Karya

Bagaimana membaca “semangat zaman” kiwari?

Tentu saja melalui isi kepala dan keresahan dibentuk menjadi karya-karya seni. Di sinilah Para Penyimpang mendokumentasikan seanagt-zaman mereka.

Entah itu tulisan, visual, audio, atau bentuk-bentuk lain yang belum punya nama. Di sini kami berkarya tanpa banyak aturan—asal jujur, berdaya, dan bikin mikir (atau minimal bikin senyum sendiri).

Mirrors and Echoes

Hamzah's poetry intertwines themes of power, betrayal, justice, and self-reflection through narratives of cursed heroes, legal paradoxes, personal failures, and introspective echoes.

Di Sudut Sinjai

Puisi-puisi Rifqi dalam "Di Sudut Sinjai" mengalirkan refleksi mendalam tentang cinta, kehidupan, teknologi, dan keheningan jiwa, menampilkan sensitivitas yang penuh makna.

Senja yang Pernah Aku Rindu

Kumpulan puisi "Senja yang Pernah Aku Rindu" karya Rian Ferdianto adalah refleksi mendalam tentang kerinduan, kehidupan manusia, dan keadilan yang terpinggirkan.

Tiga Menitan, Dua Dentuman, Satu Pelukan

Dentuman misterius dari arah Jatiluhur memecah suasana di kafe Kilas Balik, memadamkan listrik, dan memutus sinyal. Sambil menyalakan rokok kedua, Nik mencoba merangkai logika ledakan, sementara Jon tetap sibuk meracik kopi dalam gelap.

Patung Badak

Patung Badak karya Fajar Maritim mengisahkan Muit, pemuda yang bergulat dengan kekecewaan cinta di Taman Sri Baduga. Melalui perjalanan emosional yang dibalut humor, cerita ini menggambarkan perjuangan menghadapi kegagalan dan menemukan makna baru dalam hidup.

Espresso Tengah Malam

Kumpulan puisi ini menyuarakan ironi kekuasaan, pergulatan kerja di malam sunyi, dan kegelisahan jiwa yang terus mencari arah di tengah absurditas kehidupan.