Karya

Bagaimana membaca “semangat zaman” kiwari?

Tentu saja melalui isi kepala dan keresahan dibentuk menjadi karya-karya seni. Di sinilah Para Penyimpang mendokumentasikan seanagt-zaman mereka.

Entah itu tulisan, visual, audio, atau bentuk-bentuk lain yang belum punya nama. Di sini kami berkarya tanpa banyak aturan—asal jujur, berdaya, dan bikin mikir (atau minimal bikin senyum sendiri).

Pertanyaan buat Guru Honorer

Abdul Malik Sopyan menggambarkan derita komunikasi modern yang melelahkan, ketimpangan buruh perempuan dalam pusaran kapitalisme, dan kegelisahan guru honorer yang terjebak dalam kemiskinan serta ruang kelas yang kehilangan semangat.

Valentine

Seorang lelaki yang larut dalam kesedihan dan kejengkelan di hari Valentine, merenungkan kenangan pahit tentang mantan kekasihnya di tengah hujan Karawang yang murung.

Menulis Obituari

Seorang anak membayangkan ayahnya yang masih hidup dan sehat, namun sudah mempersiapkan obituari yang penuh dengan kenangan pahit dan manis.

Sebaris Senja

Puisi-puisi Lalik Kongkar menyoroti keindahan yang berlalu, kritik sosial, dan kepedihan akan kehilangan serta kerinduan yang mendalam.

Maka, Selamat Tinggal

Cerpen ini menggambarkan perpisahan yang perih, di mana cinta yang pendek dan kenangan yang panjang menyisakan harapan akan kebetulan yang tak pernah usai.

Mirrors and Echoes

Hamzah's poetry intertwines themes of power, betrayal, justice, and self-reflection through narratives of cursed heroes, legal paradoxes, personal failures, and introspective echoes.

Di Sudut Sinjai

Puisi-puisi Rifqi dalam "Di Sudut Sinjai" mengalirkan refleksi mendalam tentang cinta, kehidupan, teknologi, dan keheningan jiwa, menampilkan sensitivitas yang penuh makna.

More posts
Yuk Berkawan

Bareng-bareng kita berkarya dan saling berbagi info nongkrong di grup whatsap kami.

Promo Gack dulu, dech Ayooo Berangkat!