Karya

Bagaimana membaca “semangat zaman” kiwari?

Tentu saja melalui isi kepala dan keresahan dibentuk menjadi karya-karya seni. Di sinilah Para Penyimpang mendokumentasikan seanagt-zaman mereka.

Entah itu tulisan, visual, audio, atau bentuk-bentuk lain yang belum punya nama. Di sini kami berkarya tanpa banyak aturan—asal jujur, berdaya, dan bikin mikir (atau minimal bikin senyum sendiri).

Pangeran Kecil

Membuatnya seolah mengenal bahasa bintang dan bahasa pasir. Paling terik hanya sejengkal ini hanya monolog bintang mati.

Seekor Burung di Udara

Hatiku gelisah, kengerian maut telah menimpa aku. Aku dirundung takut dan gentar, perasaan seram meliputi aku. Pikirku: ”Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang, bahkan aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun. Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai.”Mazmur 55: 6-9.

Sore dan Rafika Duri

Pagi, Bagaimana? Lampu kota mengerdip di balik kacaSungai cahaya mengalir deras dari balik kacamataKesepian para sopirPemandangan umum seperti menelan sarapan pagi. Homo Jakartensis mengantri pengetahuanDi balik catatan Khalil GibranArus ekonomi si Budi seperti membeli mi instan di warung kaki lima. Atau berjejal mengantre sop ayam dan membicarakan pembangunan kota.Pemandangan purba dari ruang patriarki kita. Jalanan […]

Kota Taring

Kutang penyair ibukota melulu menghujani alam dengan interupsi yang singkat

Suara Cicak dari Timur Jauh

  Suara Cicak dari Timur Jauh   Apa yang berharga di laut tak bernama Bau berbiji lada, manisan buah pala? Hal-hal apa yang penting? Mimpi-mimpi para tekukur berlayar dalam sejarah terbakar? Serta nafsu kemarau dalam bubuk mesiu di palka perahu;   Atau noktah di laut lepas dan moncong senjata yang meregang di jantung hidungmu? Atau […]

Indonesia Full Senyum

Adalah Nama yang Diberikan Ibu pada Anaknya Indonesia adalah nama yang diberikan Ibu kepada anaknyayang kini telah menjadi dewasasetelah menikmati masa kecil bersama raja-raja yang luhursetelah melewati masa remaja bersama para penjajah yang rendahanIa menggeliat, kuatmenjadi dirinya sendiri Indonesia telah tumbuh dewasaIa pengasih kepada semuapenyayang tanpa dendampenyabar terhadap orang-orang jahiltetap bersyukur di antara orang-orang tamak […]

Menyusun Batu dan Bulu

Di sebelah barat antara tenggelam dan hilang. Semburat jingga melesap bersama senja. Aku duduk mempelajari keramaian bersama Cakra.  Ia terus menikmati hisapan rokok dan bongkah asapnya. Ditemani kopi, buku, dan kita. Orang-orang berjejalan pada kesepahaman dan ketidak sepahaman. Baku hantam, umpat, benci, caci maki, bunuh, dan terus melukai. Ruang bahagia terhimpit duka cita. Tawa-tawa hingga […]

Lekas Sembuh Manusia Bumiku: Limbung

Aku membangun perpustakaan di hatiku. Kutata buku pada rak. Satu per satu kurapihkan. Ada yang usang, ada juga yang warnanya menguning. Buku itu bak kehabisan nafas semakin lama-semakin tua ditindas oleh waktu. Mataku nyalang memandang satu buku. “Jika buku seperti manusia, ia akan mengarsipkan peristiwa yang telah terjadi. Seseorang yang pernah singgah, ia yang punya […]

Malam Merindu

Malam Merindu Rindu hadirmu kujumpai dalam bayangan Yang selalu kau hembuskan pada semilirnya angin malam Kidung nyanyian jiwa pun hanyut Bersama perasaan yang semakin meramu kekuatan rindu Bisik mesra kau labuhkan pada kekuatan sang malam Yang semakin sempurna aku dapatkan bersama mimpi-mimpi saat lena menjemput lelahku   Di serambi sunyi aku merindu akan arti sebuah […]