Karya

Bagaimana membaca “semangat zaman” kiwari?

Tentu saja melalui isi kepala dan keresahan dibentuk menjadi karya-karya seni. Di sinilah Para Penyimpang mendokumentasikan seanagt-zaman mereka.

Entah itu tulisan, visual, audio, atau bentuk-bentuk lain yang belum punya nama. Di sini kami berkarya tanpa banyak aturan—asal jujur, berdaya, dan bikin mikir (atau minimal bikin senyum sendiri).

Patah Hati Pertama

Saat main ke apartemen Lika, ia bertanya kapan patah hati pertamaku. “Ayo ceritakan,” katanya sambil menarik tanganku. Ia hendak memotong kuku-kuku tanganku. Begitulah ia jika sedang kesepian, ia akan bilang, “Aku sedang ingin memotong kuku orang, nih.” “Catut kuku ini mereknya Kenko, bukan?” tanyaku. Ia membalik-balik benda itu sekejap, lalu menunjukkan tulisan Made in China […]

Ada Molotov di Kepalaku

Oh mother, I can feel the soil falling over my headAn as I climb into an empty bedOh, well enough said I know it’s over still I clingI don’t know where else I can go Oh… I Know It’s Over – The Smiths The Smiths mengalun saat motorku melaju dengan kecepatan setara kambing berlari. Malam […]

Twin Flame

Perdana membahas rencana pelaksanaan proyek pemerintah. Semua yang hadir berjumlah sembilan orang. Mereka berkumpul di rumah Michael sebagai ketua tim. Camilan dan minuman hangat tersedia di meja. Tugas pertama mereka adalah mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan dokumen pelaksanaan proyek tersebut. Donna datang paling akhir, lima menit sebelum rapat dimulai. Dengan penampilan seadanya—tanpa makeup, memakai jaket, jeans, […]

Seni Berjalan Sempoyongan

Kau tak pernah berkelahi seumur hidupmu, tapi kini kau ingin seseorang menghajar wajahmu. Kau mengambil posisi duduk yang paling nyaman—sambil selonjoran di tengah kasur, bersandar pada bantal yang kau tegakkan di tembok. Posisi ini, menurutmu, adalah yang terbaik untuk meredam gemetar tubuhmu sejak aroma yang begitu akrab menguar dari dalam amplop dan menyentuh ujung hidungmu. […]

Senja Bulan September

  Senja Bulan September Senja mati di pelupuk matahari terbenam Jemarinya kuyu tak lagi mampu menggapai pena langit Sajak yang pernah yang ditorehkan pada bebatuan di sungai Pada pepohonan di bukit mematung di pinggir pusara Air mata anarki   Menjual diri di antara sendi di telanjang tanah duka Kulihat hujan mengetuk pintu Perginya senja menyimpan […]

Anak Bupati

Anjir kata gua. Belagu banget anak King padahal lu takut lemari dan suara nangis almarhumah jatoh dari lantai 12 kan. Yeu! Lagi demam aja lu minta anter ke toilet daripada ngeliat kunti terus pingsan kaya temen lu.

Membaca Kereta Jam 25

Tubuh menjadi ikan asin Menjadi sales, menjadi beton dan bunga Menjadi buruh, menjadi kereta api Menjadi mobil dan ringtone hp

The Boy with The Arab Strap

Kau kan hidup di pohon raksasa bersama mitos peri dan Ayahuasca juga grafik dari Petenera! Lari dalam sajak tentang gitar tanpa Dylan!

Yang Terakhir dari Bangsa Saya

Begitulah kiranya. Kami dari bangsa selain manusia kadang sempat berpikir betapa Ibu selalu pilih kasih. Ibu selalu menyayangi manusia dan kami seperti anak tiri saja tindak- tanduknya.