang kelas yang kehilangan semangat.
Kesunyian dalam perjalanan pulang, keterasingan dalam rutinitas, dan kegelisahan yang merampas istirahat.
Bareng-bareng kita berkarya dan saling berbagi info nongkrong di grup whatsap kami.